12| Chaos

3.9K 861 93
                                    

Ruangan itu kini telah berserakan barang-barangnya. Pecahan kaca dimana-mana. Angin bertiup dengan kencang membuat pot tanaman hias yang berada di sudut ruangan jatuh begitu saja. Awan hitam masih mendominasi langit yang tadinya biru, membuat keadaan tambah mencekam.

Aneh, ditengah keadaan yang layaknya bencana, kenapa tidak ada satu orang pun diluar sana yang berteriak dengan nyaring?

Atau pemadam kebakaran, polisi, atau apalah itu yang bisa membantu meringankan keadaan.

Tapi, jangankan itu semua. Keadaan diluar sana juga tidak kalah hancur dengan ruangan milik 12 orang yang penghuninya entah dimana sekarang.

Pohon tumbang, sampah berserakan, bangku yang ada dipinggir jalan bahkan telah terbang ke tengah jalan. Tak lupa kaca gedung juga sudah pecah. Kasihan sekali agensi mereka, karena hampir sepenuhnya yang menjadi dasar bangunan adalah kaca, bangunan tinggi itu sekarang malah terlihat bolong-bolong akibat retakan yang banyak.

Namun, tidak seluas full satu dinding retak semua dan angin masuk kedalam sini. Setelah kejadian sesuatu menabrak dan memecahkan kaca mereka, delapan orang yang tersisa melarikan diri dengan cara berpencar.

Dan disinilah beberapa dari mereka. Yoshi, Junkyu, dan Haruto malah terduduk gemetaran disudut kamar mandi. Pintu kamar mandi sudah mereka kunci dengan rapat. Tak lupa tiga ember berisi air mereka letakkan disana sebagai pemberat kuncian.

"Sumpah, kalo yang item-item tadi nembus dinding kamar mandi kita gimana?!" Haruto berbisik dengan suara beratnya.

"Anjir! Jangan ngomong gitu dah. Omongan adalah doa, ya!" Junkyu memarahi Haruto dengan ekspresi imutnya.

"Kan 'kalo' bang! K A L O!" Haruto malah ngegas. Lantas Junkyu memukul mulut licin bersuara berat milik lelaki Jepang tersebut.

"Tapi bener juga ya, itu tadi mahluk apaan coba? Masa keselepet dikit langsung ancur sekaca-kaca," Yoshi berkata dengan membayangkan kejadian tadi.

"Ini ulah Hana," ujar Junkyu.

"Kok lo ngomong gitu sih, bang?"

"Jangan asal ngomong, Kyu. Hana orangnya baik-baik aja kok, malahan kalian yang kek jahatin dia."

Junkyu memasang ekspresi tidak suka, "waktu itu gue, Hyunsuk, Asahi, gertak dia buat ngaku tapi dia malah nyuruh diem!"

"Hyunsuk Hyunsuk! Sopan banget lo, Kyu," ujar Haruto dan mendapat dorongan di bahu oleh Junkyu.

"Emang kenapa sih? Kok kalian malah gertak dia?" Yoshi penasaran, setahu dia Hana tidak jahat.

"Heh! Lo inget gak sih kejadian beberapa bulan yang lalu? Yang ada monster pas kita di kafetaria? Terus si Hana malah ngilangin ingetan kalian semua?"

"Hah? Yang mana, bang?"

"Itu cuma mimpi kebetulan lo bertiga kali," Yoshi masih tidak yakin.

"Gak, Yoshi! Gue yakin banget sekarang dia dendam karena di jauhin hampir setengah dari kita!"

"Jangan ngadi-"

Ucapan Haruto terpotong ketika pintu kamar mandi tampak bergetar seakan ada yang mendobrak untuk masuk. Air si ember membentuk gelombang keluar masuk seakan diberi tetesan. Tubuh ketiganya menegang, takut ucapan yang tadi malah jadi kenyataan. Lantas mereka tambah saling merapatkan diri.

"GUE TAU ADA ORANG DI DALEM! BUKA!"

Ketiganya bertatapan, kemudian berkata secara bersamaan.

"DOYOUNG?!"









•••



"Astaga takut banget, pengen pulang kampung aja," keluhan Jaehyuk membuat Hyunsuk dan Jihoon menghela nafas lelah.

[i]Treasure Effect✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang