39

10K 595 66
                                    


Happy reading!!

-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-

Ada yang rindu?
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-

Dulu
Saat awal kedatangan Cui ke-kehidupan Jimin, Jimin sangat tidak terima dia sangat muak dipanggil dengan sebutan 'Daddy' yang didapatnya setiap harinya.

Tentu saja dia masih sangat muda seharusnya dia menikmati masa mudanya dengan berkumpul-kumpul dengan temannya, menghabiskan waktu yang banyak. Juga bermain dengan wanita wanita sana sini seperti itulah pemikiran Jimin dulunya, tapi karena sebuah kejadian dia harus menanggung semua-nya terutama janjinya. Dia pernah memaksa kedua orangtuanya agar menjadi orangtua Cui. Tetapi sebagai orangtua, ayah dan ibu Jimin berusaha memberi pengertian kepada Jimin terutama janji yang telah Jimin. Iya-kan.

Juga belum berakhir dulunya Jimin juga pernah ingin membuang Cui bukan membuang maksudnya dia ingin memasuk-kan Cui ke penampungan anak atau lebih dikenal dengan panti asuhan. Tetapi saat ingin melakukannya Jimin malah merasa iba, Cui juga kehilangan ibunya karenanya jadi Jimin urungkan niatnya. Setiap harinya dulu Jimin jarang dirumah dia selalu pulang larut atau bahkan tidak pulang. Meninggalkan Cui dengan pengasuh dirumah.

Seiring berjalannya waktu Jimin dapat menerima semuanya dia semakin menyayangi Cui tak ingin Cui lecet sedikit pun. Sampai sekarang gadis yang dulunya masih kanak kanak dan sekarang sudah dewasa menjadi wanita yang cantik. Jimin semakin menyayangi-nya ketika melihat wajah Cui, Jimin merasa tak ada tandingannya. Bukan hanya fisik, Jimin menyukai semua tentang Cui apapun itu. Satu hal yang Jimin terapkan

'Cui terlahir hanya untuknya dan miliknya seorang sampai kapan pun itu'

Mungkin berlebihan tapi memang begitu kenyataannya, dia tidak peduli apa kata orang. Jarak umur yang cukup jauh untuk mereka yaitu 10 tahun, Jimin 28 tahun sedangkan Cui baru saja ingin menginjak angka 19 tahun. Tapi Jimin tak peduli dia akan membuat semuanya berbeda dan berarti nantinya. Bagaimana buat dia sudah sangat menyayangi dan mencintai seorang Cuinne dengan setulus hatinya.

Jimin mengadahkan kepalanya agar air matanya tidak jatuh ketika dirinya mengingat apa yang telah, dijalani nya selama ini dengan Cui.

Jimin menghampiri dokter yang keluar dari ruangan Cui. "Bagaimana dok?" tanyanya khawatir.

Dokter itu menggeleng lirih menanggapinya.

"Kau punya mulutkan dok jawab aku jangan menggeleng seperti itu dia baik baik saja kan dok?!" Jimin membentak dokter itu ketika melihat tanggapan sang dokter dirinya semakin cemas dan ketakutan.

"Jimin tenanglah sekali saja" Taehyung yang senantiasa bersama Jimin kembali menenangkan Jimin.

"Jawab aku!" tak terasa air mata Jimin tak bisa dibendung, jatuh begitu saja

"satu menit saja kalian terlambat membawa pasien mungkin dia meninggalkan kita selamanya tuan park, mengenai kondisinya mari ikut keruangan saya"

Jimin beserta kedua temannya mengikuti dokter kesebuah ruangan yang tidak jauh dari UGD tersebut.

"keadaan pasien sangat memprihatinkan tuan Park, terdapat banyak lebam ditubuhnya akibat siksaan yang didapatnya, goresan diwajahnya sangat dalam jadi kami menjahitnya agar tidak ter-infeksi, yang terutama sekarang pasien mengalami hipotermia yang sangat serius sehingga membuat dirinya dalam kondisi kritis tak sadarkan diri"

DADDY JIMINku (Versi1)Where stories live. Discover now