Hurt

769 96 50
                                    

Beberapa derap kaki terdengar memenuhi ruangan bernuansa putih, melewati kursi kursi yang berjejer di tepi lorong, berbagai kamar pasien mereka lewati dengan langkah biasa, berbincang sesekali dan terkekeh.

Saat sudah semakin dekat dengan ruangan yang dituju mereka melihat dua orang berbeda gender berbincang.

"Gale" wanita itu menoleh bersamaan dengan pria di depannya. Ya, itu adalah nama panggilan Abigail dari Athanasia dan Jennette sebagai pengganti panggilan bibi, orang yang lebih tua tetap harus dihormati bukan? Terdengar konyol memang tapi hanya mereka yang dapat mengerti tentang makna penting itu.

"Oh..Nona besar, nona Jennette, kalian sudah sampai ternyata" ia tersenyum simpul, kedua gadis itu menatap tanya mengenai pria tampan bersurai perak bermanik violet di sampingnya.

"Gale, dia siapa?" Jennette bertanya.

"Perkenalkan, saya Rey Gravas, senang bertemu dengan anda sekalian, Nona Athanasia, dan..." pria itu tersenyum manis "..Nona Jennette" mendengar sapaan sopan itu sontak membuat kedua saudari itu merasa senang.

"Jangan terlalu sopan Rey, sepertinya kita seumuran. Bicara santai saja" Jennette berujar senang.

"Ta-tapi Nona--"

"Benar Rey, semoga kita bisa berteman baik" Athanasia mengulurkan tangannya, lelaki itu menyambutnya sopan, bergantian dengan Jennette yang juga mengulurkan tangannya.

"Gale, bagaimana keadaan nya?" Athanasia bertanya.

"Masih sama nona, Lucas masih belum membuka matanya" gadis itu mendengkus pelan, Jennette mengusap bahunya berusaha memberi semangat.

"Jangan khawatir nona, saya yakin Lucas akan segera bangun, dia orang yang kuat" Rey ikut menyemangati, Athanasia tersenyum simpul.

"Terima kasih"

"Kalau begitu aku pergi ya nona nona, aku masih ada urusan" seketika tatapan kedua gadis itu berubah datar.

"Jangan jangan kau mau melanjutkan aksi menguntit yang biasa kau lakukan itu?" Jennette berujar sinis.

Abigail hanya menggeleng geleng kepala disertai dengan telunjuknya yang juga ikut menggeleng.

"Ck ck ck, kenapa dari dulu kalian terus berpikiran buruk pada ku? Ini pekerjaan yang menyenangkan tau" wanita itu berjalan melewati mereka, melambaikan tangannya dan menghilang dalam sekejap.

"Entah kenapa terkadang aku kagum dengan nya yang bisa dengan mudahnya menghilang begitu saja" Athanasia masih menatap tempat dimana Abigail menghilang.

"Jangan lupakan dia siapa" Jennette menambah,  Athanasia hanya mengangguk mengerti, dia menghela napas dan menatap Rey dengan senyuman.

"Jadi Rey..Kau seorang agen juga?" mereka duduk di salah satu ruang tunggu, dengan Athanasia berada di tengah. Rey terkekeh pelan.

"Bisa dibilang mirip seperti itu nona, bedanya, seorang agen seperti nyonya dulunya bekerja pada pemerintah. Sedangkan saya akan tetap bekerja pada mafia" mereka berdua ber 'oh' ria. Dulunya wanita itu memang senjata pamungkas para kaum politik, tidak heran kalau wanita itu begitu dihormati para bawahannya.

Tetapi sekarang Abigail  dengan sukarela bekerja pada keluarga De Alger? Bukankah itu sesuatu yang patut ditanyakan?

Entahlah.

"Kenapa tadi kau memanggil Lucas dengan nama, bukankah dia anak dari pemimpin mu?" Athanasia kembali bertanya.

"Itu karena saya dan Lucas sudah berteman sejak kecil, saya ditugaskan menjaga Lucas agar dia tidak kesepian dan menjadi temannya" jelasnya.

VERGADERINGWhere stories live. Discover now