𝕻𝖗𝖔𝖑𝖔𝖌||Stepping On The Earth

10.4K 1.5K 57
                                    

Suasana jalanan pada pagi hari menjelang siang itu tampak ramai. Kendaraan maupun orang yang berjalan kaki melintas sepanjang jalan yang berbeda. Gedung pencakar langit, rambu lalu lintas, serta poster iklan besar yang tertempel menambah sibuk suasana. Membuat siapapun yang ada disana hanya bisa menghela, karena namanya adalah Kota.

Menghela nafas dan menatap sekitar dengan sedikit bingung. Song Hana, gadis itu berada dipinggir jalan. Dilewati orang yang sibuk berlalu-lalang karena menyebrang. Bagaikan adegan di drama yang menyoroti wajahnya sendiri, ia berdiri dengan wajah ditekuk kesal.

Pasalnya walaupun pernah mendatangi dunia manusia beberapa kali, tak dipungkiri bahwa ia tidak suka dengan keadaan ramai seperti ini.

Dia tidak suka berjalan kaki, hobinya adalah berteleportasi menggunakan mantra yang bisa membawanya kemana saja dalam sekejap mata. Di daerah manusia seperti ini mana bisa, yang ada ia malah dihujat karena kemampuannya yang kata orang sini lebih mirip hantu.

Kalau saja ini bukan perintah yang disertai ancaman bahwa seluruh fasilitas-lebih ke kekuatan serta penunjangnya-akan dihilangkan jika ia tidak mau melakukannya, ia tidak akan ada disini.

Ia tidak mau menuju gedung besar yang ada diujung sana. Berpura-pura menjadi manusia hanya untuk menjaga 12 anak remaja biasa. Tanpa tahu alasan jelas kenapa ia harus ditakdirkan berada didekat mereka semua.

Tapi kata-kata lelaki paruh baya dengan tubuh setengah kuda yang mengatakan ancaman, membuat ia melangkahkan kakinya malas di lampu lalu lintas dengan warna merah.

Bak jalanan pribadi yang di buatkan oleh dewa hanya untuk dipijak oleh kakinya, Song Hana melangkah santai. Seakan jalan itu adalah karpet merah sedangkan bunyi klakson mobil adalah penonton yang menyoraki aksi jalan cantiknya.

Angin berhembus, menerbangkan rambut sepunggungnya pelan. Menambah kesan bahwa ia adalah artis sungguhan dari dunia manusia.

Setelah melewati jalan tadi, ia melangkah cepat menuju salah satu tempat sepi tak jauh dari gedung yang akan ia datangi. Kemudian gadis itu menjentikkan jari, membuat sebuah map berwarna biru muncul di tangannya. Tulisan 'manager' tertulis dengan rapi di atas map itu. Hana tersenyum miring menatap map itu sekilas.

Lalu kakinya melangkah lagi, menuju ke bangunan tinggi yang disebut sebagai agensi.














___________

Teu-Ha~
Akhirnya aku nulis lagi setelah setahun lebih hiatus dari dunia orenji ini. Aku bawa cerita yang cast-nya member Treasure hehe

Btw.. manager tuh posisi yang paling dekat sama artisnya kan?༎ຶ‿༎ຶ

[i]Treasure Effect✓Where stories live. Discover now