26 | Pergi ke rumah Adira

1.2K 214 10
                                    

Adira terkejut saat tiba-tiba Satya datang kerumahnya di malam hari membawa koper dan nampak wajahnya kacau.

"Loh Satya? Kenapa? Tumben kesini?" tanya Adira bingung.

"Gua mau tinggal disini"

"HAH? LO GILA?"

Satya segera masuk ke dalam tanpa peduli dengan ucapan Adira. Ia duduk di soffa santai sambil hendak menghisap sebatang rokok.

Adira nampak benar-benar tak mengerti dengan apa maksud sahabat-nya itu?

"Lo kenapa sih?"

"Gapapa. Gua tinggal disini boleh?"

"What? LO PUNYA RUMAH SENDIRI, LO PUNYA APARTEMEN. TERUS KENAPA HARUS TINGGAL DI RUMAH GUE?"

"Gua pergi dari rumah"

"Hah? Pergi dari rumah? Kenapa?" Adira nampak terkejut dengan pernyataan itu, bagaimana bisa Pria itu pergi dari rumah begitu saja? Adira meyakini bahwa adanya prihal serius.

"Ya, karna gua mau di jodohin sama sekertaris gua sendiri! Dan gua ogah"

"Chelsie maksud lo?"

"Yaps anda tepat sekali nona!"

Adira segera duduk di samping Satya, ia menghela nafasnya berat. Ia sendiri tak mengerti mengapa kedua orangtua Satya suka sekali menjodoh-jodohkan anaknya dengan Gadis pilihan mereka sendiri.

Padahal Satya sudah cukup dewasa. Usianya sudah cukup matang, jadi ia bisa mencari seseorang sesuai dengan pilihan hatinya.

"Kenapa lo gak mau? Chelsie bukannya cewek baik-baik ya?"

Seandainya lu tahu Adira, kalau gua maunya sama lu.

"Satya? Kok bengong?"

"Ya, gua gak maulah! Orang gua cintanya sama"

"Sama?"

"Lu" Ingin rasanya Satya mengatakan hal itu, tapi kenyataannya Adira telah berpindah hati darinya, "Maksud gua, ya guakan gak cinta sama si Chelsie. Jadi ngapain juga gua harus mau di jodohin?"

"Terus kan gak harus pergi juga Sat dari rumah? Lo bisa omongin baik-baik sama orangtua lo?"

"Gak bisa! Bokap cabut semua fasilitas, kartu kredit, kendaraan milik gua! Bahkan dia udah mecat gua dari kantor" ucapnya frustasi lalu menghembuskan asap rokok cukup kasar.

"Lo gak bisa tinggal sama gue karna kita bukan pasangan suami istri"

"Sementara aja Dir. Gua besok nyari kerjaan kok. Udah dapet kerjaan gua janji bakalan cari kost-kost'an murah. Gua belum ada duit masalahnya buat DP. Gua cuman megang duit tiga ratus rebu"

Adira tersenyum lirih, "Gue baru aja mau ngasih tau lo, kalau novel gue udah mencapai pencetakan ketiga. Dan gue mau bagi dua uangnya sama lo. Jadi lo bisa cari kost-kost'an. Lo gak perlu khawatir ya"

Ck! Padahal gua pengennya disini sama lu Adira.

"Kenapa harus di bagi dua sama gua duitnya? Kan itu hak lu?"

"Karna lo udah nemenin gue, lo udah banyak bantu gue. Sekarang di saat lo kaya gini, gue yang bantu lo"

Adira memang Gadis yang baik. Satya tak tega jika harus merusak kebahagiaannya.

Bersyukurnya Satya memiliki sahabat seperti Adira, yang tidak melupakannya meskipun bukan ia yang Adira cintai.

"Kok bengong? Lo maukan terima uangnya?" tanya Adira

"Maulah! Rezeki gak boleh di tolak apalagi gua lagi butuh duit gini hehe. Mana uangnya?" Tagihnya.

Adira tertawa saja melihat tingkah Satya, "Iya bentar gue ambil di kamar" ucapnya lalu melangkah pergi ke kamar.

Sebenarnya Satya tak ingin merepotkan siapapun. ia juga merasa tak enak menerima uang itu.

Jika bukan karna keadaan, mungkin Satya tidak akan mau menerima uang itu.

Adira kembali membawa amplop cokelat berisi uang yang hendak ia berikan untuk Satya.

"Nih uangnya. Semoga bisa membantu lo" ucap Adira sambil menyodorkannya.

Satya menerimanya, "Makasih ya sayang" ucapnya senang.

"Yaudah sekarang lo cari kost-kost'an gih!"

"Masih mau disini kangen" Satya mematikan bara api pada rokok yang ia isap, lalu ia menarik Adira hingga duduk di pakuannya.

Kali ini saja, Satya ingin Adira berada dalam pelukannya.

"SATYA LEPASIN! JANGAN GINI IH. LO APASIH?" Adira berusaha melepaskan namun susah payah saja karna tenaga Satya lebih kuat darinya.

"Apasih cuman di pangku doang juga? Lagian kaga ada si Gerry!"

"Satya, gue udah berkomitmen sama dia buat sama-sama jaga perasaan masing-masing. Gue mohon lo ngerti"

"Iya sayang tau. Gua cuman kangen, kangen persahabatan kita yang gak berjarak. Kalau masih dalam batasan pelukan doang kan gapapa dir?"

Adira menghela nafasnya lelah. Ia tak mengerti lagi bagaimana caranya menghadapi Satya.

Gua sayang dir sama lu. Gua gak bisa lupain perasaan gua buat lu!

Satya mengusap hidung Adira, "Makasih udah jadi sahabat terbaik dalam hidup gua" katanya tiba-tiba.

Adira tersenyum lirih, "Gue bakalan slalu jadi sahabat terbaik lo"

Kenapa cuman sahabat dir? Gua bahkan rela batalin perjodohan itu demi lu. Gua rela kehilangan semua harta gua cuman karna gua mentingin perasaan gua buat lu!

Keduanya saling berpandangan. Adira bisa melihat disana bahwa Satya masih sangat mencintainya, tapi ia tak bisa melakukan apa-apa karna perasaannya lebih memilih Gerry.

Jika Adira memaksakan perasaannya untuk Satya, tentu keduanya akan sama-sama sakit. Tapi jika Adira jujur dan membuat Satya mengerti, setidaknya itu lebih baik.

Satya menurunkan Adira dari pangkuannya, "Malem ini gua udah mutusin bakalan tidur disini, besok pagi gua nyari kost-an. Ohiya lu jangan bilang sama Gerry keberadaan gua ya? Gua gak mau nyokap bokap gua tau keberadaan gua"

"Hah? Tap--"

"Nurut aja napa sama laki?" Adira memutar bola matanya malas, "Nah gitu diem jangan rewel. Mana minjem bantal, mau tidur gua ngantuk"

"LO NYURUH GUE?"

"GUA TAMU DISINI HARUS DI HORMATIN DAN DI PERLAKUKAN SEPERTI RAJA"

Adira menghela nafasnya kasar. Ia segera pergi ke kamarnya dan mengambil satu bantal untuk Satya.

"Nih bantalnya" Adira melemparnya tepat di hadapan Satya.

"Loh bantal doang? Selimutnya mana?"

"Cuman ada satu! Gak mungkin kan gue gunting bagi dua?"

"Jangan di gunting dong sayang, tapi sini kamunya tidur sama Aa terus pake selimut berdua"

Hoek.

Ingin sekali Adira muntah mendengar ucapan dari Satya.

Pria itu sangatlah menyebalkan!

"NAJIS! MAU GAK MAU LO TIDUR DISITU TANPA SELIMUT!"

Gebrak.

Adira segera menutup pintu kamarnya kasar.

Sementara Satya hanya menggeleng saja melihat kelakuan Gadis itu yang super pemarah.

Tapi sikap itulah yang membuat Satya slalu merindukannya.

SIHIR 2 | DENDAM ✓Where stories live. Discover now