19 | Lilly jahil

1.4K 243 23
                                    

Matahari bersinar cerah di pagi hari, Adira terbangun dari tidurnya. Ia terkejut bukan main saat melihat di sebelah kanan dan kiri ada Gerry dan Satya.

"KALIAN? KALIAN NGAPAIN?" Adira melirik ke arah tubuhnya hendak memastikan apakah bajunya masih di pakai atau sudah terlepas, namun bersyukur bajunya masih utuh rapih terpakai.

Tapi, mengapa bisa kedua Laki-laki itu tertidur di kamar Adira? Padahal semalam kedua Laki-laki itu tidur di soffa.

"Hm! Sayang kenapa sih?" Lirih Gerry memeluk Adira.

"ISH GILA LO YA! LO BERDUA NGAPAIN SIH?" buru-buru saja Adira bangkit.

Gerry akhirnya saling berpelukan dengan Satya, ia masih belum tersadar dari tidurnya.

Keduanya saling berpelukan dan beranggapan bahwa yang mereka peluk adalah Adira.

"Hm genit banget sih meluk-meluk aku" kata Satya.

Padahal yang memeluknya adalah Gerry.

Lilly dan Lingling tertawa terbahak-bahak. Sementara Adira sudah pergi ke kamar mandi, membawa handuk dan pakaiannya untuk berganti di dalam kamar mandi.

"Ahaha mereka pasti berfikir bahwa satu sama lain adalah Adira haha!"

"Ini sangat lucu Ly, Ly kamu lebih baik masuk ke dalam bonekamu itu lalu kau tidur di tengah-tengah mereka. Pasti ketika mereka bangun, mereka akan terkejut"

"Ah ide'mu sangat bagus"

15 menit setelah Adira selesai mandi dan berganti pakaian, ia melihat Satya dan juga Gerry berlarian ketakutan.

"ANJ. SETAN!!!!" teriak Gerry buru-buru berlari keluar kamar

"KENAPA BISA GUA TIDUR SAMA SETAN? SEMALEM GUA TIDUR SAMA MANUSIA!" ucap Satya panik dan ikut keluar kamar

"MANA SAYA TAU BANG. SAYAKAN JODOH ADIRA"

Adira menggelengkan kepalanya dan tertawa lirih. Begitupun dengan Lilly.

"Ly kenapa mereka bisa tidur di kamarku?" tanya Adira.

"Saat kamu tertidur lelap. Kedua Laki-laki itu ketakutan ketika TV menyala sendiri, dan itu karna aku juga Lingling sedang menonton siaran TV. Kami lupa kalau mereka tak bisa melihat kami hehe. Lantas mereka berlari menuju kamar dan tertidur di sampingmu"

"Tapi mereka gak ngapa-ngapain kan?"

"Kalau Satya tidak. Kalau Gerry, dia mencium keningmu lalu tidur berhadapan denganmu. Satya langsung tidur"

"HAH? SETELAH ITU DIA GAK NGAPA-NGAPAIN AKU KAN?"

"Tidak. Dia langsung terlelap tidur"

Adira menghela nafasnya lega. Syukurlah Gerry ataupun Satya tak melakukan hal macam-macam. Karna Adira tahu bahwa kedua Pria itu ber'otak mesum.

Adira segera keluar kamar, ia melihat kedua Pria itu bersembunyi di balik soffa.

"Kalian kenapa?" tanya Adira bingung.

Buru-buru keduanya mendekati Adira dan merungkut ketakutan.

"KALIAN KENAPA SIH IH?" Adira benar-benar tak mengerti dengan kedua Pria menyebalkan itu.

"Gawat babe, di dalem ada setan!" Kata Gerry panik.

"Iya sayang, gawat ada setan!" Kata Satya yang juga panik.

"Ngapain sih lu bang pake panggilan sayang segala? Sekarang kan Adira milik gua!" sahut Gerry kesal.

"Suka-suka gua lah! Mulut-mulut gua!"

Rasanya Adira pusing melihat kedua Pria itu yang terus bertengkar seperti anak kecil.

Jika begini caranya, Adira seperti punya suami dua yang keduanya benar-benar sulit di atur.

"Gerry mending sekarang lo balik, karna lo harus kuliah!" ucap Adira.

"Ahaha mampus di usir kan lu! Haha" ledek Satya.

"LO JUGA PULANG SATYA! KARNA LO HARUS KE KANTOR"

Gerry tertawa terbahak-bahak, "Haha mampus lu juga di usir bang!"

Satya menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Sebenarnya ia masih ingin bersama Adira, ya meskipun ia sudah merelakan Adira untuk Gerry tapi tetap saja ia mencari-cari celah untuk bisa berduaan dengan Adira.

Dengan sangat terpaksa keduanya hendak pulang, namun Satya pulang lebih dulu. Hingga kini hanya ada Gerry yang masih berada di rumah Adira.

"Babe, kamu beneran sayang kan sama aku?" tanya Gerry.

"Enggak"

"KOK GITU?"

"KOK NGEGAS?"

Melihat wajah Adira yang segalak itu, membuat nyali Gerry ciut.

"Ya, kamu gak jelas sih yang! Katanya sayang sama aku?"

Adira tersenyum, lalu mengalungkan tangannya di leher Gerry, "Iya aku sayang kamu, sayang banget" lirihnya.

Kini Adira tak malu-malu lagi mengungkapkan perasaannya. Ia benar-benar sangat menyayangi Gerry.

"Terus bang Satya kok masih kaya gitu sih sama kamu?"

"Gerry. Satya sahabat gue, sekalipun lo sama gue nikah, dia tetep sahabat gue. Dia cuman bercanda. Kan gue udah bilang, kalau dia udah relain gue sama lo!"

"Yaudah iya aku percaya, aku pulang dulu ya?" Adira mengangguk.

Namun sebelum pergi, Gerry mendekatkan wajahnya di hadapan Adira. Bahkan semakin lama, semakin dekat.

Cup.

Awalnya hanya kecupan, tapi lama-lama Gerry melumatnya pelan.

"Aku pengen nikahin kamu jadinya" ucap Gerry setelah melepaskan panutannya.

Adira merasa malu jadinya, ia segera mendorong Gerry dan mengusir Gerry untuk segera keluar dari rumahnya.

"NANTI PULANG KULIAH AKU KESINI LAGI. MAU DI BAWAIN APA SAYANG?"

"Bawain molen. Ada gak?" Ucap Adira di balik pintu.

"Ada. Nanti aku cari. Yaudah aku berangkat ya sayang, Assalamulaikum"

"Shalom. Hati-hati di jalan"

Pipi Adira memerah. Untung saja Gerry tak melihatnya karna Adira berada di balik pintu.

Bahkan Gadis itu tersenyum malu-malu. Entah mengapa ia tak pernah bisa menolak ciuman dari Gerry.

"Kau benar-benar mencintai Gerry?" tanya Lingling frustasi.

"Iya" ucap Adira mengangguk mantap.

"AHAHAHAH BAGUS ADIRA AKU MENDUKUNGMU! LINGLING MANA SATU RUPE-KU!" tagih Lilly.

Lingling malah menghilang begitu saja.

"Dasar hantu menyebalkan. Lihat saja aku akan mencarimu Lingling dan menagih satu rupe'ku!" Lilly menghilang hendak mencari Lingling.

Adira terkekeh geli melihat kedua hantu itu yang sering kali bertengkar tak jelas hanya karna masalah yang tidak Adira mengerti.

SIHIR 2 | DENDAM ✓Where stories live. Discover now