t i g a b e l a s

1K 139 42
                                    

"Hyung memberi tahu appa?!"

"Aisshh kau ini bagaimana? Tentu saja hyung memberi tahu appamu. Kau ini putranya, beliau berhak tahu keadaanmu," jawab manager Shin sedikit sebal dengan pertanyaan bodoh Changkyun.

"Aku hanya sakit biasa hyung. Kau tak perlu memanggil appa," jelas Changkyun.

"Sesak nafas bahkan sampai mimisan. Kelelahan ekstrim dan dehidrasi sampai dua hari tak sadar, apa itu masih bisa dibilang sakit biasa Changkyun-ah?" Changkyun bungkam, ia memang memiliki penyakit ganas di dalam tubuhnya, kanker otak stadium dua, penyakit yang bisa merenggut nyawanya kapan saja. Ia yakin kelelahan dan dehidrasi itu hanya alasan yang diberikan dr. Oh kepada manager Shin. Ia tahu, penyakitnya pasti kambuh setelah latihan saat itu.

"Mianhae hyung," ucap Changkyun pelan. Manager Shin hanya menghela nafasnya melihat kelakuan Changkyun.

"Kemari biar hyung bantu kau duduk. Kau pasti lelah berbaring terus," ucap manager Shin sambil mengulurkan tangannya kepada Changkyun. Changkyun tersenyum melihat uluran tangan manager Shin. Biar bagaimanapun manager Shin selalu perhatian kepadanya bahkan terhadap hal-hal kecil sekalipun. Ia kemudian meraih tangan manager Shin.

"Gomawo hyung," manager Shin hanya tersenyum dan mengangguk kecil. Ruangan itu hening beberapa saat kemudian. Changkyun mulai merasa bosan sekarang, ia butuh ponselnya.

"Hyung kau membawa ponselku tidak?"

"Ponsel? Entahlah hyung tidak merasa membawanya. Tapi hyung membawa tasmu yang kau pakai terakhir kali, coba kau cek," manager Shin menyerahkan tas berwarna hitam milik Changkyun.

Changkyun mengecek isi tasnya. "Ahh ada hyung, gomawo."

"Ne sama-sama Changkyunie."

^^

Waktu sudah menunjukkan pukul 12 siang. Changkyun sudah tertidur sejak jam 10 tadi, lelah katanya. Tuan Im juga belum menunjukkan tanda-tanda kedatangannya. Hal ini sedikit membuat khawatir manager Shin. Padahal ia menelepon jam 6 pagi tadi, tapi kenapa sampai sekarang belum tiba juga?

Ceklek...

Pintu ruangan Changkyun dibuka, manager Shin langsung menoleh ke arah pintu masuk. Ternyata dr. Oh yang datang.

"Selamat siang tuan, saya datang untuk memeriksa kondisi Changkyun. Jika kondisinya sudah lebih baik saya akan izinkan dia pulang sore nanti," jelas dr. Oh sambil tersenyum ramah.

"Jinjja? Sore nanti dr. Oh?" Tanya manager Shin memastikan.

"Ne, sore nanti Changkyun sudah boleh pulang," jawab dr. Oh sambil berjalan ke tempat Changkyun berbaring.

"Hmm kondisinya sudah cukup stabil. Nanti sore setelah infusnya habis ia sudah boleh pulang. Tolong jangan memforsir tenaganya terlalu banyak, lakukan kegiatan secara bertahap. Lihatlah bahkan dia tertidur sangat lelap setelah dua hari tak sadar," manager Shin dan dr. Oh mengalihkan pandangan mereka ke arah Changkyun yang sedang tertidur sangat pulas.

"Ne, akan selalu kuingat pesanmu itu dr. Oh," jawab manager Shin sambil membungkuk sopan. Dr. Oh balas membungkuk dan pergi meninggalkan ruangan Changkyun.

"Huffttt..."

Manager Shin menghela nafas lelah. Ia mengambil ponselnya. Berusaha menghubungi tuan Im, kenapa beliau belum sampai juga?

'Ini sudah panggilan yang ke dua belas dan tidak ada jawaban. Nomornya pun tidak aktif, sebenarnya kemana perginya tuan Im?'

^^

"Hyung kita pulang sekarang?" Tanya Changkyun sambil memperhatikan manager Shin yang mondar-mandir membereskan barang-barang dan pakaian Changkyun.

Eternal Happiness [END]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora