33

10.2K 599 64
                                    

Happy reading!!

-


Cui terduduk diranjang kamarnya menatap kearah balkon kamarnya yang terbuka lebar menampilkan gelapnya malam. Air matanya tak henti hentinya mengalir sejak kejadian beberapa waktu dimulai saat Jimin sampai dirumah. Dadanya sesak perasaannya sangat sakit akan perkataan dan berubahnya seketika sifat Jimin padanya.

Flashback

"Lepas!" Jimin menghempaskan tangan Cui sehingga kue yang di genggamannya terjatuh berserakan dilantai.

"Dadd-"

"jangan kau sentuh aku wanita murah!" bentak Jimin sembari menghindari Cui.

"Satu lagi" ucapnya dengan mengarahkan jari telunjuknya kehadapan Cui "jangan kau panggil lagi aku dengan sebutan 'Daddy' atau lainnya karena kau bukan siapa siapa dikehidupanku kau tahu itu!" ucap Jimin dengan penuh penekanan memperingati.

Cui menatap Jimin dengan mata memanas dadanya sangat sesak, dia tidak tahu apa apa secara tiba tiba Jimin mengatakan itu semua.


"seandainya aku tidak menabrakmu dengan ibumu itu,,aku tidak akan pernah bertemu denganmu bahkan aku tidak mengenalmu sama sekali!" Jimin menatap Cui dengan sangat tajam "kehadiranmu banyak membuat waktuku habis bersama teman temanku begitu saja" ucapan Jimin yang sangat menusuk, Cui menangis menahan isaknya.

"S-salahku apa?"

Mendengar pertanyaan Cui membuat Jimin tertawa hambar "Kau masih bertanya? Kau hebat" Jimin bertepuk tangan "Pantas saja, pencuri tidak akan pernah mengaku mengapa aku baru sadar?" Jimin tertawa.

Jimin menjauhkan sedikit jaraknya "untung saja aku sadar jarakku terlalu dekat dengan Wanita.Murahan sepertimu!" ucapnya dengan penuh kata penekanan pada wanita murahan.

Setelahnya Jimin pergi meninggalkan Cui begitu saja menatapnya dengan tatapan tak percaya akan ucapan yang semua Jimin keluarkan

Flashback off

Cui merebahkan tubuhnya perlahan air matanya tak henti henti keluar.

"Apa yang terjadi?" lirihnya ditengah isaknya ,tatapan Jimin, perkataan Jimin, perlakuan Jimin yang menghempaskan tangannya begitu saja berputar indah dipikirannya.

"Kenapa kau seperti itu hiks, padahal aku ingin sekali membuat sesuatu yang berbeda malam ini" Cui menarik selimutnya sampai pada pergelangan hidungnya.

Padahal pagi tadi mereka masih baik baik saja, selama ini juga selelah apapun Jimin pulang dari kerjanya dia tidak akan pernah memarahi Cui. Walaupun Jimin punya masalah dia tidak pernah menyangkut pautkan-nya dengan Cui, malahan dia meminta untuk ditemani. Kejadian kali ini adalah first untuknya. Cui memikirkan-nya sampai tertidur dengan wajah yang penuh air mata.

-

Jimin bangun dari tidurnya menatap kesamping-nya yang biasanya melihat wajah cantik Cui tetapi mengingatnya saja membuat pagi Jimin langsung emosi. Jimin terduduk dipinggir ranjang menatap kamarnya yang hancur, barang barang yang berserakan karena Jimin menghempaskan semua yang ada disekitarnya saat dirinya baru memasuki kamar.

DADDY JIMINku (Versi1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang