SweetTalker (18)

1.2K 310 23
                                    


Pelajaran memang berlangsung seperti biasa, tidak ada bedanya dengan hari kemarin atau seminggu sebelumnya. Hanya saja, pandangan serta perlakuan orang-orang begitu berbeda padanya. Dia memang bukan siswa yang cantik dan populer hingga semua orang akan berebut untuk sekedar bertegur sapa dengannya. Akan tetapi, selama ini tidak ada yang berani bertindak macam-macam dengannya. Belum pernah ada yang memelotinya secara terang-terangan atau menyindirnya karena dia pintar dan baik serta berasal dari keluarga berada. Namun, sebagian besar siswa sekarang menyindirnya secara terang-terangan baik di sosial media, di aplikasi perpesanan di grup kelas atau grup sekolah bahkan mengatakannya secara langsung di depan mukanya. Kata-kata tidak tahu malu, mengerikan, kejam dan semacamnya terlontar begitu entengnya setiap ada kesempatan. Teman sekelasnya juga menggunjingnya di sela pelajaran dan Adel juga menjauhinya.

Bukan hanya kata-kata dan sindiran baik verbal maupun tulisan, siswa-siswa itu juga merusak barang-barangnya. Mencoret bukunya dengan tulisan mengerikan. Mereka bahkan menjadikan mejanya sebagai obyek vandalisme. Hal yang membuat Rylie ingin sekali menangis setiap pagi saat melihat meja miliknya. Coretan di mejanya itu membuatnya sulit berkonsentrasi selama pelajaran berlangsung. Matanya sibuk mengamati tulisan penuh makian di permukaan meja. Dia juga mengeja semua kata-kata kasar itu di dalam hati. Dia tahu kalau tindakan semacam itu makin membuat dadanya perih, akan tetapi Rylie tidak berhenti melakukannya.

Belum cukup sampai di situ, orang-orang bahkan bertindak lebih jauh dengan mendorongnya dengan sengaja atau mengganggunya saat makan di kafeteria. Hal yang membuat Rylie tidak ingin lagi menghabiskan waktu istirahatnya bersama siswa lain di tempat itu. Tidak ingin lagi mendengar gunjingan keras atau pelototan mata ratusan orang yang ada di sana. Hari-harinya tidak ubahnya seperti neraka dua hari belakangan.

Neraka, huft. Kalau dia mengatakannya dengan istilah ini maka Papa akan buru-buru menghakiminya dengan mengatakan jika dia berlebihan. Dia ingat saat Papa bilang dua hari lalu kalau dunia ini luas tidak terpaku pada sosial media dan sekolahnya saja. Akan tetapi, Papa salah. Saat usianya delapan belas tahun maka kehidupan sekolah adalah semestanya. Kepintaran dan keyakinannya pada diri sendiri sama sekali tidak membantu kala dunia memusuhinya. Lalu, teman-teman yang awalnya dianggapnya tidak begitu penting adalah bintang-bintang yang bersinar bersamanya di langit malam. Kecil, tidak terlihat, akan tetapi menyenangkan saat bersama-sama. Dia ingin terus ikut bersinar bersama teman-teman itu, sayangnya dunia tidak lagi bersahabat dengannya dan semesta yang diyakininya mulai runtuh. Bahkan Adel yang selalu dianggapnya mirip lintah pun menjauhinya. Rylie meredup sendirian di langit malam, tidak ada yang menyadari dan tidak ada yang peduli. Pada akhirnya, Papa tidak bisa memahaminya karena sepatu yang dikenakan Rylie tidak lagi muat untuk pria itu.

Lalu sekarang, bahkan ada yang menggunjingnya dengan suara keras. Mungkin mereka tidak peduli apakah dia mendengarnya atau tidak. Rylie mendesah lalu menunduk sambil berusaha menyembunyikan matanya di balik rambut. Bahunya menekuk ke depan sementara tatapannya kini tertuju pada jemarinya yang ada di atas pangkuan. Mengamati kuku-kukunya yang patah dan habis digigiti. Menyadari ada luka lecet di ujung jari, akan tetapi dia membiarkannya saja.

"...Mengerikan ya..." celetuk salah satu suara.

Mereka akan memulai rentetan obrolan yang sama dengan pemilihan kalimat yang berbeda dari sebelumnya, akan tetapi isinya kurang lebih sama. Meski sambil memasukkan buku-buku dan alat tulis ke dalam tas, mereka masih sempat untuk mengejeknya.

"...Gila ya kita curhat lalu dia berbicara dengan santai sama kita..."

"...Bayangin deh, kita curhat sama dia terus dia kayak enggak tahu apa, eh disebarin..."

"...Lebih serem lagi, kita ngejelek-jelekkin dia, eh tahunya dia tahu dong ughh..."

"...Creepy..."

SweetTalkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang