s e m b i l a n

1.2K 175 31
                                    

"Mian Changkyun-ah, berdasarkan hasil pemeriksaan ini hyung nyatakan kau positif kanker otak stadium 2."

"Hy-hyung bercanda?"

"Hyung tidak bercanda. Hyung sudah memeriksanya berkali-kali berharap ada yang salah dari hasil pemeriksaan kemarin. Tapi hasilnya tetap sama saja, kau... kau harus berobat Changkyunie," jelas dr. Oh.

Changkyun tidak menjawab, berbagai hal negatif mulai muncul dipikirannya sekarang. Pandangannya kosong tapi tak lama kemudian ia mulai meneteskan air mata.

"Hiks hyung, a-apa aku akan mati? Hiks ottoke hyung, hiks ottoke," dr. Oh langsung buru-buru bangkit dari duduknya dan menghampiri Changkyun.

"Sttt tenanglah. Tidak akan terjadi apa-apa, kau tidak akan mati Changkyun-ah. Jangan mengatakan hal yang tidak-tidak, kau harus percaya kepada hyung. Semuanya akan baik-baik saja," ucap dr. Oh sambil memeluk dan mengusap kepala Changkyun dengan sayang.

"Berjanjilah hiks berjanjilah padaku hyung. Hiks kau tidak akan mengatakan ini kepada siapapun," mohon Changkyun sambil mengeratkan pelukannya pada dr. Oh.

"Ne ne, hyung berjanji Changkyun-ah, jebal berhentilah menangis hmm," Changkyun tidak merespon, ia hanya ingin memeluk dr. Oh saat ini. Dunianya hancur, cita-citanya pasti akan berhenti di tengah jalan. Semua harapannya agar mendapatkan kasih sayang dari orang-orang terdekatpun sudah pupus. Changkyun benar-benar putus asa sekarang.

^^

Saat ini Kihyun sedang terbangun di tengah malam karena tenggorokannya yang sekering gurun Sahara. 'Sial pita suaraku akan rusak jika aku malas minum sekarang.'

Mau tak mau ia harus bangun dari tidur nyenyaknya. Berjalan menuju dapur dengan mata setengah terbuka. Ia meneguk segelas air putih yang ia ambil dari kulkas.

"Ahh leganyaa," tiba-tiba ia dikejutkan dengan suara pintu masuk dorm yang dibuka dengan cukup keras. Matanya langsung terbuka seketika, ia berubah menjadi waspada.

'Siapa yang masuk ke dorm tengah malam begini? Apakah pencuri atau ssasaeng?' Kihyun bergidik ngeri membayangkannya. Ia berjalan mengendap-endap agar tidak ketahuan. Netranya menangkap sosok seorang pria sedang berdiri di depan pintu masuk.

Brak...

Suara bantingan terdengar lagi, dan cukup membuat Kihyun terkejut untuk kedua kalinya. Orang itu baru saja menutup pintu dengan kasar. 'Tunggu dulu sepertinya aku familiar dengan sosok itu.'

Kihyun menghidupkan lampu ruang tengah. Terpampanglah sosok Changkyun dengan rambut acak-acakan dan wajah kusut. Raut wajah Kihyun langsung berubah, ia berjalan mendekati Changkyun.

"Yakkk kenapa kau baru pulang jam segini?!" Kihyun mengecilkan suaranya, takut jika member lain yang sedang tidur ikut terganggu, tapi tetap tak mengurangi nada amarah dalam setiap kata yang ia ucapkan. Changkyun tidak menjawab. Kihyun langsung mencium aroma tubuh Changkyun.

"Kau mabuk?" Changkyun tetap tidak menjawab, ia menatap Kihyun dengan sayu lalu menjatuhkan tubuhnya kepelukan Kihyun sambil menangis pilu.

"Hiks hiks ottoke hyung, aku akan mati sebentar lagi hiks," Kihyun terkejut, Changkyun berbicara dengan asal saat ini, ia tak paham.

"Apa maksudmu dengan mati?! Yakkk! Lepaskan pelukanmu sekarang," Kihyun berusaha melepaskan pelukan Changkyun tapi tidak berhasil, Changkyun memeluknya dengan sangat erat.

"Hiks mianhae hyung mianhae. Aku tak bermaksud merebut posisi orang hiks, eomma membenciku hyung hiks hiks. Aku hiks adalah sumber masalah semua orang hiks," Changkyun terus merancau tak jelas di pelukan Kihyun. Membuat Kihyun tak tega juga, selama ini Changkyun tak pernah mengeluh sedikit pun. Juga tak pernah membela dirinya sendiri saat ia di salahkan olehnya ataupun oleh member lain. Apalagi membantah, semua perkataan hyungnya pasti ia laksanakan.

Kihyun menggerakkan tangannya dengan kaku, ia sedang berusaha untuk mengusap surai Changkyun. Sekali saja ia harus mengalah dengan egonya, Changkyun benar-benar terpuruk saat ini.

"Waeyo? Kenapa eomma membencimu Changkyunie? Tidak apa-apa, tidak akan ada yang mati. Semuanya akan baik-baik saja," Kihyun berusaha menjawab pernyataan random Changkyun dengan lembut walau ia sendiri tak paham maksudnya.

"Aku hiks adalah pembawa hiks hiks sial hyung. Mianhae, jebal mianhae hyung hiks," Kihyun malah semakin iba, ia baru melihat sisi Changkyun yang seperti ini. Ia tidak merespon, ia hanya mendengarkan suara isak tangis Changkyun sambil terus mengusap surainya perlahan.

Tiba-tiba Kihyun merasa beban di bahunya semakin berat. Pelukan Changkyun pun semakin melemah. "Changkyun-ah?" Kihyun melepas pelukan mereka. Betapa terkejutnya ia melihat Changkyun yang lemas dengan darah yang mengalir deras dari hidungnya.

"Yakk Changkyun-ah, gwaenchana? Kita ke kamarmu sekarang," ucap Kihyun panik, ia langsung memapah tubuh Changkyun. Sepertinya Changkyun sudah setengah pingsan.

"Changkyun-ah jangan tidur sekarang pabbo," Kihyun memapah Changkyun dengan cepat. Setelah sampai di kamar Changkyun, Kihyun langsung merebahkan tubuh Changkyun di kasur lipatnya.

"Changkyun-ah! Changkyun?" Changkyun benar-benar tak sadarkan diri. Kihyun panik sekarang, darah masih terus menetes dari hidung Changkyun. Kihyun berlari keluar, memanaskan sebaskom air dan mencari handuk di lemari Changkyun yang sekiranya bisa ia gunakan untuk membersihkan Changkyun nanti. Sembari menunggu semuanya beres Kihyun mengepel lantai dorm yang terkena tetesan darah Changkyun dengan cepat.

Kemudian dengan sigap membersihkan hidung Changkyun yang penuh dengan darah menggunakan tisu yang ia ambil dari ruang tengah. Masih belum berhenti, Kihyun kembali berlari keluar dari kamar Changkyun untuk mengambil rebusan airnya tadi.

20 menit berlalu berlembar-lembar tisu berwarna merah berserakan di lantai. Mimisan Changkyun akhirnya berhenti. Kihyun bernafas lega, ia mulai memunguti tisu yang kotor dan membuangnya di tempat sampah dapur. Kihyun kemudian melepas hodie yang dipakai Changkyun lalu membersihkan tubuh Changkyun menggunakan air hangat tadi.

Kihyun mengelus surai Changkyun perlahan. "Apa yang terjadi denganmu Changkyun-ah?" Ia kemudian memutuskan untuk beranjak pergi dari kamar Changkyun sambil membawa baskom dan handuk Changkyun yang ia pakai tadi. Kihyun harus segera mengganti piyamanya. Ini penuh dengan darah sekarang.

Yang rajin baca disayang author, yang rajin vote dapat pahala, yang rajin komen semoga masuk surga🤣🤣

Eternal Happiness [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang