13| Reality

4.1K 926 220
                                    

Jihoon tertarik ke belakang. Sungguh malang karena yang menjadi tumpuan oleh mahluk itu adalah leher mulusnya. Teman-temannya sudah berteriak ketika tubuh Jihoon hendak di hantamkan ke dinding persisi seperti Hyunsuk tadi. Namun sebelum itu, asap hitam yang berbentuk tali itu terlebih dahulu putus. Jihoon jatuh ditengah-tengah tarikan, tubuhnya menghantam lantai dan sedikit terseret.

"JANGAN SERANG MEREKA!"

Teriakan Hana yang tiba-tiba datang dan memutuskan tali asap tadi, membuat semuanya kaget sekaligus lega. Ada Mashiho dan Asahi yang ikut bergabung bersama Hyunsuk, Yedam, Jaehyuk, dan Jihoon yang barusan selesai merangkak menuju mereka.

"Anjir! Bang Hyunsuk kenapa?!" ucap Mashiho yang melihat Hyunsuk seperti ingin mengeluarkan sesuatu dari dalam perutnya.

Bukan melahirkan ya, mau muntah.

Mahluk itu bertambah besar. Tubuhnya benar-benar mentok ke sisi dinding padahal dia hanyalah sebuah asap. Hana sudah merubah warna bola matanya sedari tadi. Asap dengan kilatan cahaya putih berada di kedua tangannya.

"PERGI KE ALAM LO!" teriak Hana ketika kedua tangannya ia arahkan ke mahluk itu. Membuat kilatan yang dibuatnya meluncur begitu saja, namun itu tak cukup untuk menghancurkan mahluk hitam yang kabutnya malah sangat tebal dibandingkan waktu itu.

Mahluk itu membalas, membuat Hana terangkat dan melempar gadis itu begitu saja. Kepala Hana menghantam tembok dengan keras sehingga pelipisnya robek. Namun ia berusaha agar darah tidak keluar dari dalam sana. Hana bukanlah manusia biasa, berbahaya untuk siapapun yang ada disini ketika darah atau air mata miliknya menyentuh bumi.

Maka dari itu, ia tidak mau menangis dan menyuruh Hyunsuk diam mencaci maki dirinya. Karena, kalau air mata Hana menyentuh bumi, akibatnya orang-orang disekitar akan terkena imbasnya.

Hana tidak tahu imbasnya apa, kata orang-orang di langit, dia itu spesial. Karena larangan untuk menjatuhkan kedua benda cair itu, makanya tidak ada yang pernah menyentuh bumi ketika Hana pernah kesini beberapa kali.

Jadi karena darahnya tak tertahan, ia mengusap pelipisnya yang robek dengan kemeja pegawai perpustakaan berwarna biru muda yang ia pakai. Maklum, habis dari sekolah tidak sempat berganti pakaian. Alhasil bekas darah tercetak disana.

Hana hendak menyerang lagi, namun ia terlebih dahulu di lilit oleh asap kabut berwarna hitam tadi. Rasanya seperti ular sawah yang melilit tubuh Hana. Tapi gadis itu berusaha melepaskan diri.

Sedangkan para lelaki yang menyaksikan itu hanya bisa pasrah. Menarik Hana dari sana tidak ada gunanya apalagi mau menerjang bebas mahluk tembus pandang itu.

Mereka hanya bisa berteriak ketika tubuh Hana dilemparkan ke dekat mereka. Hana lagi-lagi mengamankan pelipisnya yang berdarah agar benda merah cair itu tidak menetes ke lantai. Mahluk itu mendekat, bak debu hitam yang tebal mengepul. Ada dua mata merah yang menyala disana.

"AYO LARI!" teriak Yedam panik.

"Udah anjir gue pasrah kalo abis ini beneran mati," tanpa ada yang tahu, Jaehyuk sudah mengeluarkan air mata.

Diam-diam, Hana mengumpulkan kekuatannya. Perlahan bola putih berkilau dengan sedikit hologram menutupi tubuhnya. Membuat para lelaki didekatnya seakan memiliki kesempatan untuk hidup. Saat jarak mahluk itu dan mereka hanya sekitar satu meter lagi, Hana berteriak dengan keras. Saat itu pula bola seukuran badannya pecah dan meledak begitu saja, membuat suara keras ketika mahluk tadi bisa hilang seketika.

Semuanya lega, Asahi yang tadinya berdiri malah berlutut. Sumpah, lemas sekali kakinya karena sedari tadi ia berdiam kaku.

"Ya ampun gue masih selamat," Jihoon memeluk Jaehyuk dengan suara yang bergetar. Membuat Jaehyuk malah menumpahkan air matanya juga.

[i]Treasure Effect✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang