28| Immortal World

3.2K 737 137
                                    

"Terus ini gimana? Kita tetep dalem akar ini gitu sampe besok pagi?" tanya Jihoon.

Benar juga, sudah satu jam lebih mereka berada dalam akar kuat buatan Jeongwoo sejak kejadian panah yang tiba-tiba melesat tadi. Tidak mungkin kalau sampai besok mereka didalam sini terus. Mana tempatnya tidak strategis dan kurang luas akibat buatnya dadakan.

"Iya kalo ini akar aman, kalo pas tidur kita malah gak bangun lagi gimana?" ujar Hyunsuk.

"Bener juga sih, kalo gitu mumpung masih terang gimana kalo kita lanjut jalan aja," saran Doyoung.

"Ih, gak! Entar kalo ternyata masih ada Hunter ditempat gimana?" ujar Jaehyuk.

"Lawan lah, kan kita punya kekuatan," ujar Doyoung.

"Bener, ayo keluar," ujar Asahi.

Bagai sihir, apapun yang dikatakan Asahi kalau dalam masa tenggang seperti ini pasti tidak akan diragukan kualitasnya.

"Semoga aman," ujar Mashiho.

Perlahan akar Jeongwoo merambat kedalam tanah hingga kini mereka terlihat lagi. Badan mereka sudah siap siaga jikalau Hunter yang tadi menyerang malah menyerang lagi.

Dua menit berlalu masih dengan gaya yang sama, tapi tidak ada tanda-tanda apapun. Itu artinya semuanya aman.

"Memang Asayang terbaik," ujar Jaehyuk.

Asahi memandang lelaki itu datar, tubuhnya bergeser sedikit untuk menjauhi Jaehyuk.

"Aman deh keknya," ujar Mashiho.

"Terus?" tanya Junkyu.

"Lanjut jalan aja yuk, cari tempat yang bener-bener strategis buat istirahat. Kalo bisa buatnya di bawah tanah gitu," ujar Doyoung.

Mereka semua setuju, perlahan berjalan menjauhi sungai kecil yang jaraknya tidak jauh dari gerbang masuk perbatasan dua dunia. Mereka berjalan melewati puluhan pepohonan yang berbaris tidak sama rata. Pohon-pohon ini satu jenis terlihat dari rupanya yang sama.

Langit yang tadinya cerah dengan cahaya matahari yang terang benderang pun perlahan meredup dikarenakan keadaan yang akan menuju sore. Kabut asap berwarna putih perlahan menghiasi sekitaran yang penuh dengan pepohonan.

Para anggota yang sebenarnya sudah menghabiskan waktu tigapuluh menit untuk berjalan secara tidak sadar pun akhirnya menyadari bahwa diri mereka lelah lagi. Seharusnya memang mereka istirahat dikarenakan tujuan yang tidak pasti.

"Kita mau kemana sebenernya?" tanya Junghwan.

"Cari raja demon sih, tapi apa gak capek kalian?" ujar Hyunsuk.

"Tuh kan, istirahat lagi aja yuk. Hari juga udah mau gelap, gue yakin kalian pasti laper lagi kan?" tanya Jihoon.

"Iya, kita berenti di sini aja ya?" ujar Yoshi.

Mereka setuju dengan perkataan Yoshi. Tanah yang sekarang mereka pijak, jarak antara pohonnya cukup luas dan cocok jika dijadikan sebagai tempat untuk istirahat sementara.

"Jae, buat api unggun dong biar gak dingin," ujar Junkyu.

"Kayunya mana? Masa pake tangan gue sepanjang malem?"

"Woo, kayu dong," rengek Junkyu.

"Bang, lo kira gue tukang kayu? Gue ini anak Demeter, tolonglah," helaan nafas Jeongwoo terdengar.

Junkyu hanya tertawa lucu saja. Haruto juga ikut tertawa sebenarnya dalam diam. Tapi ia tahan karena kalau ia tertawa dan mengundang baku hantam, bisa-bisa tidak dikasih buah-buahan oleh lelaki manis itu.

[i]Treasure Effect✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang