21 | Hayu jadian

1.3K 219 23
                                    

Adira baru saja keluar kantor, ia melihat dari kejauhan ada seseorang yang sedang berdebat di parkiran.

"Gerry? Ngapain dia kesini?" Lirihnya saat memperhatikan dengan saksama.

Untuk memastikan, Adira segera pergi menghampiri Gerry dan juga Gadis yang sedang berdebat dengannya.

"Gerry?" panggil Adira.

"Awas ya urusan kita belum selesai!" kata Gadis itu lalu segera pergi karna tak ingin ikut campur dengan urusan oranglain.

Adira nampak mengenal Gadis itu.

Ah iya. Dia ingat bahwa Gadis itu pernah berlari ketakutan saat melihat Mahluk gaib di atas pohon besar.

Tapi kenapa bisa Gadis itu pergi ke kantor Satya?

"Gerry tad--"

Gerry nampak acuh, ia hendak buru-buru menumpangi motornya.

Tapi Adira menahannya, "Gerry lo kenapa sih?" tanya Adira bingung.

"Jangan ngehalangin. Gua mau balik" ucapnya.

"Lo gak kaya biasanya, lo kenapa? Kalau gue ada salah, gue minta maaf. Tapi sekarang jelasin dulu jangan kaya gini"

Gerry turun dari motornya, ia menatap Adira marah. Membuat Adira nampak cemas dengan tingkah Gerry yang seperti itu.

"Kalau lu cuman mainin perasaan gua, mending jangan pernah nyatain sayang buat gua!"

"Mak-maksudnya gimana? Gue gak ada mainin perasaan lo karna emang kenyataannya gue sayang sama lo"

"Apa lu gak sadar kalau yang tadi nyakitin gua? Bahkan gua denger lu rela pergi kesini malem-malem demi nemenin bang-sat lembur kerja, lu bahkan bawain dia makanan ke kantor. Tapi pernah gak lu lakuin itu sama gua?"

"Gerry, gue cuman anggap Satya---"

"Sahabat? Tapi perlakuan lu gak menjamin itu. Kalau lu sayang sama gua, jaga jarak sama dia. Sewajarnya aja dong kalau sekedar sahabat!"

"Lo salah paham. Gerry dengerin gue dulu--"

Gerry tak mau lagi mendengar apapun alasannya. Pria itu segera menumpangi motornya dan cepat-cepat pergi dari hadapan Adira.

Saat ini yang bisa Adira lakukan hanyalah bersabar memahami sikap Gerry yang masih labil.

Adira memutuskan untuk mengikuti Gerry pergi saja. Buru-buru Gadis itu segera menuju parkiran kedua tempat motornya di parkiran dan segera mengendarainya dengan cepat.

🍃🍃

Rupanya Gerry pergi ke kafe. Wajahnya nampak masih kesal menahan rasa cemburu yang berlebihan.

"Kenapa lu? Mana doi? Katanya mau di bawa?" tanya Briand

"Gak jadi!" Gerry mengambil rokok dari kotaknya dan menyalakannya dengan korek, lalu menghisapnya perlahan.

"Lu kenapa bro? Doi selingkuh? Eh kan belom jadian ya! Sorry-sorry. Maksud gua dia udah sama yang lain?"

"Gak juga. Udahlah gua males bahasnya! Mana gitar?"

Gerry nampak benar-benar kesal hari ini, ia ingin sekali meledakan amarahnya. Tapi rasanya bermain gitar saja cukup.

Daniel menyodorkan gitar yang ia bawa.

Sementara Gerry menyimpan rokoknya terlebih dahulu di asbak kecil yang tersedia, lalu ia mulai memetik sinar gitar seraya mengikuti perpaduan suara.

SIHIR 2 | DENDAM ✓Where stories live. Discover now