Enlightenment

901 90 33
                                    

Hola.

***

"Ck, dasar anak tidak berguna. Mengerjakan ini saja kau tidak bisa, apa kau tidak mau meniru kakakmu yang telaten ini?"

"M-Maaf ayah, akan aku ulangi"

Srekkk!!!

"Sudahlah ayah! Berhenti membandingkan aku dan Claude! Dia masih kecil, jadi wajar saja dia melakukan kesalahan! Apa hal kecil seperti itu saja ayah tidak bisa menyadarinya?!"

"Felix! Bawa Claude ke kamarnya"

.

"Claude, kau kenapa menangis? Sini ibu obati lukamu, pasti sakitkan? Ibu yakin ayahmu hanya bercanda, percaya pada ibu! "

"Ibu, jangan tinggalkan aku"

.

"Aku mencintaimu, Claude. Maaf, aku tidak bisa terus bersamamu. Aku mohon, sayangi Athanasia seperti kau menyayangiku"

.

"Putus kontrak kau bilang? Tunggu, dari mana kau tau tentang masalah ini!? Apa jangan-jangan perusahaan kalian yang sudah--!!!"

"Menuduh kami sembarangan tanpa bukti nyata, tuduhan anda bisa saya tuntut saat ini juga. Lagipula, saya tau akan hal ini karena semua keluhan yang para pebisnis itu ajukan pada bos saya" Rey membalik beberapa dokumen di tangannya dan menampilkan isinya tepat di depan pria itu.

Claude tertegun.

Dengan wajah serius Rey berkata, "mereka sendiri yang meminta pada bos saya untuk berbicara langsung pada Tuan Claude agar anda mau memutus kontrak dengan mereka"

"Karena anda sendiri tidak kunjung memberi kabar pasti, jadi mereka sendiri yang meminta bantuan pada kami"

Tangan Claude terkepal kuat. "Kenapa harus kalian?" ujarnya dengan nada berat.

"Itu karena mereka ingin berpindah bisnis pada bos saya, jadi tolong anda cepat bertindak sebelum kami yang terlebih dulu melakukannya"

.
.
.
.
.

Tok. Tok.

"Tuan.." panggil Felix.

"Sekali saja, apa anda tidak bisa merespon saya?"

Semenjak pagi, Felix tidak berhenti menanyakan keadaan Claude yang tengah mengurung diri di kamar. Karena keadaan Tuannya yang seperti ini dengan terpaksa semua urusan kantor dia lah yang mengatur. Lelah tidak kunjung berhenti menghampiri selagi pria itu terus bergerak berjam-jam. Bahkan makan siang tampak utuh tak tersentuh terletak di atas nampan di depan pintu.

Sudah kesekian kalinya ia mencoba untuk memanggil Claude, namun pria bersurai kuning itu masih belum memberi tanda apapun. Hal itu membuat Felix khawatir. Ia menghela napas pelan. "Tuan, hari ini semua pegawai kembali berulah.."

Berpikir panggilannya sia-sia, Felix memilih untuk langsung menceritakan apa yang terjadi di kantor. Yah, seperti biasa, ia selalu berbicara di balik pintu dengannya, karena ia tau meski Claude tidak merespon, pria itu tetap mendengarkannya di dalam sana.

"Karena besar gaji yang mereka terima semakin sedikit dibanding sebelumnya, hal itu membuat mereka semakin marah dan kecewa"

Tentu saja, mengingat bagaimana perusahaan itu sudah diambang kehancuran. Maka para pegawai sangat bekerja keras untuk mempertahankannya. "Sedangkan dana cadangan perusahaan sudah sangat menipis" namun jika hasil yang mereka terima tidak sesuai, tentu saja tidak ada jaminan mereka akan diam begitu saja.

VERGADERINGHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin