21| Their Strengths¹

4.1K 817 346
                                    

Setelah perkenalan didalam aula yang untungnya berjalan dengan baik karena tidak ada kesalahan teknis yang dibuat para anggota, mereka semua sekarang berpisah. Mengingat kalau orangtua dewa mereka berbeda, pastinya hal yang diajarkan juga berbeda bukan?

Namun beberapa dari mereka memang ada yang harus belajar bersama. Seperti Mashiho dan Junghwan, Yoshi dan Haruto, ataupun Hyunsuk dan Jihoon yang orangtua mereka saling berhubungan. Sisanya belajar sendiri atau bersama saudaranya.

Disini, Yoshi dan Haruto sedang berada diruang ganti. June yang merupakan pembimbing mereka kali ini, membawa mereka kesini. Katanya dua orang ini akan berlatih pedang bersama diarena khusus untuk perang atau arena pedang.

"Bang, ini cara pakenya gimana?"

"Sini gue pakein," ujar Yoshi sembari mengikat baju perang kebadan Haruto.

"Berat banget nih baju, udah ngalah-ngalahin dosa gue aja beratnya."

"Beratan dosa lo, To."

Entahlah, untungnya yang bersama Haruto adalah kakak seperti Yoshi yang kalau membalas perkataan tidak membuat emosi. Kalau yang sama Haruto bentukannya macam Jihoon atau Junkyu yang mulutnya hobi nyerocos atau yang paling menyebalkan adalah Jeongwoo yang merupakan partner war dirinya, bisa-bisa sebelum ke arena pedang sudah saling tebas leher duluan.

Haruto yang bajunya sudah diikat dengan kuat oleh Yoshi pun memandang dirinya dikaca besar. Ngomong-ngomong, ada lima orang didalam sana. Yoshi sih sudah tersenyum beberapa kali, kalau Haruto pasang wajah datar biar keliatan berwibawa.

"Ternyata gue ganteng banget kalau pake baju besi," ujarnya terpesona.

"Hm, menurut lo aja, To."

Lantas entah kenapa ia langsung membayangkan bahwa dirinya langsung bisa menguasai pedang. Kemudian diotaknya itu, ia menghampiri Jeongwoo yang tampak lemah sembari menanam pohon cabai. Haruto ceritanya lagi membayangkan jadi preman jaman dinasti Joseon yang malak orang lemah. Terus karena hatinya keras, saat Jeongwoo mohon-mohon langsung ia tebas pakai pedang.

Indah sekali kalau halu, jangan sampai jadi nyata. Kasihan Jeongwoo cuma bisa lempar tanah sebagai senjata.

"Kenapa lo senyum-senyum?" tanya Yoshi.

"Abang maung kepo deh, hayuk kita kelapangan," ujar Haruto sambil menggandeng tangan Yoshi.

Langsung saja Yoshi hempaskan, "Najis!"

Dua orang itu sudah sampai diarena pedang. Sekitar tigapuluh orang sudah berdiri disana. Itu adalah keturunan Ares yang memang menjadikan pedang sebagai produktif, sedangkan keturunan Aprhodite yang harus mengerti juga cara berperang. Tidak mungkin kalau ada musuh yang jadi senjata mereka adalah visual.

Sama seperti keturunan Aprhodite, keturunan yang lain pun diberikan pelajaran peperangan seperti ini. Hitung-hitung punya kemampuan sedikit untuk menebas leher musuh suatu saat kalau mereka diserang nanti.

"Rame juga ya, bang," ujar Haruto.

Mereka berdua sudah berada ditengah lapangan, dekat dengan para keturunan lain. Yoshi beberapa kali tersenyum ramah kepada saudara seorangtua dewanya.

"Tolong perhatikan kedepan!"

Semuanya langsung menoleh kedepan, kearah June yang kelihatan gagah berwibawa dengan pakaian perang yang warnanya emas. Kontras sekali dengan para keturunan yang warna baju perangnya adalah abu-abu. June terlihat berwibawa sekali kalau didepan sini, lain kalau dibelakang kamera.

"Silahkan berbaris dengan rapi sesuai keturunan. Ares sebelah kanan dan Aprhodite sebelah kiri!"

Sontak saja semuanya langsung gerak cepat untuk membentuk barisan. Haruto yang notabenenya adalah baru sekali disini agak kewalahan menyeimbangi kecepatan para saudaranya. Untung saja ada yang menariknya.

[i]Treasure Effect✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang