s e p u l u h

1.2K 162 35
                                    

Pukul 9 pagi, Changkyun baru terbangun dari tidurnya. Ia tak mengingat apapun, seingatnya sehabis berkunjung dari rumah sakit ia pergi ke bar. Setelah itu ia benar-benar lupa apa yang terjadi selanjutnya.

'Ahhh kepalaku sakit sekali. Tapi bagaimana bisa aku sampai kamar dengan selamat?'

Changkyun langsung membuka matanya dengan lebar saat sadar dirinya sudah tak memakai hodie yang kemarin ia gunakan. 'Siapa yang melepas hodieku? Ommo, semua kertas hasil lab dan obat-obatan ada di sana. Bisa gawat kalau ketahuan,' Changkyun langsung berdiri dan mencari hodienya di sekitar ruangan kecil itu.

Netranya melihat hodie biru tua yang ia pakai kemarin tergeletak di pojok ruangan. Dengan segera ia mengecek kantong hodienya. 'Syukurlah, semuanya aman ada di sini. Tapi bagaimana bisa? Aisshh Changkyun pabbo, kenapa kau tak bisa mengingat apapun?'

Ia memutuskan untuk keluar dari kamar. Menyiapkan dirinya untuk dimarahi oleh para hyungnya karena ia bangun terlambat, ia tak sempat berberes dorm. Untung jadwal dimulai jam 3 sore nanti.

"Kau! Cepat kemari!" Suara Kihyun langsung terdengar di indera pendengarannya begitu Changkyun selesai menutup pintu kamar.

"N-ne Kihyun-ssi," Changkyun berjalan ke arah Kihyun sambil menundukkan kepalanya.

"Cepat bantu aku mengangkat piring-piring itu ke wastafel," tunjuk Kihyun ke arah meja makan. Sepertinya para member sudah selesai sarapan. Changkyun mengangguk patuh lalu mulai membereskan meja makan itu, membawa piring dan sendok yang kotor ke wastafel dan mulai menghidupkan keran air, ia berniat mencucinya.

"Siapa yang menyuruhmu untuk mencuci piring-piring itu?" Changkyun langsung menoleh.

"Eh?"

'Sepertinya ia tak mengingat apapun,' batin Kihyun sambil memberikan tatapan mengintimidasi kepada Changkyun.

"Cepat kemari," perintah Kihyun. Changkyun berjalan mendekati Kihyun.

"Duduk!" Changkyun masih mencerna kejadian ini. Kihyun menyuruhnya duduk? Apa ia tak dimarahi karena bangun terlambat?

"Hentikan ekspresi bodohmu itu, kau tak dengar? Cepat duduk!" Bentak Kihyun murka. Changkyun segera duduk di salah satu kursi yang tersedia di ruang makan itu. Ia masih tak paham dengan apa yang terjadi. Mengapa Kihyun menyuruhnya duduk di sini?

"Aku membuat sup hangat, kau masih pusing?" Tanya Kihyun melembutkan suaranya. Changkyun terkejut. Sangat, sangat terkejut. Kihyun tidak kesambet kan?

"Hyung tahu kalau aku mabuk?" Kihyun tidak menjawab.

"Ahh ma-maafkan aku karena sudah lancang memanggilmu hyung Kihyun-ssi," Changkyun langsung tersadar dan membungkuk 90°. Bodoh sekali bisa habis Changkyun kalau sembarangan bicara seperti ini.

"Aku juga membuat segelas teh hijau," Kihyun melanjutkan ucapannya, tak merespon sama sekali pertanyaan atau permintaan maaf Changkyun tadi.

"Ahh ne khamsahamida Kihyun-ssi," Changkyun kembali membungkuk lagi. Ia mulai memakan supnya dengan canggung.

Enak. Changkyun tak pernah merasa diperhatikan seperti ini oleh Kihyun. Duduk di meja makan ini pun rasanya sangat tabu bagi Changkyun. Ia memang diberi jatah makan oleh Kihyun tapi biasanya ia makan sendirian di dalam kamarnya. Hanya sekali dua kali Changkyun makan bersama dengan member lain itupun jika manager mereka ikut bergabung.

Changkyun memejamkan matanya, berusaha mengingat rasanya. Bisa saja ia tak akan pernah dapat kesempatan langka ini lagi. Hidupnya tinggal sebentar. Ia membuka matanya saat suara Kihyun menyapa indera pendengarannya lagi.

"Apa yang terjadi semalam? Tak biasanya kau minum alkohol, merancau tidak jelas sambil meminta maaf dan menyebut eommamu. Menyebut tentang kematian pula," tanya Kihyun to the point. Changkyun terkejut.

'Jadi Ki hyung benar-benar tahu ya? Atau jangan-jangan dia yang membantuku semalam, apa aku mengatakan hal-hal aneh semalam? Apa Ki hyung tau kalau aku sakit makanya dia tiba-tiba baik padaku?' Changkyun melebarkan matanya dan menatap Kihyun yang ada di seberang meja.

Kihyun yang mengerti ekspresi kebingungan Changkyun langsung melanjutkan perkataannya. "Kau pikir kau bisa sampai di kamarmu itu dengan bantuan siapa. Sudah tahu toleran alkoholmu itu rendah, masih tetap minum banyak. Baru legal minum saja sudah banyak bergaya kau," ucap Kihyun kesal sambil melipat tangannya di depan dada dan memundurkan tubuhnya pada sandaran kursi di belakangnya.

'Maafkan aku Ki hyung, tapi aku benar-benar butuh pelampiasan saat itu,' raut wajah Changkyun berubah sendu.

"Kalau ada orang tanya itu jawab!" Ucap Kihyun sambil menggebrak meja di depannya. Changkyun terkejut, emosi Kihyun itu tak terbaca. Sebentar-sebentar bicara lembut, nanti berubah menjadi galak lagi. Changkyun menjawab dengan takut-takut.

"A-aku dia-diajak oleh te-teman untuk mi-minum di bar yang ba-baru buka Kihyun-ssi," Kihyun mengangkat satu alisnya.

"Aku mu-mungkin ha-hanya berbicara ngawur ta-tadi malam. Tak usah, tak usah dipikirkan. Terima kasih su-sudah mau membantuku dan maaf ka-karena telah merepotkan," lanjut Changkyun lagi sembari membungkuk kepada Kihyun.

'Aisshh sudah berapa kali dia membungkuk padaku tadi,' batin Kihyun kesal.

"Ne, ne cepat kembalilah duduk dan habiskan makananmu!" Changkyun segera kembali duduk, takut membuat Kihyun marah lagi.

"Eee, dorm kenapa se-sepi sekali?" Tanya Changkyun, ia tak melihat tanda-tanda kehidupan.

"Shownu hyung, Wonho hyung, Minhyuk, dan Jooheon ada jadwal mendadak pagi ini. Sedangkan Hyungwon sudah kembali berhibernasi di kamarnya," jelas Kihyun sedikit acuh. Changkyun hanya ber-oh-ria, pantas saja tak ada orang.

Setelah sarapan Changkyun berniat melaksanakan tugasnya untuk bersih-bersih dan lain sebagainya. Tapi ucapan Kihyun membuat Changkyun mengurungkan niatnya.

"Hari ini tak usah bersih-bersih. Aku sudah membersihkan dorm tadi pagi. Sebaiknya kau istirahat saja, semalam kau mimisan sangat banyak hingga tak sadarkan diri," ucap Kihyun santai.

'Astaga seberapa banyak aku berulah tadi malam, sampai mimisan segala. Kihyun hyung pasti sangat kerepotan mengurusku semalam. Changkyun pabbo,' Changkyun memukul kepalanya pelan.

"Kau masih pusing? Jangan memukul kepalamu," heol, Changkyun tak pernah mendengar Kihyun berbicara dengan nada sekhawatir itu. Ini semua nyata? Atau halusinasinya saja, apakah efek alkohol sekuat itu?

"IM CHANGKYUN!" Teriak Kihyun.

"N-ne," Changkyun langsung berdiri dengan posisi tegap.

"Kau tahu aku sangat kesal bila kau tak merespon perkataanku. Berhentilah mengeluarkan ekspresi bodohmu itu," kesal Kihyun.

"Aku hanya sedang berpikir apakah ini nyata atau tidak. Kau tak pernah memperlakukanku seperti ini sebelumnya," cicit Changkyun. Kihyun langsung tersadar, Changkyun benar. Dia pasti terkejut dengan perubahan sikapnya ini.

Kihyun seperti diingatkan dengan masa lalu. Di saat yang lain bekerja dengan keras untuk bisa debut. Changkyun, Changkyun dengan tiba-tiba datang di tengah-tengah acara. Untuk apa dia peduli sekarang? Untuk apa dia membuatkan Changkyun makanan? Apa dia sudah bisa melupakan masa lalu? Apa dia sudah bisa melupakan betapa sakit hatinya dia saat Changkyun datang? Apakah hatinya luluh hanya karena mendengarkan omongan ngawur Changkyun saat mabuk?

"Kembalilah ke kamarmu," ucap Kihyun pelan.

"Ne?"

"CEPAT KEMBALILAH KE KAMARMU! AKU MUAK MELIHAT WAJAHMU ITU!" Ulang Kihyun dengan murka.

Changkyun terkejut. 'Apa aku salah bicara tadi?'

Tak ingin membuat Kihyun semakin marah, akhirnya Changkyun memutuskan untuk pergi dari ruang makan itu.

'Emosi Kihyun hyung benar-benar luar biasa. Tapi tak apalah aku senang Ki hyung mau berbicara denganku tadi, walaupun ia tak pernah berhenti berucap kasar. Bisa melihat Kihyun hyung dari dekat saja aku sudah bersyukur. Dia juga memasakkan sup tadi.'

Changkyun tersenyum bahagia, ahh seperti orang jatuh cinta saja. Oh, dia harus segera minum obatnya sekarang.

Maap gesss, aku lupa tidak update jam 4 tadi banyak tugas menghantui hidupku😭😭

Eternal Happiness [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang