25| About Reality

3.3K 730 160
                                    

"Wan, lo kenapa?!" Hana mendorong salah satu bahu lelaki itu.

Junghwan menatap Hana datar, lelaki itu kemudian melepaskan pelindung kepala yang terbuat dari besi. Matanya menatap Hyunsuk yang kesakitan dengan darah yang perlahan menetes dari pergelangan tangan kirinya. Tetesan darah itu jatuh begitu saja dan meresap kedalam tanah, membuat Junghwan menghela nafas dan melemparkan pedangnya ke tanah.

Lelaki itu kemudian berlalu dari sana.

Jeongwoo yang seakan peka bahwa Junghwan sedang tidak baik-baik saja pun berjalan cepat menuju lelaki itu.

Para anggota mengerubungi Hyunsuk yang kini menangis kesakitan. Semuanya panik dan terkejut akibat apa yang terjadi secara tiba-tiba barusan.

"Lo semua minggir, temuin Hyunsuk di ruang kesehatan nanti."

Ucapan Hana membuat mereka semua menyingkir. Gadis itu duduk dan menggenggam salah satu tangan Hyunsuk, kemudian keduanya hilang begitu saja. Hana teleportasi menggunakan kekuatannya untuk menuju ke ruang kesehatan.

Kini tinggal sembilan anggota, dengan June yang ikut bingung dan kasihan kepada remaja-remaja ini.

"Sumpah, Junghwan kenapa sih?!" ujar Jihoon agak frustasi.

Pasalnya, tidak pernah lelaki itu sekalipun melakukan hal jahat kepada kakak-kakaknya. Apalagi Junghwan berkata bahwa ia benar-benar sayang dengan para anggota yang lebih tua darinya.

"Tuh kan, bener perasaan gue," ujar Junkyu.

"Bang Hyunsuk cuma luka biasa kan?" ujar Doyoung khawatir.

"Tapi walaupun luka biasa, si Junghwan gak punya alasan buat lukain Hyunsuk kan?" Jihoon berucap.

June menghela nafas, "Mungkin Junghwan lagi emosi atau gak kalian punya masalah sama dia kali?"

Jaehyuk mengangguk ragu, "Keknya iya, tapi masa sih?! Heh kalian siapa yang lagi musuhan?!"

"Gak gitu, bodoh," ujar Asahi datar.

"Bener kata bang June, si Junghwan lagi emosi atau gak dia lagi capek terus-terusan di dunia dewa. Mungkin aja dia kangen ibunya kan sampe gabut buat nyelakain orang?" ujar Yoshi dengan tenang.

"Canda gabut," ujar Haruto.

"Iya woi, pasti ada alasan kenapa dia marah. Tadi gue liat Jeongwoo ngejar dia, bisa jadi lagi ada masalah sama Jeongwoo," ujar Yedam.

"Tapi masa nusuk bang Hyunsuk?" tanya Mashiho.

"Udah ya adek-adek, daripada kalian ribet bertanya-tanya soal si Wawan kenapa lebih baik susulin Hyunsuk sama Hana ke ruang kesehatan," ujar June.

Kemudian, mereka semua berjalan dengan perasaan bingung menuju ruang kesehatan.




•••




"Wan!"

Panggilan dari Jeongwoo tidak dihiraukan oleh Junghwan sepanjang koridor. Kakinya berjalan cepat dan berlari ketika Jeongwoo mencoba menyusulnya untuk menyeimbangkan langkah.

"Wan! Berhenti dulu!"

Tidak ada jawaban.

Jeongwoo berdecak, lelaki itu berlari mengejar Junghwan yang ikut berlari juga. Tangannya kemudian bergerak untuk membuat sebuah akar berwarna hijau yang akan melilit kaki Junghwan.

Junghwan terjatuh ketika akar itu melilit kaki kanannya. Lelaki itu menatap Jeongwoo dengan marah.

"Kenapa?!"

"Elo yang kenapa, Wan!"

Jeongwoo menatap Junghwan dengan sedih. Jujur saja, ia sangat menyayangi Junghwan seperti adiknya sendiri karena lelaki bayi itu satu-satunya adik dan satu-satunya orang yang memanggilnya dengan sebutan 'kakak'.

[i]Treasure Effect✓Where stories live. Discover now