19| Happiness

4.1K 855 76
                                    

Langit malam terlihat kelam walaupun ada taburan bintang diatasnya. Semilir angin berhembus tenang beriringan dengan ombak didekat air yang sedikit bergerak. Tidak ada suara jangkrik, tidak ada burung hantu, apalagi suara hewan buas.

Hanya ada suara teriakan mereka, yang membuat kelamnya malam menjadi seakan terang benderang.

Di tempat tinggal para anggota, lampu-lampu indah menyala di setiap sudutnya. Membuat kabin mereka terlihat indah pada malam hari yang gelap ini.

Seharusnya malam ini dilalui dengan istirahat yang menenangkan, namun rencana bahagia mereka menghancurkan semuanya.

Mereka mengadakan acara bakar-bakar seperti malam tahun baru.

"Gue baru tau kalo kamar didunia dewa vibesnya macam kontrakan," ujar Jihoon yang datang sambil membawa piring berjumlah lima.

"Iya woi mana ada ramen instan lagi didalem rak kamar gue," kata Jeongwoo senang.

"Eh, ini jam berapa? Gak bakal ketauan kan tapi?" tanya Hyunsuk was-was.

Jaehyuk menyipitkan mata, ia mendongak menatap langit dengan kedua tangan yang jarinya ia bentuk sedemikian rupa seperti layar hape. Seakan meneliti kelamnya malam dengan bintang yang bertaburan tersebut.

"Kalau dilihat dari kegelapan, keknya jam sebelasan," ujar Jaehyuk.

"Hana udah tidur dong? Asik!" Haruto kegirangan.

Mereka sedang menyiapkan alat dan bahan untuk bakar-bakar. Heran juga sebenarnya, karena isi didalam kabin mereka seperti yang ada di dunia manusia. Ada kulkas dengan seperangkat bahan makanan mentah bahkan ada yang kalengan. Junkyu paling heran walaupun ia anak dewa laut, satu kulkas hampir penuh dengan ikan-ikanan.

Kata Mashiho, "Yang di kulkasnya ada rumput laut sama nasi, bilang gue. Mumpung Junkyu punya ikan salmon, entar gue buatin sushi."

Sayangnya tidak ada. Nasi hanya bisa didapatkan di kafetaria sekolah. Tidak mungkin malam-malam begini menerobos untuk mengambil nasi. Kalau dilihat Hana atau dua senior yang seharian tadi bersama mereka, itu cari mati namanya.

Lantas mereka bakar-bakar dengan seadanya. Benar-benar menganggap bahwa ini rumah sendiri. Maklum, selama di agensi mereka tidak pernah seperti ini. Jadi harus memanfaatkan kesempatan sebaik mungkin dengan cara bakar-bakar di tengah lapangan.

"Ini alat buat manggang, hidupin sendiri ya," ujar Yoshi yang baru datang membawa alat pemanggang berwarna dominan merah hitam tersebut.

"Ada arang?" tanya Junghwan.

"Pintu kabin Jaehyuk dipinggir-pinggirnya kek bahan bakar gak sih?" tanya Junkyu.

Jaehyuk melotot, "Heh! Jangan mengurangi nilai estetika pintu kabin gue!"

"Aelah bang, dikit aja!" ujar Jeongwoo.

"Iya sih, jangan pelit banget deh! Lo kan yang paling banyak makan!" ujar Jihoon julid.

Jaehyuk menghela nafas, bolong dikit tidak apalah yang penting acara bakar-bakar mereka berjalan dengan baik. Lantas lelaki itu mengajak Junghwan untuk membantu membolongi pintu dan mengambil arang dipinggirannya.

"Susah banget motong ini! Mashi tolongin!" rengek Junkyu yang baru beberapa detik diberi tugas untuk memotong daging sapi.

"Lemah banget sih, bang," ujar Yedam.

Haruto menahan tawa, "Mampos dibilang lemah sama orang pinter."

"Makasih, gue emang pinter."

Hyunsuk juga mengeluh, "Mashiho dimana sih? Kenapa motong bawang sesedih ini?"

[i]Treasure Effect✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang