24 | Menjengkelkan

1.3K 214 25
                                    

"Jelasin sama gue, kenapa lo berduaan sama cewek tadi di taman?" tanya Adira.

"Gua gak ada apa-apa sama dia sumpah! Jadi tadi gini ceritanya, dia itu gak sengaja gua tabrak, kakinya sakit yaudah gua minta maaf terus kita ngobrol doang dikit di taman"

Penjelasan Gerry cukup membuat Adira paham dengan apa yang sebenarnya terjadi.

Pria itu tidak akan mungkin membohonginya bukan?

Jadi untuk apalagi Adira harus marah, jika ia sudah mendengar penjelasan dari Gerry'nya langsung.

Adira mengambil tisue dari tas-nya lalu mengusap darah yang mengalir di sudut bibir Pria itu.

"Shhh pelan-pelan yang sakit" Protesnya.

"Gue slalu percaya sama lo, dan jangan nyia-nyiain kepercayaan gue!" ucap Adira.

Gerry tersenyum lebar.

Tak salah Pria itu mencintai Gadis seperti Adira. Yang sikapnya dewasa dan sangat perhatian.

Adira tak pernah mau menyimpulkan sesuatu yang masih setengah-setengah.

"Lu sendiri ngapain sama bang-sat?" tanya-nya sewot.

"Lo bisa nanya sama gue baik-baik Gerry! Lo slalu aja marah dan rasa cemburu lo itu berlebihan"

"Iya sayangku, kamu tadi ngapain sama bang-sat?"

"Satya yang ngasih tau lo di taman!"

"Ck! Ribet bang-sat. Siapa juga yang mau selingkuhin lu. Gimana mau selingkuh, pacaran aja kaga"

"Lo nyindir?"

"Eh kenapa ngerasa kesindir? Mangkannya kasih kepastian!"

"Kok tengil sih?"

Brak.

Adira menginjak kaki Gerry kesal. Membuat Gerry seketika meringis kesakitan.

"Ngapa kaki gua di injek anjir" kesalnya.

"Dari pada pala lo yang gue injek!" ucap Adira sambil memeletkan lidahnya meledek.

Adira segera melangakah pergi dan Gerry mengikuti dari belakang, "YANG MAU KEMANA?" teriaknya.

"BALIK!"

"JANGAN DULU BALIK IH" Gerry menahan pergelangan tangan Adira.

"Terus?"

"Ke danau yuk? Tempat dulu gua bawa lu kesana naik perahu?"

Ah iya Adira ingat. Saat itu Adira merasa galau karna Satya, dan Gerry mencoba menghiburnya.

Moment itu benar-benar tidak bisa Adira lupakan. Bahkan sering kali membuat Adira tersenyum salah tingkah jika mengingatnya.

"Hem ayo. Gue mau" ucap Adira girang.

"Yaudah ayo!" Gerry menggandeng tangan Adira.

"Satya kemana ya Ger?"

"Kaga tau, balik kali. Yaudahlah gak usah di pikirin, udah gede ini dia" Adira mengangguk.

Keduanya segera pergi dari taman dan hendak pergi ke tempat tujuan.

🍃🍃

Satya mengejar Gadis itu, ia benar-benar penasaran sebenarnya Gadis itu selingkuhan Gerry atau hanya sekedar gebetan saja?

"EH TUNGGU!" teriak Satya hingga gadis itu menoleh.

Satya segera menghampiri Gadis itu, "Lu siapanya adik gua?" tanya Satya penasaran.

"Aku?" Jelita menunjuk dirinya sendiri.

"IYA ELU. SIAPA LAGI? BURUAN DEH JANGAN BANYAK BACOT. GUA GAK PUNYA WAKTU YA BUAT LADENIN LU YANG KAGA JELAS!"

Astaga, Pria ini benar-benar tak punya sopan santun. Untung saja manis, dan sangat tampan.

"Hem aku bukan siapa-siapanya" jawab Jelita jujur.

"Bukan siapa-siapanya tapi lu berduaan di taman? Udahlah ngaku aja. Lu pasti gebetan Gerry kan?"

"Bukan! Amit-amit. Dia itu nabrak aku, kaki aku luka nih. Mangakannya tadi diem dulu di taman!"

Satya memperhatikan kaki Jelita yang rupanya benar ada bekas perbanan.

"Kenapa? Mau marah lagi?"

"Nyesel gua nanya kalau informasinya kaga nyenengin gua!" Ucap Satya lalu segera pergi.

Ingin rasanya Jelita memukulnya keras-keras. Tapi ia tak mampu melakukan itu. Ya, dari pada memukulnya, lebih baik menikahinya.

Itupun jika bisa.

Satya segera pergi dari hadapan Jelita yang masih melongo menatapnya.

Tapi sebelum Satya pergi, Pria itu masih sempat-sempatnya menjahili Jelita.

Satya mengambil permen di sakunya, ia melahap permen-nya dan sampahnya di masukan ke dalam mulut Jelita yang masih menganga.

Reflek Jelita melepehkan bekas permen itu tepat di wajah Satya.

Ups.

Sebelum Satya mengeluarkan bom atom dari mulutnya. Maka buru-buru Jelita pergi dari hadapan Satya.

"AWAS LU BOCAH! KETEMU GUA GANTUNG PALA LU!" teriak Satya.

"Ih najis gua bekas cewek tadi" Satya mengusap-ngusap wajahnya kasar lalu ia segera masuk ke dalam mobil karna hari ini ia akan mengadakan meeting penting di kantornya.

Di dalam mobil Satya masih saja kesal karna ke-salahpahaman itu. Ia jadi malu pada Adira, karna dugaannya salah.

Satya akan sangat marah jika benar Gerry mengkhianati Adira. Karna selama ini Satya mencintai Adira sepenuh hatinya, dan merelakannya untuk Gerry bukanlah hal yang mudah tentunya.

Jika Gerry sampai berani menyakiti Adira, maka Satya tak segan-segan untuk membuat Gerry babak belur dan masuk rumah sakit. Kalau bisa sampai koma berbulan-bulan.

"AGHHHH PERASAAN APAAN BEGINI! GUAKAN UDAH RELAIN ADIRA BUAT GERRY, JADI BUAT APA GUA GALAU-GALAU LAGI MIKIRIN ADIRA? AYOLAH SATYA COME ON, LU HARUS MOVEON DARI ADIRA!" racaunya.

"Gua harus bisa buka hati buat yang lain, biar gua gak slalu mikirin Adira! Dia udah bahagia. Lagipula Adira tetep jadi sahabat gua dan gak pernah berubah, dia masih bisa bagi waktunya buat gua. Gua gak mungkin ngerusak kebahagiaan dia!"

SIHIR 2 | DENDAM ✓Where stories live. Discover now