d u a p u l u h d e l a p a n

1K 145 37
                                    

"Hyung kau tahu siapa Lee Yeonjin itu? Mengapa dia menyuruh ahjumma melakukan itu?" Changkyun bertanya pada manager Shin yang tengah menyuapinya. Ya Changkyun sudah sadar sejak satu jam yang lalu dan masih ada beberapa jam lagi sebelum jadwal berikutnya dimulai.

"Hyung juga tak tahu Changkyun-ah, tapi yang jelas hyung akan memberhentikan Park ahjumma. Kita tidak bisa membiarkannya bekerja lagi, itu akan membahayakan dirimu dan member lain. Bisa saja Lee Yeonjin itu menyuruh sesuatu yang lebih berbahaya lagi," ucap manager Shin sambil mengaduk-aduk bubur Changkyun.

"Hyung kau tak sebaiknya memberhentikan Park ahjumma," ucapan Changkyun membuat manager Shin terkejut.

"Tapi kenapa? Hyung tak peduli, pokoknya Park ahjumma harus berhenti."

"Maksudku hyung, agar member lain tak mengetahui masalah ini, sebaiknya kita menyuruh Park ahjumma yang mengundurkan diri," ucap Changkyun menjelaskan.

"Apa kau tak mau membersihkan nama baikmu? Kau tak mau Kihyun kembali menyayangimu?" Manager Shin bertanya dengan heran.

"Tak perlu hyung, aku akan pergi sebentar lagi. Aku tak mau membuat Ki hyung bersedih," Changkyun berucap sambil tersenyum sendu.

"Changkyun-ah dengarkan hyung. Kau tak boleh putus asa seperti itu, kau itu bukan Tuhan yang mengetahui segalanya," manager Shin memegang bahu Changkyun.

"Hyung kau tahu? Tubuhku sudah tak sekuat dulu lagi, setiap hari aku kesakitan hyung. Dan aku merasa waktuku tinggal sebentar lagi, beberapa hari terakhir aku selalu bermimpi bertemu dengan appa," jujur Changkyun.

"Changkyun-ah hyung mohon, hyung tak mau kehilangan dirimu," manager Shin memeluk Changkyun.

"Mianhae hyung, tapi ini adalah jalan yang diberikan oleh Tuhan kepadaku. Berjanjilah hyung kau tak akan menangis saat aku pergi nanti," Changkyun balas memeluk manager Shin dengan erat. Manager Shin tak menjawab.

Mereka berdua mulai menangis, manager Shin dengan segala harapannya. Dan Changkyun dengan segala keputus asaannya.

^^

"Ingat Changkyun-ah hyung mengijinkanmu pergi karena ini hanya wawancara. Setelah jadwal berakhir segera istirahat, mengerti?" Dr. Oh menasehati Changkyun sambil melepas infusnya.

"Ne hyung aku mengerti, aku berjanji setelah itu akan pergi istirahat," Changkyun tersenyum agar dr. Oh berhenti mengkhawatirkan dirinya.

"Besok lusa adalah kemoterapi keduamu. Pastikan tubuhmu siap di hari itu," ucap dr. Oh sambil menatap Changkyun.

"Yahh hyung, aku tak mau di kemo lagiii," ucap Changkyun setengah merengek.

"No no, pokoknya kau harus pergi kemo besok lusa atau hyung akan menahanmu di rumah sakit selama sebulan. Kau pilih yang mana Changkyun-ah?" Dr. Oh tersenyum lebar.

"Aiisshh jinjja, aku tak tahu ada dokter kejam sepertimu hyung," ucap Changkyun sambil memutar bola matanya malas.

"Aku juga tak tahu ada pasien yang keras kepala sepertimu," dr. Oh menyetil jidat Changkyun pelan.

"Aaaaaa hyungggg," Changkyun merengek sambil menggoyang-goyangkan badan dr. Oh ke kanan dan ke kiri.

Ceklek...

Pintu ruang rawatnya terbuka menampilkan manager Shin dengan raut kebingungan.

"Kenapa kau mengguncang badan dr. Oh seperti itu?" Tanya manager Shin sambil meletakkan bungkusan plastik berisi obat ke dalam tas Changkyun.

"Lusa aku kemo hyung," ia memanyunkan bibirnya kesal.

"Eh jinjjayo? Padahal hyung akan mengambil cuti selama seminggu mulai besok," manager Shin menatap Changkyun dan dr. Oh.

Eternal Happiness [END]Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz