What if...

143 14 20
                                    

Sulit rasanya untuk berpaling ke belakang, melakukannya tidak kalah ringannya ketika membalikkan telapak tangan. Tapi, Lucas begitu tertekan dan merasakan beban yang begitu besar saat kakinya mulai bergerak untuk menghiraukannya.

"Ibu pikir akhir-akhir ini kau sedikit membangkang."

Kepalanya bergerak sedikit, Lucas tetap diam.

"Sudah ibu bilang jangan terlalu dekat dengan Athanasia, semakin kau dekat dengannya, semakin kau menyakitinya. Apa kau tidak paham?"

Pria itu menghela napas pelan dan memberanikan menatap mata ibunya.

"Jangan mengkhawatirkan ku, aku bisa menyelesaikannya sendiri." katanya lugas dan berniat untuk pergi ke kamar, namun lagi-lagi, sang ibu membuatnya berhenti.

"Kau...? Mau menyelesaikannya? Lucas, semuanya sudah berkaitan, kalau mau menyelesaikan salah satu, maka semuanya juga harus terselesaikan." ucapnya penuh penekanan, Abigail tetap mempertahankan wajah seriusnya.

"Apa kau pikir cinta mu bisa menyelesaikan masalah? Semuanya sudah kacau, Lucas. Jangan naif!"

Diam, tidak ada kata-kata yang keluar dari mulutnya, mata ruby nya menajam, tatapan yang tidak pernah ia tujukan kepada ibunya.

"Jadi ini salah ku? Apa ibu lupa siapa yang memulai? Semuanya hanya untuk memenuhi balas dendam ibu!"

Lucas maju selangkah.

"Jangan egois, semuanya tidak akan terjadi kalau sejak awal ibu tidak mempertemukan ku dengannya, itu bagian rencana ibu juga kan?"

Lucas menunjukkan smirk nya, tertawa sumbang.

"Aku tahu, selama ini ibu hanya berpura-pura. Berpura-pura menjadi sosok yang paling berharga, membuat semuanya hanya bergantung pada ibu."

"Tutup mulutmu! Beraninya kau—"

"Tapi pada akhirnya, semuanya hanya sia-sia. Karena setiap kebohongan yang ibu ciptakan, tidak mungkin berbalik baik, kan?"

"Kau, tidak tahu apapun."

Rahang Abigail mengeras, hatinya sakit harus melawan setiap perkataan Lucas.

"Ibumu ini mungkin berpura-pura, Lucas."

Suara Abigail tertahan, wajahnya merah menahan emosi. Lucas yang melihatnya tidak mengubah ekspresi, tetap dingin dan datar.

"Aku ini tetap seorang ibu, aku tidak akan pernah memberikan kebohongan ke keluarga ku."

Lucas berdecak dalam hati. Tidak akan katanya?

Lucas tidak habis pikir. Spontan wajahnya menatap Abigail tak percaya, kemudian menggeleng pelan dengan tawa miris menjadi responnya yang tidak disangka-sangka.

"Ibu melakukannya demi kita, demi orang-orang seperti Athanasia. Apa kau lupa dulu kau sangat bertekad untuk membebaskannya dari Claude? Kalau begitu, ini kesempatannya!"

Abigail memegang kedua bahunya, meyakinkan putranya untuk tetap bertahan dengannya.

"Iya, kan? Lucas, bukankah kau sangat menyayanginya?"

"Ibu... kau salah paham." Abigail melepas genggamannya, wajahnya terkejut minta penjelasan.

"Aku hanya peduli padanya, aku tidak berniat untuk peduli pada orang lain. Dan, apa ibu tahu? Aku sudah berbaikan dengannya. Masalah? Aku tidak peduli lagi. Itu sudah jadi masalah ibu sendiri."

Wajahnya kembali dingin, menghiraukan Abigail yang kini resah karenanya. Lucas adalah satu-satunya yang bisa ia harapkan.

"Lucas, ibu tahu ini semua salah. Tapi semuanya demi kita! Keluarga kita, aku tidak ingin membahayakan kalian, karena itu aku menyuruhmu mengelola perusahaan. Lucas... ibu—"

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 21, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

VERGADERINGWhere stories live. Discover now