23 | Kesalah pahaman.

1.2K 209 8
                                    

Waktu datang silih berganti. Sudah 6 bulan ini hubungan Adira dan Gerry masih terbilang baik-baik saja. Begitupun dengan Satya.

Satya tetap menjadi sahabat Adira, dan Pria itu sedang berusaha melepaskan perasaannya meskipun sering kali pertemuan dengan Adira membuatnya ambyar.

Hari ini Adira melihat ada seseorang yang baru saja pindahan di sebelah rumahnya yang berjarak.

Sekian lama perumahaan di samping Adira tak di tempati siapapun karna ulah Lingling, dan akhirnya sekarang ada yang menempati.

"Selamat pagi kakak" tiba-tiba anak Laki-laki berusia sekitaran 5 tahunan itu datang menghampiri Adira dan menyapa-nya.

"Pa-pagi. Kamu siapa ya?" tanya Adira gugup.

"Nama aku Naufal kakak, aku penghuni rumah sebelah. Tepatnya aku dan kakakku" katanya.

"Oh kamu penghuni rumah sebelah?" Anak itu mengangguk, "Kenalin nama kakak Adira" ucap Adira sambil mengulurkan tangannya hendak berkenalan.

Naufal begitu senang dan menjabat tangan Adira ramah, "Aku boleh panggil Kakak cantik gak?"

"Boleh"

"Yaudah kakak cantik, Naufal pulang dulu ya. Kapan-kapan kakak cantik main ke rumah Naufal ya"

Adira hanya mengangguk dan tersenyum lirih saja.

"Adira, kau tahu? Anak itu bisa melihatku. Dan dia slalu berteriak apabila bertemu denganku" kata Lingling yang tiba-tiba datang.

"Bi-bisa lihat kamu? Berarti dia---"

"Ya dia sama sepertimu, tapi dia tak menyadari itu. Aku harap dia segera menyadari dan tak lagi berteriak ketika melihatku. Aku sulit berkomunikasi dengan anak itu, dia tidak mau bertemu denganku sama sekali. Padahal aku hanya ingin berteman"

Adira menghela nafasnya lelah, "Jadi gimana? Untuk penghuni yang sekarang apa kamu tidak merasa terganggu?"

"Hem penghuni yang sekarang nampak acuh, bahkan kakak dari anak tadi yang menghampirimu, sepertinya sibuk sekali dengan pekerjaannya dan anak kecil tadi slalu sendirian di kamar. Mereka hanya tinggal berdua"

Adira mengangguk dan ber-OH ria saja.

Kalau begitu ceritanya Adira tidak bisa mengatakan apapun selain meminta Lingling bersabar, mungkin anak Laki-laki itu membutuhkan waktu untuk mengenalnya.

Drrtt..

Ponsel Adira bergetar dan Adira segera melirik siapa yang mengiriminya pesan chat.

Satya: Dimana? Lu bisa ke taman anggrek gak sekarang?

Ada apa sat?
Penting banget?

Satya: Penting biar lu liat si bajingan yang lu perjuangin skrg!

Maksud?

Satya: BURUAN ADIRA SEBELUM GUA YANG MAMPUSIN ADIK GUA SENDIRI.

Adira nampak cemas, ia buru-buru bersiap menuju TKP untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi, dan apa yang di maksud Satya.

Gadis itu nampak tak sabar, dan segera pergi memesan taxi online saja.

"Ck! Adira tak mengajakku. Pasti dia mau pergi berpacaran dengan Gerry. Aku tak di ajak? Tidak bisa di biarkan!"

"Lilly kau ini hantu yang tak tahu diri! Bagaimanapun Adira mempunyai kehidupannya, yang tidak bisa setiap hari kau ikut. Lebih baik kau bantu aku agar anak Laki-laki yang menempati rumah sebelah Adira itu bisa berkomunikasi dengan baik bersamaku. Aku ingin mempunyai teman manusia juga sepertimu"

"Adira juga kan temanmu"

"Tapi Adira sudah berteman denganmu sejak kecil. Dan aku ingin berteman dengan Naufal sejak ia kecil"

Lilly menghela nafasnya gusar. Kedua hantu itu sering kali berdebat tak jelas, tapi keduanya slalu kompak dan saling menyayangi.

🍃🍃

Kini Adira sudah sampai di taman, ia melihat Satya sedang bersembunyi di balik semak-semak dan buru-buru meminta Adira menghampirinya.

Dengan cepat Adira menghampiri, "Sebenernya ada apa?" tanya Adira.

Satya menunjuk pada Gerry yang rupanya sedang duduk bersama seorang Gadis yang entah siapa Adira tak tahu.

"Emangnya kenapa?" tanya Adira

"ADIRA! LU MAU AJA SIH DI MAININ SAMA SI GERRY? DIA BENER-BENER GOBLOK APA GIMANA YA? GUA UDAH KASIH KESEMPATAN BUAT BAHAGIAIN LU TAPI MALAH MAIN-MAIN! GUA TAMPOLIN AJA KALI YA SEKARANG?"

Saat Satya hendak pergi menghampiri Gerry, dengan cepat Adira menahannya, "Satya. Lo gak bisa asal menyimpulkan aja. Kita kan gak tau cewek itu siapa"

Rupanya ucapan Adira tak sama sekali Satya dengar.

Pria itu malah buru-buru menghampiri Gerry, menarik baju Gerry lalu memukulnya tanpa ampun.

BLUGH!

BLUGH!

"GUA KASIH LU KESEMPATAN BUAT SAMA ADIRA. TAPI LU SIA-SIAIN DIA? BANGSAT!!!"

Adira segera datang dan menghentikan keributan itu.

Tapi tunggu..

Gadis itu seperti Adira kenal, tapi dimana?

"HEHEHE IYA DIA PACARKU! KAMU SIAPANYA YA?" Gadis itu melingkarkan tangannya pada Gerry.

"Anjrt---"

"Udahlah sayang kamu jangan malu-malu pacaran sama aku. Biarpun aku masih SMA kan kita sama-sama sayang"

Ah iya benar tak salah lagi, Gadis itu yang pernah bertemu di supermarket dan mengaku-ngaku sebagai kekasih Gerry.

Tapi untuk apa Gadis itu bersama dengan Gerry?

Tidak! Adira tidak boleh berfikir yang bukan-bukan. Karna jelas Gerry tak menyukai Gadis itu.

"Bang apaan salah gua?" tanya Gerry tak mengerti.

Saat tangan Satya hendak mau memukul Gerry kembali, Adira menahannya, "Biar ini jadi urusan gue ya, Gerry kita harus ngomong" Adira menarik tangan Gerry pergi.

Satya benar-benar kesal karna emosinya terhalang.

Gadis yang tadi bersama Gerry nampak cemas dan khawatir, "Eh itu anu em kalian salah paham" ucapnya terbata-bata.

"DIEM! GUA KAGA NANYA SAMA LU"

Seketika Jelita terdiam.

Dalam hatinya ia bergumam, 'Adik kakak sama saja. Sama-sama menyebalkan. Tapi kakaknya manis juga, ah sayang sekali dia sangat ganas'

"NGAPAIN LU LIATIN GUA? BOCAH!"

"Ma-maf tapi aku-- em aku pergi dulu ya babay!" Ucap Jelita salah tingkah.

Satya menggelengkan kepalanya tak mengerti. Mengapa masih ada Gadis tak jelas seperti itu?

"ARGH! GOBLOK KENAPA GUA GAK NANYA SIH DIA SIAPANYA GERRY!" racaunya kesal.

SIHIR 2 | DENDAM ✓Where stories live. Discover now