t i g a

1.3K 169 17
                                    

"Changkyunie itu sangat lucu hyung, dia selalu bilang kalau ingin membentuk otot-otot di badannya, tapi setiap aku ajak olahraga bersama pasti alasan ini-itu," celetuk Wonho sembari tertawa lebar.

"Ahh hyung ototku pasti akan terbentuk suatu hari nanti," bela Changkyun dengan nada merajuk. Manager Shin yang mendengar keakraban mereka tersenyum lega.

"Sepertinya kau sudah diperlakukan dengan baik oleh para hyungdeulmu Changkyunie," ujar manager Shin tiba-tiba.

"Hyungg apa maksudmu dengan sudah, kami selalu memperlakukan Changkyun dengan baik selama ini. Memberinya kasih sayang dan selalu memperhatikan kesehatannya. Aku tidak terima jika kau berkata seperti itu hyung."

"A-ahh benar apa kata Jooheon hyung. Hyung tidak boleh berkata seperti itu, era No Mercy sudah berlalu hyung. Lihatlah aku sekarang, sudah penuh dengan kasih sayang para hyungdeul," balas Changkyun sambil memamerkan deretan giginya yang tertata rapi.

"Hahaha hyung hanya memastikan. Sekarang hyung benar-benar lega melihat kalian bisa rukun satu sama lain."

Sakit sekali rasanya. Changkyun bahkan harus terlihat seperti orang paling bahagia di dunia ini yang penuh dengan limpahan kasih sayang. Bukankah dia sangat mahir berakting? Menjadi aktor mungkin tidak terlalu buruk.

Rasa gugupnya ketika berbohong sudah hilang. Rasa cemas dan rasa takut bila ketahuan berbohong pun sudah tergantikan dengan rentetan kalimat dusta yang selalu siap mengantre untuk ia ucapkan dengan nada riang gembira. Changkyun hanya bisa pasrah menerima semuanya.

Manager Shin kembali berbicara, "Kalau begitu Changkyun-ah kenapa kau tak pindah kamar? Hyung tau saat itu masih awal debut, kalian belum terlalu dekat. Jadi hyung izinkan kau menempati ruangan kecil itu. Bukankah di sana sangat dingin bila malam tiba?" Setelah mendengar pertanyaan itu Changkyun langsung menoleh, melihat ekspresi para hyungdeulnya. Ia mendapat beberapa lirikan tajam dari Hyungwon dan Minhyuk.

"Aku bahkan sudah ribuan kali membujuknya untuk pindah kamar hyung. Tapi begitulah dia sangat keras kepala, entah apa alasannya," Shownu dengan enteng mengatakan hal itu di hadapan Changkyun.

"Emm," Changkyun mengangguk.

"Shownu hyung sudah memaksaku berkali-kali untuk pindah kamar hyung, tapi aku tak mau. Aku sudah terbiasa tidur di kamar itu dan membentuk kebiasaan baru itu tidak mudah bagiku hyung. Yang ada jika aku pindah aku tidak akan bisa tidur nanti. Selain itu jadwal sangat padat belakangan ini, tidak akan ada waktu untuk memindahkan barang," setelah berpikir beberapa saat, Changkyun akhirnya bisa menjawab dengan lancar.

Changkyun tidak boleh sembarangan bicara, ia harus memikirkan segala resiko dan juga alasan yang tepat agar manager Shin tidak curiga. Selain itu hyungnya bisa marah kepadanya nanti jika ia mengatakan alasan yang merugikan mereka.

"Baiklah-baiklah hyung menyerah, kau ini sangat pandai bicara Changkyun-ah. Asal kau nyaman hyung izinkan," balas manager Shin. Ruangan itu hening beberapa saat.

"Mmmm hyung," panggil Changkyun.

"Hmm ada apa?"

"Aku ingin pulang ke rumah, bolehkah?"

"Oo gabjagi?"

"Ne, aku rindu dengan appa dan eomma hyung," balas Changkyun. Member lain hanya memperhatikan percakapan keduanya dalam diam.

"Kau yakin Changkyun-ah, hanya sehari?"

"Ne hyung, sehari sudah cukup bagiku," balas Changkyun lagi dengan mantap.

"Baiklah hyung yang akan mengantar," putus manager Shin.

"Eh, apa tidak apa-apa jika hyung yang mengantar?"

"Tidak apa-apa, hyung hanya akan mengantarmu lalu kembali, saat kau mau pulang hubungi hyung saja, hyung akan menjemputmu," jelas manager Shin.

"Ohh, arraseo hyung, gomawo."

"Sama-sama Changkyunie."

^^

Keesokan harinya pagi-pagi sekali Changkyun sudah siap untuk pergi ke rumah orang tuanya. Bersama dengan manager Shin, Changkyun sedang memasukkan beberapa barang ke dalam sebuah tas untuk dijadikan oleh-oleh.

"Kau sudah pamit dengan para hyungmu Changkyun-ah?" Tanya manager Shin sambil menata barang-barang yang ada.

"Su-sudah hyung," belum, Changkyun belum pamit sama sekali. Walaupun ia pamit, apa ada yang akan peduli? Lagipula hyungnya sudah mendengar percakapannya kemarin, pasti tanpa diberitahu mereka sudah mengerti.

"Kapan? Bukankah hyungmu masih tidur?"

"Mmm tadi malam hyung, aku kan berangkat pagi-pagi sekali pasti hyungdeul belum bangun. Jadi aku memutuskan untuk pamit malam tadi," manager Shin hanya menjawab dengan ber-oh-ria.

Setelah semua selesai mereka langsung berangkat. Menempuh perjalanan jauh selama 3 jam, dan akhirnya sampai di rumah megah keluarga Im.

"Mian Changkyun-ah hyung hanya bisa mengantar sampai sini," sesal manager Shin.

"Hyung tidak masuk dulu? Hyung pasti lelah," tawar Changkyun.

"Tidak, hyung harus pergi. Ada beberapa pekerjaan yang harus hyung selesaikan. Nanti malam akan hyung jemput ne."

"Arraseo hyung, gomawo. Hati-hati di jalan hyung," setelah itu mobil manager Shin pergi meninggalkan kawasan rumah keluarga Im. Rumah keluarga Im terletak di kawasan yang cukup sepi penduduk. Jadi Changkyun tak punya banyak teman di rumahnya sendiri.

Setelah menghembuskan nafas beberapa kali Changkyun mulai melangkah memasuki rumah orang tuanya. Sesaat setelah melewati gerbang, netranya melihat seluruh keluarganya ada di halaman rumah. Ibunya yang sedang menyiram tanaman, kakaknya yang sedang membantu menanam bunga, dan ayahnya yang sedang membaca koran.

Dirinya hendak menyapa sebelum sebuah suara terdengar menginterupsinya.

"Kenapa kau pulang anak sialan?!"

Vote Juseyo ^^

Eternal Happiness [END]Onde histórias criam vida. Descubra agora