e n a m b e l a s

1K 156 22
                                    

Sebuah kafe kecil di kota Seoul menjadi pilihan manager Kim untuk bertemu dengan temannya. Agar tidak ada yang menguping katanya. Ia dan manager Shin baru saja masuk. Manager Kim mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru kafe. Ia menemukan temannya yang sedang duduk di pojok ruangan dengan segelas jus jeruk di depannya.

"Maaf kami terlambat datang. Menyisihkan waktu luang sangat sulit bagi kami," ucap manager Kim sambil mendudukkan dirinya di bangku yang tersedia. Manager Shin hanya mengikuti apa yang dilakukan oleh dongsaengnya.

"Tak apa hyung, aku mengerti. Kalian pasti sangat sibuk."

"Jadi... bisakah langsung ke intinya saja, kami tak punya banyak waktu," ucap manager Kim sambil melirik jam tangannya.

"Ekhemm, jadi beberapa hari yang lalu aku mendengar percakapan ibuku dengan adik nyonya Im di taman belakang. Aku sedang lewat saat itu dan tanpa sengaja menguping pembicaraan mereka. Mereka membicarakan tentang Changkyun."

Manager Shin dan manager Kim memperhatikan dengan seksama, tak ada yang bicara sama sekali.

"Ternyata Changkyun bukanlah anak kandung tuan Im."

"Apaaa?!" Manager Shin terkejut. Bagaimana bisa seperti itu? Mereka terlihat seperti anak dan ayah yang saling menyayangi. Manager Shin tidak menyangka.

"Pada saat anak sulung nyonya Im, Changhyun berumur 3 tahun, nyonya Im diperkosa oleh orang tak dikenal. Mereka habis menonton film bersama di bioskop, saat itu nyonya Im pergi ke kamar mandi sendirian. Ia ditarik oleh orang tak dikenal dan dibawa ke belakang gedung bioskop yang sepi dan mulai disetubuhi di sana."

Manager Kim menutup mulutnya. Ia terkejut.

"Nyonya Im ditemukan dalam keadaan memprihatinkan tanpa menggunakan baju sama sekali. Beberapa hari setelah kejadian itu nyonya Im dinyatakan hamil. Beliau sangat depresi dan tertekan. Hingga berulang kali berusaha menggugurkan kandungannya. Tapi hal itu selalu berhasil dicegah oleh tuan Im."

Teman manager Kim itu berhenti sejenak, ia meminum jus jeruk yang dipesannya tadi dan mulai melanjutkan ceritanya.

"Beberapa bulan kemudian Changkyun lahir. Tapi nyonya Im sama sekali tidak menerima kehadiran Changkyun. Ia terus-menerus berusaha membunuh Changkyun dengan berbagai cara."

"Kenapa nyonya Im tega, bukankah Changkyun masih bayi saat itu?" Manager Kim menyela cerita temannya itu. Yang ditanya hanya mengendikkan bahunya pertanda tak tahu.

"Kau benar hyung, Changkyun masih bayi saat itu. Karena itulah tuan Im memutuskan untuk pindah dan membawa Changkyun ke luar negeri."

"Tapi.. kenapa tuan Im sangat peduli kepada Changkyun? Bukankah seharusnya dia menjadi orang yang sangat membenci Changkyun?" Manager Shin yang bertanya kali ini.

"Tuan Im memang sangat menyayangi Changkyun. Ia menganggap hal ini merupakan takdir yang diberikan Tuhan. Menurutnya Changkyun tak salah apapun. Mereka tinggal di Israel sekitar empat tahun dan pindah ke Boston selama tiga tahun. Saat umur Changkyun berusia tujuh tahunan tuan Im memutuskan untuk kembali ke Korea. Changkyun diterima dengan baik oleh Changhyun yang saat itu tak tahu apapun. Selama setahun hubungan mereka baik-baik saja."

Teman manager Kim itu menghela nafasnya.

"Tapi kemudian hubungan mereka rusak karena Changhyun telah diberi tahu ibunya bahwa Changkyun adalah orang yang menyebabkan ia berpisah dengan appanya. Changhyun mulai menjauhi Changkyun. Selama Changkyun tinggal bersama ibunya ia selalu mendapat kekerasan dan perlakuan yang tak adil dalam setiap kesempatan yang ada hyung."

"Jadi karena itu Changkyun memanggil eommanya sendiri dengan sebutan nyonya?"

"Kau benar hyung pasti gara-gara itu. Kasihan sekali I.M," manager Kim membenarkan perkataan manager Shin.

Mereka semua larut dalam pemikiran masing-masing.

"Aku melihat Changkyun ditarik ke dalam kamar mandi oleh nyonya Im 5 hari yang lalu hyung. Sepertinya nyonya Im menyalahkan Changkyun atas kematian tuan Im. Selama itu pula aku belum pernah melihatnya keluar dari kamar mandi itu. Ia dikurung di sana tanpa diberi makan dan minum. Karena itulah aku mengajak kalian bertemu. Aku khawatir padanya hyung, tolong selamatkan Changkyun. Bawa dia pergi dari rumah itu secepatnya hyung."

Manager Shin dan manager Kim terkejut. "Walaupun aku tak dekat dengan Changkyun, tapi sisi kemanusiaanku tetap ada hyung. Dia pasti sedang kelaparan sekarang, hanya kalian satu-satunya orang yang bisa kumintai tolong," lanjut teman manager Kim itu sambil memohon kepada mereka berdua.

"Kami akan berusaha yang terbaik. Aku akan ke rumah keluarga Im malam ini juga. Kim, tolong kau laporkan ini kepada sajangnim."

"Baik hyung," manager Kim mengangguk mantap.

"Tolong kalian rahasiakan hal ini. Adik nyonya Im mengatakan, jika yang tahu masalah ini hanyalah keluarga inti Changkyun. Kerabat jauhnya seperti aku, hanya mendengar beberapa rumor dengan berbagai versi yang beredar. Tapi kemudian aku mengetahui semua faktanya kemarin."

"Kau tenang saja, kami pasti akan merahasiakan hal ini," ucap manager Kim sambil mengangguk ke arah manager Shin.

Setelah berpamitan manager Shin dan manager Kim pergi meninggalkan kafe itu. Mereka harus segera pergi. Ada banyak hal yang harus diurus sekarang.

^^

Malam ini manager Shin telah tiba di kediaman keluarga Im. Ia sendirian, manager Kim harus mengurus beberapa hal terkait dengan Monsta X.

Ia memencet bel rumah itu beberapa kali. Dan pas sekali nyonya Im yang membukakan pintunya.

"Apa yang anda lakukan di sini?" Tanya nyonya Im dingin setelah mengetahui bahwa manager Shin yang datang.

"Saya datang untuk menjemput Changkyun. Tolong katakan dimana ia sekarang," manager Shin tetap memperhatikan kesopanannya sebagai tamu.

"Anak itu mungkin sudah mati. Anda tidak perlu mencarinya lagi."

"Saya mohon nyonya tolong katakan dimana anda menyembunyikan Changkyun?!" Manager Shin sedikit menaikkan nada bicaranya. Nyonya Im terlihat sedikit kesal.

"Dia kukunci di dalam kamar mandi dekat gudang. Lurus saja kemudian belok kiri, kau akan menemukan anak itu di sana. Ini kuncinya dan tolong bawa anak itu pergi sejauh mungkin dari hadapanku tuan Shin yang terhormat," nyonya Im berucap dengan sinis. Ia menggeser tubuhnya membiarkan manager Shin masuk dan mencari Changkyun sendiri.

Manager Shin menerima kunci itu dengan sedikit ragu. Ia kemudian mulai masuk dan mengikuti arahan yang dikatakan nyonya Im tadi.

Beberapa saat kemudian ia melihat sebuah pintu kamar mandi, tanpa babibu manager Shin segera membuka pintu itu dengan kunci yang diberikan nyonya Im tadi.

Saat membuka pintunya, manager Shin memekik tertahan. Begitu terkejut dengan kondisi Changkyun sekarang.

Yuks yang kemarin minta double up, votenya yaa. O iya chapter ini masih berisi penjelasan, mengenai keadaan Changkyun nya sabar ya nanti di chapter selanjutnya, ini masih kukerjakan😆

Eternal Happiness [END]Where stories live. Discover now