32| Gods Items

3.9K 810 528
                                    

Kehilangan.

Kata yang paling mereka benci ketika menginjak dunia immortal. Lalu, kata itu malah terulang lagi.

Mereka semua menangis setelah tubuh penyihir jubah hitam hancur berkeping-keping. Antara senang dan sedih karena perjuangan melawan salah satu mahluk immortal yang menjadi penghambat misi selesai sekaligus menghasilkan luka ditubuh dan hati mereka.

Satu anggota telah pergi lagi, dan mereka menyesal karena tidak saling melindungi.

Jihoon menangis sambil memeluk Mashiho, andai saja ia berhasil menghentikan lelaki imut itu, begitupun Jeongwoo. Junkyu juga menangis dan marah didalam hati kenapa Mashiho harus melakukan hal ini untuknya. Terlepas dari perkataan bahwa mereka sang tiga besar harus dilindungi, tapi tidak boleh begini. Sedangkan yang lain menangis karena merasa lelah dengan perjalanan ini maupun dengan takdir.

"Mashiho bangun! Cio!" Jihoon menangis histeris. Hal itu membuat hati para anggota tersayat.

Jihoon merasa gagal menjaga sahabat kesayangannya. Sekarang orang lucu yang selalu ia tempeli sudah tidak ada.

"ARGH!" Yoshi berteriak frustasi sambil meninju pohon. Melupakan sakit disekujur tubuhnya akibat terhempas tadi.

Yoshi yang paling sensitif dengan hal yang berbau kehilangan tentu saja merasa tersakiti. Ia tidak suka kalau takdir yang harus diperjuangkan dilewati seperti ini. Harusnya mereka bisa bersama sampai akhir, kalaupun terluka mereka harus terluka bersama, mati bersama, dan jika berhasil bahagia pun dijalani bersama.

Tetapi sepertinya memang harus seperti ini, bersama-sama dengan yang tersisa dan berjanji untuk tidak apa-apa sampai akhir.

"Tolongin! Bangunin Cio!" teriak Jihoon.

Junkyu mengacak rambutnya mendengar itu. Ia tidak mau memeluk Mashiho untuk terakhir kalinya karena hal itu akan membuatnya semakin merasa bersalah.

Walaupun Mashiho meninggal dengan senyuman, seakan mengatakan bahwa ia berjasa dengan melindungi sahabatnya yang merupakan dewa besar, tetap saja Junkyu tidak akan rela.

Jeongwoo mengendalikan tanah untuk membuat sebuah lubang. Jihoon yang melihat itu tambah menangis histeris. Para anggota seperti Yedam dan Asahi memalingkan muka tak sanggup melihat betapa sedihnya Jihoon.

Sebuah lubang yang Jeongwoo buat serapi mungkin pun sudah jadi. Kebetulan ada batu didekat sana yang bisa dijadikan nisan. Jeongwoo menghampiri Jihoon yang masih memeluk Mashiho.

"Bang, udah ya. Bang Mashi harus istirahat sekarang," ujarnya dengan nada bergetar.

Mendengar ucapan Jeongwoo yang seperti itu membuat Hyunsuk terisak, Junkyu tambah menangis dan Yoshi semakin frustasi.

Haruto dan Jaehyuk yang masih setengah sadar menangis ditempat mereka. Sakit hati sekali ketika tahu kenyataan yang sangat kejam ini. Kenapa harus ada perpisahan?

Hyunsuk mengusap bahu Jihoon, mencoba menguatkan lelaki itu.

"Ji, udah ya. Mashihonya harus tidur dulu."

"Bang, gak bisa gini!" tangisnya.

"Mashiho mungkin capek buat sampe akhir, jadi dia ninggalin kepercayaan buat kita untuk menyelesaikan misi ini. Junghwan juga gitu, udah ya."

Perlahan pelukan Jihoon terlepas, ia terduduk kebelakang bersandar pada Hyunsuk yang memeluknya erat. Hyunsuk mengusap kepala Jihoon dengan bergetar.

Jeongwoo perlahan mengangkat tubuh Mashiho menggunakan akarnya. Para anggota melihat itu dengan tatapan sendu, kecuali Junkyu yang masih tidak mau melihat Mashiho bahkan sampai lelaki itu masuk kedalam tanah.

[i]Treasure Effect✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang