09| Get Away

4K 890 152
                                    

Pertanyaan tentang siapa Hana dipikiran Hyunsuk masih belum sirna. Semenjak terakhir kali ia bersama Junkyu dan Asahi mendesak gadis itu diatas gedung, ketiganya perang dingin sekarang. Walaupun saat itu mereka tidak mendapatkan jawaban apapun dari Hana yang menyuruh mereka agar tidak bicara. Gadis itu meneteskan air mata saat itu, namun dengan cepat menghapusnya agar tidak semakin banyak yang keluar.

Karena saat air mata Hana menetes, langit saat itu tiba-tiba turun hujan.

Membuat keempat orang yang ada disana kehujanan. Dengan Hana yang lebih dahulu berlari untuk masuk lagi kedalam gedung.

Tak hanya tiga orang itu, beberapa diantara mereka agak takut dengan Hana. Karena mereka juga merasa Hana adalah bahaya. Apalagi waktu pagi saat itu, yang mereka berkumpul dan menceritakan tentang mimpi. Walaupun sebagian masih bersikap biasa karena tidak enak kepada Hana.

Pagi itu berjalan seperti biasa. Para anggota bangun kemudian ke kamar mandi, mengambil minum, tidur lagi, ataupun melamun terlebih dahulu.

Hana keluar dari kamarnya, berjalan menuju kearah dapur namun terlebih dahulu berpapasan dengan Hyunsuk. Lantas lelaki itu mengalihkan wajahnya kearah lain sebelumnya menatap Hana dengan pandangan yang dingin.

Hyunsuk yang paling sensitif terhadap Hana, entah mengapa ia sangat was-was terhadap gadis yang lebih muda darinya tersebut. Lelaki itu duduk di sofa, menghadap ke arah dapur dengan pura-pura bermain handphone. Karena nyatanya, pandangan itu berfokus ke Hana yang bersama Mashiho didepan kompor.

"Pagi, Hana," sapa Mashiho dengan senyuman lucunya.

"Pagi juga Cio, mau sarapan apa pagi ini?"

"Nasi goreng lagi? Atau yang lain?"

Hana tampak berfikir, gadis itu menuju kulkas untuk mengecek apa saja bahan makanan yang cocok untuk dijadikan sebagai sarapan pagi. Lantas ia mengambil beberapa sayuran, telur, dan daging sapi.

"Sup aja, nasi udah matang belum?"

Mashiho mengangguk, "udah kok."

Hana mulai bergerak untuk memotong sayuran, sedangkan Mashiho kini memotong daging. Disela-sela kegiatan yang dari sofa diamati oleh Hyunsuk itu, datanglah Asahi dengan wajah bantal.

"Dagingnya agak besaran dikit," ucap Asahi kepada Mashiho.

"Merintah doang, bantu kagak. Lo kira gue babu?" Mashiho merengut.

Asahi tidak berekspresi, "hm, menurut lo aja."

Lelaki dengan penutup mata kodok yang berada di keningnya itu menghampiri Hana. Mengamati setiap pergerakan pisau yang Hana gerakkan untuk memotong daun bawang. Hana tidak sadar, ia terlalu fokus sampai Asahi sudah berdiri disampingnya selama satu menit.

Asahi yang tadinya mengamati tangan Hana, beralih menatap wajah gadis itu. Kulit putih bersih, mata coklat seperti orang-orang pada umumnya, bibir yang diberi lipbalm berwarna pink, hidung mancung kecil, serta mata yang menurut Asahi agak mirip seperti Yoshi, tajam.

"Lo cantik," ucapan Asahi yang tiba-tiba membuat Hana menoleh kearahnya dengan kaget.

Jarak mereka hanya beberapa senti, bahkan bahu mereka kini bersentuhan. Asahi menatap dingin mata Hana yang kini membola. Lantas ia memajukan wajahnya sedikit, berbisik dengan halus di telinga gadis itu.

"Tapi sayangnya pembohong," ini lanjutan kalimatnya. Setelah itu ia menjauh dari sana, menuju kamar mandi. Meninggalkan Hana dengan perasaan yang entah kenapa sesak sekali.

Hyunsuk menyaksikan semua itu, ia penasaran apa yang dikatakan oleh Asahi sampai membuat gadis itu membeku. Kemudian ia lihat bahwa Mashiho menghampiri Hana, menunjukkan mangkuk berisi potongan dagingnya.

[i]Treasure Effect✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang