Difficult

716 110 39
                                    

"Oh kau sudah pulang, Ijekiel? " Roger yang baru saja sampai perlahan membuka jas kerjanya, beralih ikut duduk di samping lelaki bersurai putih.

"Iya ayah, aku baru saja sampai"

Ijekiel kini sedang bersantai di sofa, lelah karena saat di sekolah ia terlalu banyak membantu para guru menyusun dokumen dokumen untuk diberikan pada kepala sekolah.

Meskipun begitu senyum sama sekali tidak luntur dari wajahnya, bahkan sekarang saja ia masih tersenyum, seolah ia sedang mengalami hal baik hari ini. Apalagi kalau bukan tentang hubungan Lucas dan Athanasia yang merenggang.

"Ayah sudah berbicara pada Tuan Claude tentang pertunangan mu dengan Nona besar" mendengar itu senyum pria itu memudar.

'Pertunangan huh?'

"Lalu..apa yang Tuan Claude katakan, ayah?" Ijekiel sangat berharap bahwa Claude akan menolak pertunangan ini, lantaran ia sudah sangat mencintai seseorang.

"Dia bilang akan memikirkannya terlebih dulu, karena dia harus melihat kemampuan mu yang luar biasa" Roger tersenyum simpul.

"Ayah bergantung pada mu ya, Ijekiel"
Mendengar itu Ijekiel berpikir, lalu ia mengangguk dan pergi ke kamarnya.

Bergumam pelan.

"Maaf ayah...aku tidak setuju dengan pertunangan ini, kalau Tuan Claude ingin melihat kemampuan ku yang baik, kalau begitu aku hanya perlu menunjukkan yang buruknya saja kan?" pria itu menyeringai.

"...ya tentu saja..karena aku hanya mencintai Athanasia, bukan yang lain"

◑◐◑◐

Tidak ada. Tidak ada. Tidak ada. Tidak ada!!

Lucas terus mencari dimana pun gadis itu berada, tapi sayang..bahkan hari sudah berganti gelap pemuda itu sama sekali belum menemukan keberadaanya.

Tangannya terkepal kuat.

"Akhh!!!" dia mengacak rambutnya frustasi.

"Kau dimana Athanasia..bahkan aku sudah mengerahkan seluruh anak buah ku tapi kenapa aku tetap tidak bisa menemukanmu? " dia terduduk di salah satu bangku taman, tempat dimana mereka biasanya menghabiskan waktu berdua.

Pria itu menunduk lesu, sama sekali tidak bersemangat sedikit pun.

Tess tess

Tanpa dia sadari air matanya menetes. Iris ruby nya berkaca kaca.

Hatinya sakit.

Dadanya sesak.

Ditinggalkan oleh orang yang ia cintai sungguh membuatnya menderita, Lucas merasa hampa tanpa adanya Athanasia.

Ia...mungkin saja bisa gila karenanya.

"Athy...hiks..akhh!!!" di tempat yang hanya ada dirinya, ia menangis, meluapkan segala emosi yang sedari tadi terus ditahan, ia tidak tau kesalahan apa yang ia perbuat hingga Athanasia meninggalkannya tanpa mengatakan apapun, ia tidak tau dan tidak mengerti.

"Maaf...maaf jika aku berbuat salah padamu..athy.." ia terus mengucapkan kalimat 'maaf' untuk yang kesekian kalinya. Di saat masih berkabung dalam penyesalan ponselnya berbunyi.

Drrtt.

Dengan setengah niat ia mengambil ponselnya dan melihat nama kontak yang tertera di sana. Lucas berdecak pelan dan memutuskan untuk tidak menghiraukan panggilan itu.

Dengan perasaan yang gusar ia berbalik dan menaiki motornya, pergi meninggalkan taman dengan cepat, tidak tau bahwa kendaraan yang jaraknya cukup jauh juga menuju ke tempat yang sama dengan nya.

VERGADERINGWhere stories live. Discover now