29| Fight

3K 668 117
                                    


Yoshi berkali-kali menangkis anak panah dari seorang Hunter yang menembakkan benda itu secara membabi buta. Sebenarnya Yoshi kewalahan karena lawannya tidak setara. Maksudnya, kalau bertarung itu harus di darat bersama biar adil.

Yoshi ingin sekali bisa terbang dan langsung menebas leher Hunter yang menurutnya sok ganteng karena terlihat hebat bisa melayangkan anak panah. Hei, dia lebih ganteng karena bisa bermain pedang tanpa harus terbang di udara ya.

"Anjing!" Yoshi mengeluarkan umpatan.

Kalian tahu kan kalau pangeran lembut kita tidak akan mengeluarkan umpatan? Sekalipun iya, berarti memang keadaannya tidak baik-baik saja.

Tiba-tiba sebuah ide muncul di kepala Yoshi. Lelaki itu langsung menarik Jeongwoo menggunakan sikunya. Keduanya langsung berada di belakang pohon besar yang saat bersamaan mereka bersembunyi, pohon itu ditembak dari dua sisi oleh dua Hunter yang berbeda.

"APASIH BANG?!" protes Jeongwoo.

"Angkat gue pake akar lo ke udara! Gue mau tebas leher Hunter sialan itu!"

"O-OKEH!"

Langsung saja Jeongwoo mengikat tubuh Yoshi menggunakan akar berwarna hijau miliknya yang tebalnya sama dengan ukuran tubuh anaconda. Yoshi langsung mengudara akibat bantuan akar Jeongwoo yang sangat kokoh ini.

Jeongwoo menggerakkan tangannya dengan hati-hati agar Yoshi tidak terkena anak panah dari Hunter yang tetap menembaki lelaki Jepang itu.

Persetan dengan Hunter lawannya tadi, karena sekarang Hunter itu kini sedang melawan ketampanan Haruto. Ah tidak, Haruto bermain pedang tentu saja. Alangkah mudahnya mengalahkan lawan hanya dengan sekali melirik visual wajahnya, lawan itu langsung pingsan terkena serangan jantung.

Tolonglah, itu mahluk immortal bukan teume.

"ANJIR HAMPIR AJA!"

Jeongwoo teriak heboh ketika ia hampir membuat Yoshi terkena anak panah. Untung saja refleknya baik, alhasil Yoshi selamat.

"Tidak bisa terbang ya?" ejek Hunter itu.

"Cih, lemah banget ya lo? Sampe harus memanah sambil terbang biar gak ditebas pedang gue?"

Melihat Hunter yang menyombongkan diri, Jeongwoo langsung saja memajukan badan Yoshi dan dengan cekatan, lelaki itu langsung membuat luka besar di lengan Hunter tadi.

Darah langsung bercucuran dari sana, membuat Hunter itu kesakitan dan jatuh ke tanah. Tentu saja Hunter itu belum mati, dan Yoshi sebenarnya sengaja untuk tidak menebas kepala salah satu mahluk immortal sombong tersebut.

Jeongwoo membuat Yoshi turun dari udara. Alhasil kini Yoshi berada tepat disamping Hunter yang kesakitan dan berusaha menggerakkan tangannya untuk memanah kepala Yoshi yang menatapnya sambil berdiri.

"Lo-akh, dasar brengsek! Gak bakal berhasil lo buat ketemu raja demon!"

"Iyuwh, mau mati aja masih bisa ngebacot!" ujar Jeongwoo yang kini berada di samping Yoshi juga.

"Woo, bantuin yang lain," ujar Yoshi, Jeongwoo mengangguk dan menjauhi keduanya.

Hunter itu menggapai anak panah di belakang tubuhnya, hendak ia tusukkan ke kaki Yoshi walaupun kenyataannya itu sangat sia-sia. Yoshi yang melihat itu hanya menghela nafas. Jiwa lembutnya seketika sirna, karena tanpa aba-aba lelaki itu langsung menusukkan pedang miliknya ke dalam perut Hunter tadi.

Darah keluar dari sana, Yoshi pun mencabut pedangnya. Hunter itu masih sadar rupanya, jadi Yoshi memutuskan untuk menusuk leher Hunter itu dan membuatnya benar-benar telah tiada.

[i]Treasure Effect✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang