s a t u

4.1K 244 83
                                    

Butir-butir air jatuh dari langit. Tak terlalu banyak, tapi cukup untuk membuat orang-orang yang menerobosnya basah seketika. Waktu juga sudah memasuki pukul 1 malam. Jalanan lenggang karena tak ada satupun kendaraan yang lewat. Di saat seperti ini bukankah berada di rumah merupakan satu pilihan yang terbaik?

Lain halnya dengan Changkyun, ia berjalan pelan sembari menunduk dalam. Merapatkan jaketnya saat dirasa angin sepoi-sepoi berembus perlahan-lahan. Menikmati setiap rintik-rintik hujan yang menimpa tubuhnya. Sesekali menghela nafas pelan saat dirasa tubuh lemahnya begitu lelah. Jarak agensi menuju dorm tidak bisa dikatakan dekat dan sekarang ia harus berjalan sendirian.

Jika Changkyun bisa, ia juga tak mau berjalan kaki seperti ini. Ia ditinggal oleh para member saat sedang berada di toilet, yang membuatnya mau tak mau harus berjalan kaki untuk pulang. Ia tak mau merepotkan manager hyung untuk mengantarnya pulang. Pasti sekarang manager hyung sedang tidur dengan hangat bersama keluarganya. Selain itu para hyungnya pasti akan dimarahi nanti jika manager mereka tahu bahwa ia telah ditinggal.

Ia mengusap pelan hidungnya saat dirasa sesuatu mengalir dari sana. Ia mimisan. Sesegera mungkin Changkyun mengeluarkan sapu tangan dari tas ranselnya. Changkyun membersihkan hidungnya sembari terus berjalan. Tinggal satu belokan lagi dan ia akan sampai. Changkyun mempercepat langkahnya.

Sementara di dorm semua lampu sudah mati, para member sedang menonton film bersama di ruang tengah. Sesekali tertawa karena film yang mereka tonton. Bukan tanpa alasan mereka belum tidur padahal waktu sudah menunjukkan pukul setengah dua malam. Manager memberi mereka waktu libur dua hari setelah jadwal padat yang melelahkan.

Ceklek..

Pintu dorm terbuka, menampilkan sosok Changkyun yang basah kuyup dengan wajah pucat. "Yakkk, lihat lantai jadi basah karenamu. Kenapa tidak berteduh saat hujan turun?! Pabbo," omel Kihyun.

"Mianhae Kihyun-ssi, aku akan segera mengepelnya setelah berganti baju," ucap Changkyun sambil menunduk dalam. Kihyun termasuk para member menghiraukannya dan malah melanjutkan film mereka. Changkyun menghela nafas pelan dan memutuskan untuk segera ganti baju. Ia tidak ingin merusak momen bahagia para member dengan kehadirannya.

Setelah selesai mandi dan ganti baju, sesegera mungkin Changkyun mengepel lantai yang basah karena ulahnya. Para member hanya menatapnya tajam saat ia sedang mengepel lantai. Setelah menyimpan alat pel-pelan, Changkyun berjalan pelan menuju ruangan kecil yang terletak di dekat dapur. Sebelum tidur ia sedikit mengintip dari balik tembok wajah-wajah bahagia para hyungnya. Selalu membayangkan betapa bahagianya ia jika dirinya ikut tergabung dengan para hyung-hyungnya itu.

"Sudahlah Changkyunie, tidak usah bersedih. Suatu hari nanti mereka pasti akan menerimamu," sebuah kalimat klasik yang selalu ia ucapkan selama setahun untuk menghibur hatinya yang terluka.

Ia memutuskan untuk segera tidur. Hatinya tidak akan kuat bila melihat pemandangan bahagia ini tanpa ia di dalamnya. Ruangan kecil dekat dapur yang menjadi tempat tidur Changkyun selama setahun ini. Tak masalah, ia tak menolak saat para member mengajukan pada manager mereka agar ia tidur di sana.

"Kamar kami akan sangat sempit jika ditempati tiga orang hyung. Lagi pula member lain mendapat 1 kamar untuk ditempati dua orang, lalu kenapa kami 1 kamar tiga orang. Ini tidak adil hyung," ucap Minhyuk pada manager mereka.

"Tapi kasihan Changkyun bila tidur di sana sendirian Minhyukie, pasti akan sangat dingin bila malam tiba karena ranjangpun tidak akan muat masuk melewati pintu sempit itu. Kau ti..." ucapan manager Shin terpotong oleh suara Changkyun.

"Sudahlah hyung, tidak apa-apa. Aku akan memindahkan semua barang-barangku, aku akan menggunakan kasur lipat nanti," Changkyun segera menghentikan perdebatan kecil itu. Ia tidak mau menjadi sumber masalah lagi. Sudah cukup kekacauan yang ia buat selama ini, ia harus bisa mengalah mulai saat ini.

"Huft.." Changkyun menyamankan dirinya saat tubuhnya tiba di kasur lipat miliknya. Sudah terasa sedikit keras, mungkin dia harus membeli yang baru lagi nanti. Changkyun sedang berusaha mengenyahkan semua pikiran-pikiran negatif yang ada di kepalanya. Ia harus segera tidur. Kepalanya pusing.

^^

BYURRRR!!!

Pagi ini Changkyun dibuat terkejut karena tubuhnya tiba-tiba disiram dengan segelas air dingin. Sontak ia langsung terduduk sembari menggigil tertahan. "Bukan salahku jika aku membangunkanmu dengan cara seperti ini, ini sudah jam 9 pagi dan kau masih tidur. Dibangunkan berkali-kalipun masih tetap tidak bangun, dasar pemalas."

"Mi-mianhae Hyungwon-ssi," dingin dan terkejut, Changkyun menjawab dengan terbata-bata.

"Hari ini kami akan pergi jalan-jalan. Dan kau, bersihkan dorm ini sekarang juga. Sapu, pel, lalu bersihkan semua barang-barang yang berantakan. Cuci baju semua member lalu setrika, kau lihat baju yang belum disetrika sudah menumpuk. Park ahjumma mengambil cuti selama sebulan karena suaminya masuk rumah sakit. Dan kau yang harus menggantikan semua tugas-tugasnya. Dan juga jangan lupa, beli persediaan kulkas," setelah berbicara panjang lebar namja tinggi itu, Hyungwon langsung keluar dari kamar Changkyun.

"Dan satu lagi, kau jangan pernah sekali-kali mengatakan ini pada manager hyung. Jika tidak, kau akan tahu akibatnya. Mengerti!?"

"Ne, ak-aku mengerti," setelah itu Hyungwon benar-benar keluar dari kamar Changkyun. Menyisakan Changkyun bersama dengan tubuh ringkihnya.

"Gwaenchana Kyunie, kau pasti bisa," bisiknya pelan. Kepalanya pusing, badannya panas Changkyun yakin kalau sekarang ia sedang demam. Pasti gara-gara semalam ia kehujanan. Changkyun tidak yakin bisa menyelesaikan semua tugas itu sendirian.

Tidak, tidak. Ia tidak boleh lemah. Ia tidak boleh mengeluh. Para hyungdeul pasti akan semakin tidak menerimanya jika ia membantah. Dengan penuh semangat ia segera bangkit dari duduknya. Berusaha menghalau rasa sakit yang ada di badannya dengan semua harapan dan angan-angannya yang pasti akan dikabulkan oleh Tuhan suatu hari nanti.

Vote + Comment jangan lupa

Eternal Happiness [END]Where stories live. Discover now