l i m a b e l a s

1K 148 39
                                    

Changkyun memencet bel rumahnya beberapa kali. Manager Shin dan manager Kim sedang menunggu di teras sambil memperhatikan Changkyun yang masih berusaha memencet tombol itu. Mungkin masih terlalu pagi, semua orang pasti sedang tidur.

Selang beberapa menit pintu besar itu terbuka. Menampilkan keadaan nyonya Im yang kacau. Ia masih menggunakan dress berwarna hitam, rambut acak-acakan dan wajah yang sembab. Ia membuka matanya lebar-lebar saat tahu bahwa Changkyun dan dua managernya yang bertamu pagi-pagi sekali.

"Kau, kemari ikut aku masuk ke dalam. CEPAT!"

"Se-sebentar nyonya, aku akan berpamitan dulu sebentar," ucap Changkyun takut-takut.

Manager Shin dan manager Kim terkejut melihat kejadian ini. Kenapa nyonya Im membentak Changkyun? Kenapa Changkyun memanggil eommanya sendiri dengan sebutan nyonya?

'Ada yang salah di sini,' batin manager Shin.

Changkyun berbalik dan berpamitan pada kedua managernya. "Hyu-hyung terima kasih karena telah mengantarku, maaf merepotkan kalian. Aku akan di sini untuk beberapa hari ke depan, aku akan menelepon jika urusan di sini sudah selesai. Maaf karena tidak mempersilahkan kalian masuk, keadaan sangat kacau saat ini," jelas Changkyun panjang lebar.

"Kau yakin I.M-ah? Kau akan baik-baik sajakan?" Tanya manager Kim sambil melirik ke arah nyonya Im yang terlihat sangat garang saat ini.

"Aku yakin hyung, sekali lagi terima kasih," ucap Changkyun sambil membungkuk pada kedua managernya.

"Heii tak usah membungkuk Kyunie. Kami akan pergi sekarang, pastikan dirimu baik-baik saja, oke?" Changkyun mengangguk, ia melambai pelan saat mobil manager Shin dan manager Kim melaju menjauhi kediaman keluarga Im.

Changkyun berbalik, ia berjalan pelan ke arah nyonya Im.

"Ternyata kau masih berani menunjukkan wajahmu setelah berhasil membunuh suamiku, hah?!" Nyonya Im menjambak surai Changkyun dengan kencang dan menariknya masuk ke dalam rumah.

"Sa-sakit nyonya. Am-ampun tolong lepaskan," Changkyun memegang tangan eommanya sambil sesekali meringis kesakitan karena jambakan itu.

Nyonya Im malah semakin menambah kekuatannya. Ia menarik rambut Changkyun lebih kencang lagi. Ia membawa Changkyun ke kamar mandi sempit dekat gudang. Tempat ia biasa menghukum Changkyun sejak masih kecil.

"Buka bajumu," perintah nyonya Im sambil memegang penggaris besi panjang yang ia ambil dari meja saat menarik Changkyun tadi.

"Nyo-nyonya," ucap Changkyun takut-takut.

"KAU TAK DENGAR? CEPAT BUKA BAJUMU SEKARANG!!" Nyonya Im membentak Changkyun lebih keras lagi. Mau tak mau Changkyun membuka bajunya pelan, hawa dingin langsung menyentuh kulitnya yang telanjang.

"Balikkan badanmu!" Changkyun membalikkan tubuhnya.

Srek...

Nyonya Im langsung memukul punggung Changkyun dengan ujung penggaris itu sekuat mungkin. Changkyun langsung jatuh terduduk, ia terkejut. Segaris luka penuh darah langsung terbentuk. Changkyun meringis pelan. Ini sangat sakit.

"INI KARENA KAU TELAH LAHIR DI DUNIA INI."

Srek..

Nyonya Im memukul punggung Changkyun lagi.

"INI KARENA KAU TELAH MENJADI PEMBAWA SIAL BAGI KELUARGAKU."

Srek...

Srek...

Srek...

"AKU MENYESAL KARENA TELAH MELAHIRKANMU. SEHARUSNYA AKU MEMBUNUHMU SAAT KAU MASIH BERUPA JANIN DULU. LIHATLAH PUTRAKU KOMA DI RUMAH SAKIT SEKARANG, SUAMIKU MENINGGAL, ITU SEMUA GARA-GARA MEREKA INGIN MENJENGUKMU YANG SAKIT."

Eternal Happiness [END]Where stories live. Discover now