18| New House

4.2K 859 110
                                    

"Hana, kok bisa sih?"

Pertanyaan Hanbin membuat gadis itu menoleh dengan bingung. Mereka berada didepan pintu ruang rahasia dengan para anggota yang berada didalam entah sedang apa. Ketiganya sedang bicara mengenai hal yang terjadi barusan.

"Apanya?"

"Ituloh anjir junior gue anak dewa semua! Mana ada anak tiga besar lagi!"

"Ya terus?"

June menghela nafas, "Lo gak curiga? Lo gak tau?"

"Apaan kak?"

Hanbin menatap June tanpa sepengetahuan Hana dengan matanya yang hampir keluar. June memasang ekspresi seakan salah kata saat mengucapkan hal tadi.

Sebenarnya saat mereka bertiga keluar dari ruangan, Hanbin hanya memancing Hana untuk bertanya tentang suatu hal mengenai dua belas anak lelaki yang kini sedang teriak-teriak didalam ruang rahasia.

Tapi ternyata, Hana tidak tahu. Hal ini membuat Hanbin yakin kalau memang Hana tidak diberi tahu alasan mengapa ia yang turun ke bumi untuk menjaga dua belas lelaki ini. Padahal, bisa langsung jemput atau mengutus pendamping lain yang ilmunya sudah berada diatas Hana.

"Kok diem kak?"

June gugup, "Ah? Enggak kok. Ajak mereka ke kabin masing-masing aja, yuk?"

Hana mengedikkan kedua bahunya. Ia membuka pintu dan menyuruh semuanya keluar dari sana. Para lelaki random nan tengil itu keluar satu persatu dari dalam sana dengan teriakan heboh.

"SUMPAH INI MASIH BERDEBAR!" ujar Jeongwoo.

"Biasa aja sih, gue yang anak Aprhodite aja tetap cool," ujar Haruto.

Mereka sedang berjalan mengikuti langkah Hana dan Hanbin yang berada paling depan sedangkan June berada paling belakang jaga-jaga agar salah satu dari mereka tidak pergi ke tempat yang melenceng.

Daripada sepanjang jalan diam membosankan, lebih baik berbicara mengenai hal tadi. Hana juga sudah baik-baik saja menurut mereka. Buktinya saat Asahi salto waktu keluar dari ruangan, ia hanya menghela nafas.

"Anak Aprhodite paling beban sih iya," ujar Jeongwoo.

"Cih, petani diem aja."

Jihoon tertawa, "Anjir, petani."

"Tapi gue kagum banget loh ternyata bang Hyunsuk anak Zeus. Walaupun gak cocok, sih. Eh bang, lo anak pungutnya kah?" ucapan Jaehyuk membuat Hyunsuk merengut.

"Ih! Gaklah! Gue anak kandung!"

"Tau dari mana lo bang? Ada akte kelahiran terus nama bapak lo Zeus?" tanya Mashiho.

"Gak gitu juga konsepnya, Cio," Yoshi menepuk kepala Mashiho.

"Hehe, tapi lo keren banget Yosh! Anak Ares woi sumpah aura pangeran lo tuh terpancar pasti!" Yoshi hanya nyengir ganteng ketika mendengar ucapan Mashiho.

"Tapi yang lebih gak cocok sih bang Junkyu," ujar Yedam.

"Iya deh yang keturunan bapak pinter," ujar Junkyu malas.

Jihoon bertepuk tangan, "Setuju banget gue sama lo, Dam! Junkyu mageran, males mandi, gak bisa renang eh bisa-bisanya anak Poseidon."

"Heh! Kalo gue dah bisa pake kekuatan, entar yang gue tenggelamkan dalam air lo, Ji!"

Mereka semua tertawa mendengar Junkyu. Agak tidak percaya ketika lelaki itu bilang ingin menggunakan kekuatannya untuk menenggelamkan Junkyu. Pasalnya, mereka membayangkan kalau Junkyu mengontrol tangannya sedikit untuk mengangkat air saja, ia sudah pingsan.

[i]Treasure Effect✓Where stories live. Discover now