33 | Galau

1.2K 214 22
                                    

Kini di ruangan tengah itu hanya ada Satya dan Adira. Keduanya masih terdiam dalam keheningan.

Adira sudah tak bisa lagi menahan tangis. Ia tak tahu keputusannya itu benar atau salah, tapi ia merasa menyakiti Gerry.

Satya yang semula diam, kini memberanikan diri merangkul pinggang Adira dari samping dan memeluknya penuh rasa sayang.

"Kalau lu gak bisa jangan di paksain dir. Gua tau lu cuman sayang sama Gerry, gua gak mau sampe lu gak baha--"

Ucapan Satya terpotong karna Adira menahannya dengan jari telunjuk yang ia tempelkan di bibir Satya, "Gue tau ini yang terbaik. Makasih buat pengorbanan lo selama ini yang gak sama sekali gue tau, gue bakalan belajar cinta sama lo kaya dulu sat"

"Gua janji bakalan bahagiain lu, jangan nangis lagi ya? Kita cari Gerry sekarang, dan omongin ini baik-baik sama dia"

"Sat gue gak siap ketemu dia, gue tau ini nyakitin dia. Gak cuman dia, gue sendiri sakit. Tapi gue gak mau bikin dia susah, gue gak mau ngancurin cita-cita dia. Gue sayang sat sama Gerry, sayang banget. Tapi Tuhan lebih tau mana yang terbaik buat gue. Dan pilihannya adalah lo"

Satya tersenyum lirih, ia mengusap airmata yang membasahi pipi Adira. "Gua sayang banget sama lu dir, walaupun lu sayangnya sama Gerry. Tapi gua janji, gua bakalan berusaha bikin lu cinta sama gua lagi, gua bakalan bahagiain lu dengan cara gua sendiri. Kita mulai semuanya dari nol ya sayang?"

Kali ini Adira hanya mengangguk pasrah.

"Kenapa lo gak bilang kalau lo kabur dari rumah karna ngebela gue?" tanya Adira kesal

"Gua gak mau bikin pujaan hati gua sedih"

"Ish lebay banget sih! Nyesel tau gak nyembunyiin keberadaan lo dari Mamah Lisa"

"Ciyeh udah bisa panggil mamah?" Goda Satya.

Adira munutup wajahnya karna merasa kikuk, "Ish apasih lo!" Ucapnya sebal.

Satya malah mencolek-colek pinggang Adira gemash. "SATYA GELI IH!"

"Nanti lebih geli dari ini yang kalau malem pertama"

Brak!

Adira menginjak kaki Satya kesal. Bisa-bisanya Pria itu mengatakan hal semesum itu.

"Awsss kok di injek yang?" protes Satya.

"MANGKANNYA OTAK LO SERVIS DASAR MESUM!" pekik Adira kesal.

Sementara Lilly nampak cemas karna ia harus memberikan satu rupe pada Lingling jika Lingling mengatahui hal itu.

"Aku tidak boleh membiarkan Lingling tau ini!" gumam Lilly.

"Tapi sayangnya aku sudah tau. Jadi mana satu rupe'ku?"

Ah sialan.

Lingling datang tiba-tiba dan menagih satu rupe-nya.

"Eh kamu dengar ya, belum tentu pernikahan itu terjadi. Kalau mereka sudah benar-benar menikah baru aku akan berikan satu rupe-nya untukmu!" kata Lilly.

"Awas kalau kamu berbohong!"

Kedua hantu itu menghilang.

Kini Adira dan Satya harus membangun kembali cemistry bersama.

Sebenarnya tidak mudah untuk Adira mencintai Satya kembali. Namun ia percaya bahwa waktu akan membawanya pada rasa cinta.

🍃🍃

Perasaan Gerry benar-benar hancur bahkan saat ini ia pergi ke danau hendak melampiaskan segala rasa emosi bercampur sakit hatinya.

Rasanya ia tak percaya jika Adira akan memilih keputusan itu.

"MANA YANG KATANYA LU CINTA SAMA GUA DIR MANA? TAUNYA LU LEBIH MILIH PERNIKAHAN ITU DARIPADA BAHAGIA SAMA GUA?"

"ARGHHHH ANJING!!!"

Pria itu benar-benar kacau. Amarahnya memuncak, hati dan perasaannya benar-benar sakit menerima keadaan yang menurutnya seharusnya tak terjadi.

"SEHARUSNYA LU NIKAH SAMA GUA BUKAN SAMA BANG-SAT! MANA JANJI LU? SELAMA INI GUA YANG ADA BUAT LU, GUA YANG MENGKHAWATIRKAN LU! GUA BENCI DIR SAMA LU, BENCI!!!"

Terus saja Gerry melampiaskan amarahnya dengan cara berteriak dan melempar batu ke danau.

Saat itu Jelita memang sedang berada di danau, ia memang sering kali datang ke danau di saat perasaannya sedang hancur.

Jelita melihat seorang Pria yang sepertinya ia kenali, karna merasa kenal maka Jelita memberanikan diri menghampiri.

Saat sudah dekat, ia tak percaya bahwa Pria itu adalah seseorang yang paling menyebalkan yang pernah ia temui.

Bagaimana mungkin Pria itu bisa tahu tempat ini? Aku pikir hanya orang-orang waras sepertiku yang mengetahui tempat ini - gumam Jelita.

Dengan sangat berhati-hati, Jelita memberanikan diri menyentuh pundak Gerry.

"CK SIAPA SIH? JANGAN-JANGAN SETAN? DI TEMPAT INIKAN JARANG ADA YANG TAU, ANJRITTT SETAN KEPARAT! GAK TAU APA KALAU GUA LAGI GALAU?"

Bisa-bisanya dia mengatakan bahwa aku setan! Liat aja, aku kerjain! -gumam Jelita dalam batinnya.

"Hihihi, ya aku adalah hantu penghuni danau ini. Jangan bergerak atau aku akan mencekikmu sampai mati"

Gerry segera terdiam membeku, ia benar-benar nampak panik dan ketakutan.

Karna tak tahan melihat ekspresi Gerry, akhirnya Jelita tertawa terbahak-bahak.

"HAHAHHAAHA KAMU MAU AJA AKU KERJAIN" ucapnya.

Gerry menoleh ke belakang, ia benar-benar marah saat mengetahui rupanya itu Gadis SMA yang menyebalkan yang beberapa kali bertemu dengannya.

"ELU? NGAPAIN LU DISINI? OH GUA TAU, LU NGIKUTIN GUA KAN?" tudingnya.

"Harusnya aku yang tanya itu! Tempat inikan jarang ada yang tau, dan akupun tau tempat ini dari aku masih sekolah dasar. Bagaimana mungkin kamu tau tempat ini?"

"Heh lu pikir tempat ini tanah milik nenek moyang lu! Ini tempat kan milik tanah orang, ya jelas gua tau. Ini tempat juga dari kecil sering gua datangin!"

"Ngapain kamu teriak-teriak kaya orang gila di tempat ini?"

"CK! LU BENER-BENER NYEBELIN YA!" Gerry menggendong Gadis itu ala bridal style.

Sungguh Jelita tak mengerti apa maksud Pria yang tidak ia kenalinya itu, tapi yang jelas saat ini Jelita merasa dag-dig-dug karna wajah Gerry begitu dekat dengannya.

"Ka-kamu. Mau apa? Turunin gak!"

"KAGA AKAN!"

Byur...

Rupanya Gerry melemparkan Gadis itu ke danau sampai-sampai Gadis itu panik bukan main karna ia tak bisa berenang.

Blukbuk....blukbuk..

Kira-kira seperti itulah suara Jelita yang kehabisan nafas di dalam air.

"Haha mampus! Mangkannya jadi cewek jangan bertingkah deh!"

SIHIR 2 | DENDAM ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang