34| Towards The End

4.4K 801 197
                                    

Menaiki kereta kuda dan terbang memiliki waktu tempuh yang sama untuk sampai ke lokasi karena mereka bergerak secara bersamaan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Menaiki kereta kuda dan terbang memiliki waktu tempuh yang sama untuk sampai ke lokasi karena mereka bergerak secara bersamaan. Waktu yang mereka tempuh kurang lebih satu jam, dengan Hana yang meminta turun ditengah perjalanan.

Gadis itu menceritakan bahwa dia yang merupakan setengah kaum Guardian tidak boleh ikut serta dalam hal yang berbau peperangan yang tidak ada sangkut pautnya dengan Demon. Walaupun Hana setengah dewa dan nyatanya ia terbuang, ia tentu tidak mau merusak apa yang menjadi kodrat suatu kaum.

Lagipula ia sudah memberikan nyawanya. Jadi ia rasa mungkin bisa pulang saat itu juga karena ia yakin para anggota bisa baik-baik saja. Maka dari itu dengan berat hati mereka melepas gadis itu dan berkata jangan sampai terluka.

Oh iya, jubah milik Doyoung dititipkan kepada Haruto. Jadi semisal saat kejadian mereka bertemu dengan lelaki itu, bisa langsung diberikan agar Doyoung bisa dilindungi.

Beralih ke tempat yang sekarang mereka pandang, ada sebuah telaga yang indah dengan air terkena pantulan sinar matahari. Sebuah bukit besar berada diujung sana, tak lupa batas hutan sebenarnya berjarak seratus meter dari tempat mereka. Ngomong-ngomong mereka sekarang berada dipinggir telaga itu.

Tidak ada mahluk hidup yang terbang ataupun sekedar meminum air dari telaga yang kata Hana merupakan milik Demon. Mereka semua masih tidak menyangka kalau telah sampai pada titik akhir penyelesaian cerita.

Para anggota telah turun dari kereta, termasuk mereka yang terbang menggunakan binatang hebat dari dunia dewa. Kini mereka malah duduk dipinggir telaga untuk menikmati suasana, sekalian istirahat dan menyiapkan diri.

"Gue kira bakal ngeri, ternyata indah juga ya pemandangan disini," ujar Jihoon.

"Indah emang, tapi yang ngisi gak ada ahlaknya," ujar Jaehyuk yang mendapat pukulan dari Yedam.

Junkyu menarik nafasnya dalam, segar sekali rasanya seperti berada di rumah sendiri. Lelaki itu juga memainkan air di telaga menggunakkan kekuatannya.

"Pokoknya kalau bisa jangan sampe terluka. Ayo kita balik ke asal sama-sama," ujar Hyunsuk.

Mereka semua mengangguk, agak tidak yakin sebenarnya dengan ucapan itu. Bisakah mereka tetap bertahan dan baik-baik saja walaupun lawan mereka merupakan orang yang paling dihormati pada kaumnya.

Entahlah, mereka sekarang hanya bisa saling merangkul, bersandar, ataupun menepuk kepala anggota satu sama lain. Mirip seperti sahabat yang akan tetap bersama selamanya, atau mungkinkah ini wujud dari pelukan terakhir tanpa sadar?

Yoshi entah mengapa merasa sedih. Lantas ia menundukkan kepalanya ketika air mata malah mengalir. Junkyu yang menyadari itupun langsung memeluk Yoshi dengan erat.

"Yoshiyaa, jangan khawatir," ujarnya dengan nada lucu.

Yoshi tersenyum mendengarnya, lantas dengan gemas ia mencubit pipi Junkyu dan mereka berdua tertawa. Tawa yang membuat para anggota yang didamping mereka ikut tertawa.

[i]Treasure Effect✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang