Ekstra Part 2

853 92 14
                                    

"Appa apakah bahagia itu menyenangkan?" Tanya Changkyun kepada tuan Im. Mereka berdua sedang duduk di halaman belakang sambil menatap bintang-bintang yang berhamburan di langit.

"Kenapa Kyunie bertanya seperti itu hmm? Apa Changkyun selama ini tidak bahagia?" Tuan Im menepuk-nepuk kaki Changkyun yang sekarang sedang berada di pangkuannya.

"Ani, Kyun bahagia tapi jika hanya bersama dengan appa. Umm appa, kenapa Kyun tidak boleh memanggil nyonya Im dengan sebutan eomma? Nyonya Im eomma Changkyun kan?" Tanyanya sambil menghadapkan tubuhnya ke arah tuan Im.

"Boleh, siapa yang mengatakan tidak boleh? Dia adalah eommamu, kau memang seharusnya memanggilnya eomma," tuan Im diam-diam menahan air matanya. Changkyunnya begitu polos.

"Kata nyonya Im tidak boleh appa, Kyun akan dipukul atau dibentak jika memanggil nyonya Im dengan sebutan eomma," balasnya sambil memainkan jari-jari appanya yang cukup besar.

"Kau dipukul?" Tanya tuan Im terkejut.

"Umm, tapi tidak sakit kok appa. Jangan memarahi nyonya Im atau aku akan marah pada appa," ancamnya. Tuan Im menghela nafasnya lalu memeluk Changkyun dengan erat.

"Dengarkan appa Kyunie, nyonya Im adalah eommamu dan aku adalah appamu. Kau tidak usah mendengarkan perkataan eommamu hmm. Cukup dengarkan perkataan appa saja," Changkyun mengangguk patuh.

"Tapi appa apakah Kyun nakal?" Tanyanya lagi.

"Tidak Kyun anak yang baik, selalu menuruti perintah appa dan tidak pernah membantah kan?" Changkyun mengangguk.

"Tidak pernah," jawabnya pelan.

"Lalu kenapa Changhyun hyung tidak mau bermain dengan Kyun lagi appa? Apa Kyun membuat hyung marah?" Tuan Im menunduk dan menatap Changkyun.

"Hyung tidak mau bermain dengan Kyun lagi? Benarkah?" Tanyanya heran.

"Itu benar appa, ah Changkyun ingat katanya Changkyun yang membuat appa berpisah dengan hyung. Apa itu benar appa? Kyun berjanji akan meminta maaf besok," ucapnya lagi dengan raut wajah yang sedih.

"Sejak kapan hyung tidak mau bermain dengan Kyun?"

"Sejak hari ulang tahun Kyun, ottoke appa? Apa Kyun harus beli bunga dan coklat untuk membujuk hyung?" Tanyanya dengan polos. Tuan Im tertawa pelan.

"Eii kau tahu dari mana hal seperti itu hmm?" Tanya tuan Im sambil mencubit pipi gembul Changkyun.

"Dari televisi appa, Kyun melihat wanita itu kembali berbaikan setelah diberi bunga dan coklat oleh pria tampan," tuan Im tertawa lagi.

"Tidak usah hahaha, biar appa yang membujuknya nanti. Memangnya Kyun punya uang untuk membeli bunga dan coklat?" Changkyun menggeleng.

"Baiklah Kyun serahkan ke appa. Appa harus bisa membujuk hyung agar hyung mau bermain dengan Changkyun lagi," ucapnya dengan gembira.

"Tentu saja hmm," tuan Im benar-benar  menetes air matanya sekarang. Ia sungguh tidak tega, hati Changkyun begitu baik. Ia heran mengapa istrinya tidak mau berusaha untuk menerima Changkyun.

Mereka kembali menghabiskan waktu sambil menatap langit malam yang begitu cantik.

^^

"Appa appa appa," Changkyun memasuki ruang kerja appanya dengan tergesa.

"Changkyunie pelan-pelan saja appa tidak akan kabur nak," Changkyun terkekeh.

"Aku punya kabar gembira appa," ucapnya dengan senyum yang sangat lebar.

"Kabar gembira apa?" Tanya tuan Im penasaran.

"Akhirnya aku diterima menjadi trainee di salah satu perusahaan entertainment di Seoul appa," tuan Im melebarkan matanya.

"Benarkah? Coba appa lihat," Changkyun menyerahkan ponselnya yang berisi email penerimaan dirinya.

"Star-Starship Entertainment?" Changkyun mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Kau sudah cek? Perusahaan itu benar-benar ada kan?" Tanya tuan Im memastikan.

"Tentu saja ada appa, aku sudah mencarinya di internet. Wahh aku tidak sabar ingin menjadi idol appa," ucapnya dengan raut wajah yang begitu bahagia. Tuan Im ikut tersenyum melihat anaknya berbahagia.

"Bagus, berarti kau akan meninggalkan rumah ini dan pergi ke Seoul untuk menjadi trainee," suara Changhyun menyela.

"Jadi aku tidak perlu melihat wajah menyebalkanmu itu setiap hari," lanjut Changhyun. Changkyun menunduk dan mundur mendekati appanya.

"Changhyun nak, kau tidak boleh berkata seperti itu," nasehat tuan Im.

Changhyun memutar bola matanya malas dan berjalan mendekati appanya. "Aku ingin meminta bantuan appa untuk mengecek tugasku ini," ucapnya sambil menyerahkan beberapa lembar kertas.

"Hmm baiklah kau bisa mengambilnya sebelum makan malam nanti," Changhyun mengangguk dan pergi meninggalkan ruang kerja appanya.

Tuan Im berbalik dan menatap Changkyun yang ada di belakangnya. Ia masih menunduk dengan tubuh yang bergetar, ia tahu putra bungsunya itu sedang menangis.

"Sttt tidak usah menangis, appa sudah bilang jangan dengarkan kata-kata hyungmu ataupun eommamu cukup dengarkan kata-kata appa saja," tuan Im memeluk Changkyun.

"Ne, mianhae appa," Changkyun balas memeluk appanya.

"Sudahlah berhenti menangis, nanti tampanmu hilang katanya mau menjadi idol," Changkyun tertawa kecil.

"Appa~ jangan menggodaku," rengeknya manja. Tuan Im tertawa. Ia mengusap sayang kepala putranya yang sekarang tingginya sudah melebihi dirinya itu.

'Kau sudah besar Changkyunie.'

Changkyun akhirnya memutuskan untuk duduk sambil menikmati teh hangat bersama appanya sore itu.

Benar-benar ayah dan anak yang bahagia.

Voment nya jangan lupa☺️

Besok terakhir ya

Eternal Happiness [END]Where stories live. Discover now