05| Attack

4.9K 1K 42
                                    

"Om! Bangun!"

Jeongwoo dan Doyoung melewati pintu khusus yang menyebabkan keduanya berada dibalik kaca yang ada macam-macam makanan tadi. Keduanya menyadarkan si om kafetaria yang masih pinsan ditempat. Kenapa cuma ada satu orang yang jaga kafetaria disaat pagi-pagi seperti ini?

Doyoung memeriksa denyut nadi si om dipergelangan tangan, leher, dan tak lupa meletakkan satu jarinya didepan hidung. Masih hidup namun ia tidak yakin, lantas kepalanya juga ia letakkan di dada om dengan maksud untuk mendengar detak jantungnya.

Masih berdetak untungnya.

"Ayo Woo kita bawa ke rumah sakit!"

"Gak usah deh keknya kan cuma pinsan doang nanti dikasih minyak angin juga bangun."

"Iya tapi kalau ada orang yang mau makan disini gimana?"

"Ya elo gantiin posisi om sebentar lah."

Enak sekali omongan Jeongwoo. Doyoung hanya memasang wajah datarnya dan kembali menepuk pipi om dengan pelan.

Tepuk terus sampai sadar, gitu pikirnya.

Berbeda dengan dua orang yang panik karena om kafetaria pinsan, kini sepuluh lelaki menatap Hana dengan pandangan yang sulit diartikan.

Seakan bertanya kalau yang mereka lihat tadi nyata atau cuma sekedar halu. Cahaya tadi walaupun hanya setengah detik, tapi menyilaukan. Seperti kilat yang menyambar sesuatu dan cahayanya bertebaran kemana-mana. Saking silau atau bahkan kuatnya cahaya itu, om kafetaria saja sampai pinsan.

Tapi mereka tidak, padahal kalau soal ketakutan mereka lemah.

Kalau Jeongwoo dan Doyoung habis terdiam mereka langsung menghampiri om kafetaria, lain halnya dengan sepuluh lelaki yang masih tetap ditempat. Menatap Hana yang kini masih pada tempatnya walau posisinya sekarang berdiri biasa. Kepala perempuan itu celingak-celinguk lagi mencari sesuatu.

"Hana... kenapa?" tanya Yedam dengan suara kecil.

"Hyung, itu tadi apa?"

"Kalian liat kilatan cahaya kan?" Asahi yang biasanya diam juga ikut kebingungan.

"Itu tadi, silau banget," Jaehyuk berujar sambil menutup mata dan geleng kepala.

Hyunsuk hanya memasang muka kebingungan khas dirinya. Begitupun Junkyu yang membulatkan matanya sambil membuka sedikit mulutnya. Jihoon sudah kemana-mana pikirannya, begitupun Haruto yang sekarang tatap-tatapan dengan Yoshi seakan sepemikiran.

"Itu pasti hantu!" ucapan Mashiho membuat Haruto dan Yoshi menjentikkan jari.

"Kalau itu hantu, terus kak Hana apa?" Junghwan berkata dengan takut-takut.

"Hana malaikat?" Jaehyuk bertanya.

"Positif, kita salah liat," ujar Asahi.

Jihoon berekspresi panik,"gak gitu, jelas-jelas lo semua liat kan? iya kan tadi ada item-item terus si Hana ngeluarin cahaya terus jadi kek kilatan?! iya kan?!"

"Jangan gitulah," Hyunsuk menciut.

"Kalau gue gak salah liat tadi bentuknya kek anak panah," Yedam berkata dan disetujui teman-temannya.

"Dan ngarahnya ke Uwo," Junkyu berkata dengan nada gemetar.

"Lo semua ribet banget panggil Hana aja!" Mashiho berdiri, hendak berteriak memanggil Hana yang masih ditempat.

"Ha-NA! WOI HANA LO MAU KEMANA?!" teriak Mashiho tambah menggelegar ketika gadis itu malah berlari keluar kafetaria.

"Susulin woi! Dia cewe!" ucap Jihoon.

[i]Treasure Effect✓Where stories live. Discover now