Sedulity

282 37 7
                                    


26-12-2021, Hola!
_______________________

Rey tidak habis pikir saat pertama kali dia ditunjuk dan diperintah langsung menjadi sekretaris dari pimpinan Vro Island, karena selama ia bekerja sebagai bawahan Abigail, Rey sama sekali tidak pernah mengambil profesi dalam bidang bisnis seperti ini. Karena merepotkan tentunya.

Dan sekarang... dia bahkan menjadi bawahan langsung dari pimpinan.

Manik violetnya terkunci pada Lucas yang sedang bicara dengan orang di seberang telepon. Dan sebenarnya, ia tidak peduli dengan itu.

"Sudah membuat janji dengannya?"

Entah kenapa Rey merasa bosan, tiba-tiba dia teringat gadis coklat itu. Rasanya ingin sekali pergi mengganggunya karena menyenangkan.

"Terlalu jauh, di tempat biasa saja."

"Baguslah, sebentar lagi aku kesana."

Namun, setelah dipikir-pikir, bukankah itu keren? Dia bisa memakai jas dan pakaian branded setiap hari, dihormati dan disegani oleh banyak orang, dapat menyuruh siapapun bawahannya, yah... setidaknya itulah yang ia pikirkan sebelum masuk dalam tanggung jawab yang sebenarnya.

Lucas meletakkan ponselnya, Rey yang beralih ke arah semua tumpukan kertas di depannya bersuara.

"Kau yakin semua ini adalah pekerjaan ku?"

"Ya, lagian itu belum semuanya, aku sudah membagi apa yang perlu dan tidak perlu kau kerjakan. Eits, yang tidak perlu bukan berarti tidak kau kerjakan juga."  Jelas Lucas panjang lebar.

"Kenapa yang tidak perlu harus dikerjakan juga? Kau mau menyiksaku ya?"

"Siapa bilang? Lagian itu kan memang tugasmu."

"Ugh.." Rey menatap jijik dokumen lain yang Lucas perlihatkan padanya, "ya sudah, yang penting selesai kan? Suruh saja bawahan ku untuk mengerjakannya."

Pria itu bahkan tidak tahu bahwa Lucas melontarkan sumpah serapahnya dalam hati. Giginya bergemelatuk menahan kesal, sepertinya julukan 'Tuan Muda' terhadap dirinya itu sama sekali bukan untuk hal seperti ini bukan?

'Dasar tidak tahu diri, sudah numpang jabatan, menyusahkan pula.'

Lucas mengalihkan manik ruby nya ke Rey yang sedang bersantai. Dahinya berkerut, kesal. Meski begitu dia menahan emosinya, tidak dipungkiri cetakan persegi empat terbentuk disana, pria bersurai hitam itu kembali menarikan penanya di atas kertas.

"Kau mau makan gaji buta ya? Kau pikir ibu memilihmu hanya untuk bersenang-senang?"

"Yah, tidak juga sih. Tapi apa gunanya ada bawahan kalau tidak untuk disuruh coba?"

"Lagian kita tidak harus selalu berkutik dengan kertas, masih ada hal lain yang harus dikerjakan. Otak dan tubuh manusia itu memang memiliki kemampuan tiada batas tapi, kesehatan juga menentukan segalanya."

Lucas melihat Rey datar, sedikit terheran karena pria itu tumben-tumbennya  mengatakan hal yang berguna. "begitu ya, bisa seperti itu?"

Mungkin untuk kali ini dia sepemikiran?

"Tentu saja!" Rey dengan enteng menjawabnya, raut wajahnya bangga. Lucas yang mendapat respon seperti itu pun mengangguk paham.

VERGADERINGWhere stories live. Discover now