Run Away

1.3K 149 16
                                    

.

.

.

◆◆◆

Bel pulang sudah berbunyi, para murid berhamburan keluar kelas, namun Athanasia masih tetap pada posisinya, Jennette sudah pulang duluan karena dijemput.

Athanasia menatap keluar jendela, matanya beralih ke arah bawah, dimana Jennette dengan bahagia tertawa bersama ayahnya.

Tatapannya berubah sendu.

"Aku ingin...aku ingin bisa tertawa seperti itu"

"Apa aku ditakdirkan hidup menderita?"

"Lalu untuk apa aku dilahirkan? "

Ia menatap sendu ke arah ayah-anak yang sudah masuk ke dalam mobil, mata permatanya tidak bercahaya, sebenarnya ia tidak ingin pulang, namun keadaan tak berpihak padanya.

"Hahh..aku harus pulang, bisa² aku dimarahi lagi"

.

.

Sesampainya di mansion, Athanasia melihat ayahnya di ruang makan, ia melangkah mendekat, namun langkahnya terhenti saat melihat seorang wanita asing yang sedang tersenyum manis sambil menatap pria di depannya.

Wajahnya cantik.

Sekejap membuat Athanasia terpesona, namun rasa itu musnah saat mendengar ucapan dari ayahnya.

"Kau tampak cantik hari ini" adalah kalimat yang sama yang diucapkan ayahnya pada wanita² sebelumnya.

Terkadang Athanasia berpikir, bagaimana ibunya bisa menikah dengan pria bajingan di depannya ini, kenapa bisa ia dilahirkan.

Semenjak ibunya meninggal 12 tahun lalu, sikap serta tatapan ayahnya padanya berubah, tak lagi hangat dan suka bertingkah kasar.

Selalu dipukuli dan dimaki, hal itu hanya diketahui oleh mereka berdua, selain mereka sama sekali tidak ada yang mengetahuinya.

Athanasia lelah, harus hidup dalam kebohongan tiada henti, ia lelah harus selalu tersenyum seolah tidak terjadi apa² dalam hidupnya.

"Hah... Selalu begitu, lebih baik aku ke kamar saja"

.

.

.

"Baiklah kelas berakhir, persiapkan diri kalian untuk ujian akhir, kalian sudah kelas 3 SMA, jangan banyak bermain, mengerti!"

"Mengerti!" semua murid menjawab serentak.

Waktu sudah menunjukkan pukul 4 sore, gadis itu enggan untuk pulang.

"Bagaimana kalau jalan² sebentar, palingan pria itu pulang larut malam"

Dia pergi ke toilet, mengganti seragamnya dengan baju santai.

.

.

.

Pemandangan sunset merupakan pemandangan Indah yang di tunggu oleh pasangan² muda, matahari yang terbenam dengan rona merah langit mengelilinginya memberikan kesan estetik bagi yang melihatnya.

Namun tidak bagi Athanasia, semuanya hampa, tidak ada yang menarik perhatiannya.

Dan tanpa di sadari hari sudah malam, gadis itu pulang dengan langkah pelan.

Saat akan naik ke atas di mana letak kamarnya berada, suara berat seseorang masuk ke telinganya.

"Dari mana kau?"

VERGADERINGWhere stories live. Discover now