t u j u h b e l a s

1K 156 24
                                    

Saat membuka pintunya, manager Shin memekik tertahan. Begitu terkejut melihat kondisi Changkyun sekarang.

Punggungnya berdarah ada banyak luka di sana, ia juga mimisan. Beberapa darah mengering terlihat di lantai kamar mandi. Wajah Changkyun begitu pucat, ia tak menggunakan baju di cuaca sedingin ini.

"Chang-Changkyunie? Ssaeng," manager Shin mengangkat badan Changkyun perlahan dan meletakkan kepala Changkyun di atas pahanya.

Dingin. Tubuhnya sedingin es sekarang. Manager Shin melepas mantelnya dan menyelimuti Changkyun dengan itu. Berusaha membuat Changkyun agar lebih hangat.

"Ssaeng kau mendengar hyung," manager Shin mengusap hidung Changkyun perlahan, darah masih menetes dari sana. Nafasnya pendek-pendek, ia membuka matanya. Sangat pelan, Changkyun sudah tak memiliki tenaga untuk sekedar membuka matanya lebih lebar lagi.

"Hyu-hyung," manager Shin menangis mendengar suara Changkyun. Itu begitu serak dan pelan. Ia nyaris tak mendengarnya.

'Berapa hari kau tak makan dan minum ssaeng? Maafkan hyung karena terlambat menjemputmu,' manager Shin mengangkat tubuh Changkyun. Ia menggendongnya dan berlari secepat mungkin menuju mobilnya.

Ia berpapasan dengan nyonya Im saat melewati ruang tengah. Manager Shin begitu marah setelah melihat keadaan Changkyun. Mengapa nyonya Im begitu tega?

"Akan saya pastikan anda menyesal suatu hari nanti karena telah memperlakukan Changkyun seperti binatang," manager Shin melempar kunci nyonya Im yang ia pegang dengan asal. Ia segera melanjutkan langkahnya. Ia tak boleh terlambat membawa Changkyun ke rumah sakit.

^^

"Hipotermia sedang, kehilangan banyak darah, sesak nafas, dan luka di punggungnya yang sudah infeksi karena dibiarkan terlalu lama. Ia tak makan dan minum selama kurang lebih lima hari dan itu melukai lambungnya. Katakan kepada saya tuan Shin, apa yang Changkyun lakukan hingga keadaannya menjadi seperti sekarang?!"

Marah. Dr. Oh sangat marah. Belum genap seminggu Changkyun keluar dari rumah sakit. Tapi ia malah kembali dengan keadaan yang lebih buruk.

"Saya hampir kehilangannya tadi jika anda terlambat membawanya ke sini sedikit saja. Keadaannya kritis, ia akan dirawat di ruang ICU sampai kondisinya menjadi lebih baik," lanjut dr. Oh dengan kesal.

Manager Shin menghela nafasnya. Ia memutuskan untuk membawa Changkyun ke rumah sakit Seoul karena ia tak tahu rumah sakit terdekat di daerah kediaman keluarga Im.

Manager Shin mendongak menatap dokter muda yang ada di depannya. "Saya akan menceritakannya, tapi tidak di sini."

"Kalau begitu kita berbincang di ruangan saya saja," ucap dr. Oh sambil berjalan mendahului manager Shin. Manager Shin hanya pasrah mengikuti langkah dr. Oh.

"Jadi apa yang terjadi tuan Shin?" Mereka sudah tiba di ruangan dr. Oh dan tanpa basa-basi dr. Oh langsung bertanya to the point kepada manager Shin.

Manager Shin menghela nafasnya, ia mulai menceritakan penyebab Changkyun terluka.

"Mengapa nyonya Im tega?" Dr. Oh terkejut sekaligus khawatir setelah mendengar cerita manager Shin.

"Saya juga tidak tahu," manager Shin tidak menceritakan kalau Changkyun bukanlah anak kandung tuan Im, itu adalah rahasia yang tidak boleh diketahui oleh sembarangan orang.

"Tuan Shin saya... eee ada hal yang mau saya beritahukan kepada anda," dr. Oh berucap dengan gugup.

"Apa itu dr. Oh?" Dr. Oh menjilat bibirnya.

"Sebenarnya Changkyun meminta saya untuk merahasiakan ini dari semua orang. Tapi melihat anda yang begitu menjaga Changkyun, mungkin saya harus memberitahukan rahasia ini," manager Shin memasang raut bingung. Rahasia apa lagi memangnya?

"Changkyun menderita kanker otak stadium dua."

"APA?!"

"Saya yakin saat enam hari Changkyun dikurung di kamar mandi itu, penyakitnya kambuh dua sampai tiga kali."

"Tunggu sebentar dr. Oh, Changkyun tidak mungkin menderita penyakit mematikan itu. Itu mustahil, selama ini dia terlihat baik-baik saja," manager Shin menggelengkan kepalanya.

"Itu... itu benar tuan Shin, sebenarnya saya adalah dokter spesialis kanker. Anda pasti tahu jika saya yang selalu menangani Changkyun setiap kali dia masuk rumah sakit."

"Sejak kapan? Sejak kapan Changkyun memiliki penyakit itu," manager Shin bertanya sambil memegang kepalanya yang terasa sakit.

"Saya rasa sekitar dua bulan yang lalu. Gejala awalnya memang tak begitu terasa, mungkin Changkyun baru memeriksakan kondisinya setelah merasakan beberapa hal aneh terjadi pada tubuhnya."

"Jangan-jangan enam hari yang lalu itu, Changkyun kambuh?!" Manager Shin bertanya setelah mengingat kejadian Changkyun yang mimisan setelah latihan menari.

"Ya anda benar tuan Shin, kelelahan ekstrim dan dehidrasi itu hanya alasan saya saja."

"Astaga Changkyun, mengapa hidupmu begitu sulit ssaeng," manager Shin menghela nafasnya beberapa kali. Ini terlalu mengejutkan baginya.

"Saya permisi dr. Oh, saya akan menjenguk Changkyun. Terima kasih karena telah mempercayakan rahasia Changkyun pada saya, saya berjanji akan menjaga Changkyun sebaik mungkin," manager Shin berdiri dan membungkuk sopan kepada dr. Oh. Ia keluar dari ruangan itu dan berjalan menuju ruang ICU.

"Halo Kim, aku sudah menemukan Changkyun. Dia di rumah sakit sekarang, kau mau menjenguknya?" Manager Shin menelepon manager Kim sambil terus berjalan.

"Kau menemukannya hyung. Syukurlah, aku akan pergi ke rumah sakit sekarang."

"Baiklah, hati-hati di jalan Kim."

Ia tiba di ruangan Changkyun, setelah memakai pakaian steril ia mulai berjalan ke arah Changkyun yang sedang terbaring lemah.

Manager Shin duduk di kursi yang ada dan menggenggam tangan kanan Changkyun. Nassal canula bertengger dengan manis di hidung mancungnya. Punggungnya di perban, ia direbahkan dengan posisi miring ke kanan karena punggungnya yang sedang terluka itu.

Ruangan ini bahkan dibuat lebih hangat agar suhu tubuh Changkyun kembali seperti semula. Manager Shin meneteskan air matanya.

"Changkyunie, kau adalah anak yang kuat. Hyung yakin itu, teruslah berjuang ssaeng," manager Shin mengusap pipi Changkyun yang pucat dan mengecup pucuk kepala Changkyun. Dalam hatinya manager Shin berjanji untuk selalu melindungi raga lemah di hadapannya ini.

^^

"Hyung," manager Kim membangunkan manager Shin yang sedang tertidur sambil memegang tangan Changkyun.

"Ah kau sudah datang, kemari duduklah di sampingku," ucap manager Shin sambil menunjuk kursi lain di sebelahnya.

"Kenapa ruangannya begitu panas hyung? I.M juga ditimbun dengan banyak selimut, apa dia baik-baik saja?" Manager Kim bertanya setelah duduk di samping manager Shin.

"Dia hipotermia sedang hampir parah, suhu tubuhnya mencapai 29° C. Aku menemukannya dengan keadaan yang mengenaskan tanpa menggunakan baju. Punggungnya penuh dengan goresan-goresan memanjang. Sesak nafas dan kehilangan banyak darah. Ia dikurung di dalam kamar mandi selama enam hari tanpa diberi makan dan minum, lambungnya terluka," jelas manager Shin panjang lebar.

"Separah itu, memangnya apa yang diperbuat nyonya Im kepadanya hyung?"

"Aku juga tidak tahu. Aku menemukan Changkyun dengan keadaan yang sudah seperti itu. Benar-benar tega, Changkyun diperlakukan layaknya binatang. Tak diberi makan dan minum," manager Shin mengepalkan tangannya dengan erat.

"Tenanglah hyung, yang penting sekarang I.M sudah bersama kita. Kita yang akan menjaganya sekarang. Kita yang akan berperan menggantikan sosok orang tua bagi I.M," manager Kim memegang tangan manager Shin yang terkepal. Manager Shin mengangguk mendengar perkataan manager Kim.

"Kau benar Kim, kita yang akan menjaganya sekarang," manager Shin dan manager Kim mengalihkan pandangan mereka ke arah wajah pucat Changkyun. Dalam hati masing-masing mereka berkomitmen untuk selalu melindungi Changkyun bagaimanapun caranya.

Vote juseyooo😄😄

Eternal Happiness [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang