Memories

753 114 32
                                    

"Berjanjilah padaku kau akan menjaga Athanasia saat aku tiada, Claude"

Srekk

Manik permata biru dengan indahnya tampak dari kelopak mata seorang pria, ia termenung sebentar mengumpulkan sisa sisa nyawanya. Mengedipkan matanya secara perlahan dan menghela napas.

'Mimpi?'

Pria itu menutup matanya menggunakan lengan, wanita itu kembali menghantuinya melalui mimpi, apa rasa sakit yang ia tinggalkan selama ini tidak cukup? Kenapa dia kembali menghantuinya dalam mimpi?

Claude bangkit dari sofanya, maniknya bergulir ke arah pintu balkon yang tertutup, namun jika dilihat dari dalam akan tampak sinar rembulan yang masuk menerangi ruangan seadanya.

Wanita itu.

Wanita itu kembali mengunjunginya setelah bertahun tahun, menuntut permintaan nya yang sama sekali belum bisa ia penuhi. Menghela napas gusar.

"Bahkan sudah mati pun kau tetap membelanya ya...Diana"

"Jika anda melaporkan saya, saya akan membongkar semua rahasia anda selama ini!"

"Jangan macam macam denganku wanita sialan! Malam itu hanya kecelakaan! Kau menjebak ku brengsek!"

"Terserah!! Jika anda melaporkan saya ke polisi saya tidak akan sungkan mengatakan pada istri anda atas apa yang telah anda lakukan pada saya!!!"

"CK!" memori menjijikkan itu kembali melintas di benaknya, dimana ia harus memilih pilihan yang sangat sulit di masa itu, bahkan ia harus sampai membenci putrinya seperti ini. Demi menutupi semua yang ia perbuat.

Egois sekali.

Claude menutup matanya, ia beranjak dan mengganti pakaian dengan pakaian kasual serba hitam, menutupi wajahnya dan berjalan keluar.

Sesampainya di luar ia melihat pria dengan surai merah maroon, bersama dengan seorang maid. Mereka tampak membicarakan sesuatu yang serius sampai sampai maid itu menangis histeris. Pria itu menghampiri keduanya.

"Felix" keduanya menoleh, merasa terkejut karena tiba tiba seseorang datang menghampiri mereka.

"T-tuan!! Ahh..Salam" mereka menunduk hormat, pria itu hanya menatap datar.

"Wakili aku untuk datang ke rapat besok, aku akan melanjutkan pencarian untuk beberapa hari ke depan, binasakan bagi yang menentang keputusan yang kau buat dan jangan beri ampun. Cecunguk cecunguk itu harus diberi pelajaran"

Felix tertegun melihat wajah menyeramkan pria itu, manik permata yang mengkilat tajam membuatnya bergidik ngeri.

"..Baik Tuan.." cukup lama mereka terdiam Claude kembali membuka suara.

"Sedang apa kalian tengah malam berduaan seperti ini?" Felix tampak gugup, merasa enggan untuk bicara.

"I-itu nona Lilian menghampiri saya, menanyakan tentang keberadaan Nona besar, Tuan" Felix melirik sekilas wanita di sampingnya.

"Maaf atas kelancangan saya Tuan, tapi saya benar benar mengkhawatirkan Nona..saya sangat mohon pada anda untuk menemukan dimana keberadaannya, Tuan" dia kembali menetes kan air matanya. Sedikit terisak menahan tangis.

"Tentu saja, karena dia putriku" pria itu berlalu pergi, meninggalkan kedua orang yang kini merasa tenang karena Claude sendiri lah yang turun tangan, tentu karena kedua orang itu tidak tau apa penyebab yang membuat Athanasia menghilang seperti ini.

VERGADERINGWhere stories live. Discover now