30 | Akhirnya bertemu

1.2K 223 23
                                    

Gerry galau berat karna sudah hampir satu minggu ini Adira seolah menjauhinya. Bahkan setiap kali Gerry pergi kerumahnya, Adira tak pernah mau menemuinya.

Saat sedang asik-asik nongkrong bareng manteman, Gerry tak sengaja melihat ke arah sebrang.

Dan rupanya disana ada...

"BANG SATYA?" teriak Gerry heboh.

"Bang Satya? Mana?" Daniel mengikuti arah pandangan Gerry.

Dan benar saja disana ada Satya yang sedang menunggu taxi dengan seorang Gadis, tepatnya di halte.

Gerry memperhatikan penampilan Satya, yang menurutnya cenderung seperti Guru dan Gadis SMA yang berada di samping Satya, jelas-jelas Gerry mengenalnya karna pernah bertemu walaupun hanya beberapa kali saja.

"GUA SAMPERIN ABANG GUA DULU!" kata Gerry terburu-buru.

"Tapi hujan woi, keujanan luntur nanti make up lu" ucap Briand

"Emang bencong. Jangan goblok bri!"

Buru-buru Gerry menancapkan gas untuk segera menghampiri Satya walaupun hujan deras mengguyur seluruh tubuhnya.

Setelah sampai halte, Gerry memarkirkan motornya di pinggiran jalan dan ia buru-buru menghampiri Satya.

Hampir saja Satya kabur, tapi Gerry berhasil menahannya.

"BANG, LU KEMANA AJA? KENAPA LU KABUR DARI RUMAH UDAH SATU BULAN LEBIH INI? MAMAH KHAWATIR BANG! AYO BALIK" Gerry menarik paksa tangan Satya.

Satya melepaskan tangan Gerry kasar, "Gua gak akan balik sebelum Papah batalin pernikahan gua sama Chelsie"

Jelita yang melihat pertengkaran itu jadi bingung sendiri. Ia baru tahu bahwa Satya kabur dari rumah karna di jodohkan dengan Kakaknya sendiri.

Ya, Chelsie adalah Kakak Perempuan Jelita, itulah sebabnya Jelita saat itu berada di kantor Satya dan bertemu dengan Gerry di parkiran.

"Kak Chelsie di jodohin sama Pak Satya?" tanya Jelita.

Seketika kedua Pria itu menatap Jelita secara bersamaan, dan seolah bertanya 'Kenapa' .

"KAK CHELSIE ITU KAKAKKU!"

Dam.

"Oh jadi lu adiknya?" tanya Satya.

"I-iya Pak Satya. Hem tapi tenang, ak-aku gak akan bilang Kak Chelsie kok kalau Pak Satya guru di sekolahku" ucap Jelita panik.

"GURU? LU JADI GURU BANG? HAHAHA. YANG BENER AJA? ADA BAKAT EMANG?" kata Gerry terkejut.

Peletak.

Satya mentoyor kepala Gerry kesal, "Lu pikir gua bego apa! Gua ini cerdas mangkannya bisa di andelin di kantor Papah. Emangnya elu, bego bin tolol!"

"Anjir kalau ngehina ke adik sendiri gak tanggung-tanggung. Jadi sekarang lu tinggal dimana bang?"

"Gua bakal kasih tahu kalau lu janji sama gua buat gak kasih tahu bokap sama nyokap!"

"Tapi bang, mamah khawatir"

"Gua udah bilang, gua bakalan balik kalau bokap sama nyokap berhenti jodohin gua sama si Chelsie!"

"Sama adiknya bang, pasti mamah sama papah seneng"

Jelita membulatkan matanya kesal, ia bahkan dengan beraninya menginjak kaki Gerry. "AKU INI MASIH SMA! AKU GAK MAU NIKAH DULU. JANGAN NGADA-NGADA YA KAMU! APALAGI PAK SATYA ITU GURU AKU DI SEKOLAH"

"Aws anj. Bisa gak usah nginjek kaki kaga? Sakit nih aw. Dasar cewek sinting, gua sumpahin lu kaga naik kelas" umpat Gerry kesal.

Saat Jelita mau membalas ucapan Gerry, Satya menahannya, "CK! UDAH WOI GILA LU BERDUA MALAH BERDEBAT! LAGIAN GUA OGAH JUGA SAMA BOCAH MACEM SI JELITA INI"

"Oh jadi lu udah tau nama aslinya bang? Ciyeh ciyeh" ledek Gerry.

Brak.

Kali ini giliran kaki sebelahnya yang Satya injak.

"ANJ! Lu berdua sama aja tolol" pekik Gerry kesal

Satya dan Jelita hanya tertawa saja melihat ekspresi Gerry yang kesakitan sekaligus bercampur kesal.

"Bang jadi dimana tempat tinggal lu? Gua boleh ikut gak? Soalnya gua juga lagi males balik kerumah"

"Males? Kenapa? Lu ada masalah sama nyokap bokap?"

"Ya pokoknya gitudeh. Nanti gua ceritain, gua janji gak akan bilang Mamah sama Papah tentang keberadaan lu kok bang"

Karna Satya melihat wajah kejujuran dari Gerry, maka ia mengangguk memeperbolehkan Gerry ikut dengannya.

🍃🍃

Gerry nampak tak percaya jika Satya tinggal di kost-kost'an sederhana. Masalahnya, Satya itu Pria yang cukup elegan dan tidka suka menempatkan diri di tempat yang sempit, apalagi berisik.

"Bang, lu gak salah ngekost disini?" tanya Gerry.

"Salah sih. Tapi gimana lagi, ya lumayan aja harganya murmer. Daripada gua tidur di kolong jembatan"

"Terus Kak Adira tau?"

"Tau. Tapi gua suruh jangan kasih tau"

"Jadi dia sering kesini?"

"Sering, bawain gua makanan, ngobrol-ngobrol sampe lupa waktu"

Anj! Pantes aja dia lupa sama gua udah seminggu ini. Jadi alesannya karna bang-sat?

"Tapi udah hampir seminggu ini dia kaga ada kabar. Ya gua juga paham sih mungkin dia sibuk sama lu, secara kan lu proitasnya"

Seketika Gerry mengernyit semakin bingung.

Jika Adira sudah hampir satu minggu ini tidak ada kabar pada Satya dan juga dirinya, artinya ada sesuatu yang Adira sembunyikan hingga Gadis itu menjauh dari keduanya.

"Lu sendiri kenapa kaga mau balik kerumah? Ada masalah apa sama mamah?" tanya Satya

"Mamah tau kalau gua sama kak Adira sering ketemu, dan punya perasaan sayang. Dia larang gua deket sama kak Adira, tapi gua gak sama sekali jauhin kak Adira. Malahan kayanya Kak Adira yang jauhin gua. Dia juga udah hampir satu minggu susah di hubungin bang"

Gerry memijit pelipisnya laun. Sungguh ia begitu frustasi dengan keadaan ini. Rasanya semua menjadi rumit.

"Mamah larang lu sama Adira? Dan sekarang Adira ngejauh? Lu goblok apa bego sih Ger? Apa dua-duanya?"

"Maksud lu apasih bang? Gua lagi puyeng gini, lu malah ledekin gua!"

"ITU ARTINYA NYOKAP NGOMONG MACEM-MACEM SAMA ADIRA ITU SEBABNYA DIA JAUHIN KITA BERDUA! GAK BERES NIH! KITA HARUS BAWA ADIRA KE HADAPAN MAMAH PAPAH, DAN LU BUKTIIN KALAU LU BENERAN SAYANG SAMA ADIRA!"

"Bener juga ya? Terus kapan kita temuin kak Adira sama mamah papah?"

"SEKARANG! BURUAN LU GANTI BAJU!"

Karna pakaian yang Gerry kenakan basah kuyup, maka ia bersiap mengganti pakaian-nya dengan pakaian milik Satya.

Bagaimanapun Satya tidak akan membiarkan kebahagiaan'nya lenyap.

Baginya, Adira pantas bahagia. Sekalipun bukan bersamanya.

SIHIR 2 | DENDAM ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang