34 | Di luar kendali

1.2K 214 28
                                    

Karna Gerry melihat Gadis itu tenggelam, ia buru-buru menolong Gadis itu dan membawanya ke tepi danau.

"Kam-kamu jahat hiks...hiksss.." ucapnya menggigil kedinginan.

"Ck! Cengeng amat sih? Segini juga gua tolongin"

Gadis itu nampak mengigil kedinginan, ia tak sanggup berdiri karna tubuhnya bergetar menahan rasa dingin.

Kasian juga ni cewek - gumam Gerry dalam batin'nya.

"GAK USAH PURA-PURA KASIHAN! BAWA AKU PULANG KERUMAH SEKARANG"

Gerry membulatkan matanya tak percaya ketika Gadis itu menyahuti ucapannya dalam hati.

"Kenapa bengong? Ayo anterin aku kerumah! Aku kedinginan hiks...hikss"

"Baju gua juga basah kuyup, tapi biasa aja. Kenapa lu lebay banget?"

"Ak-aku gak bisa nahan dingin hiks..hikss"

Karna merasa kasihan, maka Gerry segera membopong Gadis itu menuju motornya. Dan mendudukannya di atas jok belakang.

Di perjalanan menuju rumah Jelita, reflek Jelita memeluk Gerry dari belakang.

Hampir seluruh pengendara di jalanan itu memperhatikan Gerry dan Jelita yang basah kuyup padahal cuaca sedang kemarau.

Gerry hanya terdiam saja saat tangan Jelita melingkar di pinggangnya.

Mendadak Gerry ingat saat Adira memeluknya seperti itu, dan justru ia merasa benci ketika mengingat semua moment bersama Adira.

Namun Gerry sadar bahwa yang berada di belakangnya adalah Jelita, bukan Adira!

Jadi, Gerry membiarkan saja Gadis itu memeluknya dari belakang dan merapatkan duduknya, karna memaklumi Jelita yang mungkin benar-benar merasa kedinginan.

🍃🍃

Saat Gerry baru saja pulang kerumah, ia nampak kesal karna di suguhkan pemandangan tidak menyenangkan.

Ya, disitu ada Adira dan Satya yang sebetulnya memang menunggu Gerry datang karna Adira mau menjelaskannya.

Saat Gerry hendak melangkah menuju kamarnya dengan tampang super acuh, Adira segera menghampiri dan menahan pergelangan tangan Gerry.

"Gerry tunggu kita bisa omongin ini baik-baik" ucap Adira.

Gerry menatap tajam Adira, lalu menarik tangan Adira kasar menuju kamarnya.

"ANJING LEPASIN TANGAN DIA!" protes Satya.

"Sat biarin, gue butuh waktu ngomong berdua sama Gerry" ucap Adira.

Karna Adira yang memintanya menghentikan, maka Satya tak bisa lagi memprotes.

Gerry segera menarik Adira menuju kamarnya, mengunci kamarnya lalu mendorong Adira sampai berada di atas tempat tidurnya.

"Ger-gery lo mau ap-apa?" Adira nampak benar-benar panik.

Kali ini Gerry berada di atasnya dan menahan tubuh Adira agar tidak bisa kemana-mana, "Kenapa lu terima nikah sama Bang-sat sih?"

"Gerry ini demi kebaikan lo. Bener kata om Gun, lo harus lulus sarjana, lo harus sukses baru menikah. Gue gak mau ngancurin cita-cita lo"

"Cita-cita akukan bahagia sama kamu sayang" Gerry mengusap lembut pipi Adira.

Adira benar-benar takut karna sepertinya Gerry akan melakukan hal di luar logikanya.

"Gerry sadar. Jangan sampe lo laku----mphhhhh"

Gerry mencium bibir Adira brutal. Adira terus mencoba melepaskan Gerry, namun tangannya di tahan.

Gerry melepaskan ciumannya karna Adira terus meracau dan menggeleng-gelengkan kepalanya. "Kalau pake cara halus lu gak bisa jadi milik gue, mungkin cara kasar bakalan bisa bikin lu jadi milik gua"

Pria itu benar-benar tak waras. Mengapa bisa pikirannya menjurus ke hal yang bukan-bukan?

"BERENTI GERRY JANGAN LAKUIN INI SAMA GUE HIKS...HIKSS"

Gerry terus menciumi leher Adira, ia bahkan sudah tak peduli dengan Adira yang terus meracau.

"Kita bakalan nikah babe"

Lilly tidak bisa masuk ke dalam kamar Gerry karna banyaknya lafaz Allah yang di pajang di ding-ding begitupun dengan ayat kursi, dan ayat-ayat al-Qur'an lainnya.

"Gawat Adira dalam bahaya! Aku kepanasan tidak bisa masuk ke dalam" gumam Lilly cemas.

"GERRY GUE MOHON JANGAN LAKUIN INI, GUE MOHON HIKS...HIKSS"

"Terus gua harus lakuin apa? Harus relain lu buat bang-sat hah? Gua gak sanggup Adira! Gua gak sanggup!"

Melihat Adira menangis, membuat Gerry semakin tak sanggup menerkamnya.

Tapi, pikirannya benar-benar kabut dan di penuhi perasaan emosional yang membara.

Gerry melanjutkan kembali aksinya, ia menciumi wajah Adira, leher Adira lalu hendak turun semakin ke bawah.

Adira terus meronta, berteriak bahkan menangis. Tapi percuma saja karna kamar Gerry kedap suara.

Brak!

Satya berhasil mendobrak pintu karna ia merasa Adira dalam bahaya di dalam sana. Dan rupanya benar, Satya memergoki Gerry yang sedang menindih Adira penuh nafsu.

BLUGH!

BLUGH!

"ANJING!!! BUKAN KAYA GINI CARA LU CINTA SAMA SESEORANG BANGSAT!!!"

BLUGH!

BLUGH!

"BRENGSEK! LU BENER-BENER KEPARAT GERRY!!"

Emosi Satya begitu menggebu-gebu. Sementara Adira hanya menangis dan berlari keluar kamar.

Lisa yang melihat itu segera menahan Adira dan mempertanyakannya, "Ada apa Adira? Kenapa kamu nangis?"

"Maaf tante, Adira harus pulang hiks...hikss"

"Tap--"

Adira segera pergi tanpa memperdulikan Lisa yang mencoba menahannya.

Ia benar-benar merasa takut dan trauma.

Ia tak menyangka jika Gerry akan melakukan hal seperti itu terhadapnya.

Karna Lisa penasaran, ia segera menuju kamar Gerry.

Betapa terkejutnya Lisa saat melihat kedua anak Laki-lakinya bertengkar hebat karna permasalahan yang belum Lisa ketahui.

"SATYA GERRY KALIAN APA-APAAN HAH?" Lisa menghentikan perkelahian itu.

Gerry segera bangun, ia hanya terdiam.

"Mah dia mau perkosa Adira cuman karna gak rela Adira mau nikah sama Satya" adu Satya.

Lisa menggelengkan kepalanya tak menyangka.

Plak.

Satu tamparan berhasil mendarat di pipi Gerry, "MEMALUKAN!! APA-APAAN KAMU GERRY? KAMU PIKIR DENGAN CARA SEPERTI ITU BIKIN KAMU MERASA MENANG? HENTIKAN OBSESI KAMU ITU! SEKARANG ADIRA JADI KETAKUTAN DAN TRAUMA AKIBAT PERLAKUAN KAMU!!!"

Gerry menunduk, ia benar-benar merasa bersalah atas tindakannya.

Lalu apa yang ini bisa Gerry lakukan? Ia benar-benar menyesal karna melakukan hal di luar kendali-nya.

Satya dan Lisa segera keluar dari kamar Gerry.

"Mah, Satya mau susul Adira kerumahnya ya" izin Satya.

"Yaudah kamu susul sekarang, biar urusan Gerry jadi urusan mamah dan papah" Satya mengangguk lalu mencium punggung telapak tangan Mamahnya dan berlalu pergi menyusul Adira.

SIHIR 2 | DENDAM ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang