Sick

831 62 4
                                    

"Aku akan menjadi seorang produser sukses lalu aku akan menikahimu. Kita akan hidup di pedesaan seperti yang kau inginkan, aku akan pulang supaya bisa menemani mu terapi setiap minggu. Ya? Doakan aku, Jimin. Aku akan sukses untuk mu, untuk kita. Usaha kita selama ini tidak akan sia-sia"
.
.
.
"Menunggu kekasih bodoh mu lagi?"

Jimin menoleh lalu memukul lengan Sinbi main-main.

"Dia hanya sedang sibuk"
"Sampai tidak pulang selama 2 bulan?"
"Iya"
"Jangan buta, Jimin. Kau meragukan nya kan?"

Jimin terdiam sebentar.

"Ti.. Tidak"
"Bohong. Kalau tidak kau pasti sudah mengunjungi nya"

Diam lagi.

"Aku antar, tidak ada penolakan. Kalau dia benar-benar bekerja aku akan menuruti kemuan mu selama sebulan penuh dan sebaliknya. Bagaimana?"

Awalnya Jimin ragu, namun karna ia rindu kekasih nya sekaligus penasaran dengan apa yang kekasih nya lakukan akhirnya Jimin mengangguk.

Tidak begitu lama karna menaiki mobil Sinbi terlebih gadis itu menggunakan kemampuan menyetir bak pembalap itu.

"Kau membuat ku hampir panic attack"gerutu Jimin.
"Maaf. Aku tidak sabar"
"Yoongi kan kekasih ku, harusnya aku yang lebih tidak sab-"
"Brengsek! Min Yoongi!"

Belum selesai berbicara, Jimin sudah di suguhi pemandangan mengejutkan. Yoongi berjalan dengan seorang perempuan, bergandengan tangan, bahkan saling berbagi kecup di pipi. Dan teriakan tadi berasal dari Sinbi yang sekarang sudah memukul wajah Yoongi sebanyak dua kali.

"Bi, sudah"pinta Jimin dengan suara bergetar nya.
"Tidak akan! Harusn-"
"Sudah!"jerit Jimin yang mulai merasakan seluruh tubuhnya bergetar.
"Jimin!"

Yoongi dan Sinbi berlari menghampiri Jimin yang sudah terlihat panik.

"Sayang, lihat aku. Tarik nafas, buang. Ayo, sayang. Pelan-pelan"

Berhasil. Namun setelahnya Jimin mendorong tubuh Yoongi menjauh.

"Harusnya bilang jika sudah bosan, Yoongi. Aku pasti pergi jika kau bicara baik-baik"ujar Jimin.
"Tolong dengarkan aku dulu, sayang"
"Aku ini tidak normal, aku sakit, aku aneh"
"Jimin, sayang. Dengar-"
"Tidak, Yoongi. Tidak!!"

Sinbi membawa Jimin berjalan kembali menuju mobilnya perlahan. Yoongi masih saja membuntuti dua gadis itu, menghiraukan gadis lain yang masih berdiri tak jauh dari sana.

"Ji, sayang. Dengarkan dulu. Aku melakukan ini untuk mu, untuk kita"

Jimin mencoba berdiri tegak, menghadap pada kekasih ah bukan, mantan kekasih nya itu.

"Kau dan ayah sama saja, Yoongi. Sama-sama menyakiti ku"ucap Jimin sebelum masuk ke dalam mobil.

Meninggalkan Yoongi sendiri, berdiri mematung akibat mendapat tamparan keras dari kata-kata Jimin baru saja.

"Benar. Aku dan ayah mu ternyata sama saja"gumam Yoongi lirih.
.
.
.
"Bagaimana?"
"Sudah lebih baik. Ada apa? Kata dokter sebelumnya, 6 bulan lalu sudah membaik. Lalu kenapa 3 bulan terakhir menjadi semakin parah?"
"Min Yoongi sialan"umpat Sinbi.
"Huh?"
"Mantan kekasih Jimin. Dia yang mendampingi Jimin selama ini, tapi beberapa bulan lalu kami mendapati nya berselingkuh dengan atasan nya. Dia bilang supaya cepat mendapat jabatan bagus, supaya ia punya cukup uang untuk membawa Jimin bersamanya. Brengsek"

Jungkook, dokter baru yang menangani Jimin kini mengangguk paham. Pasien nya memang sudah terlihat membaik, tapi tatapan matanya terkadang masih tidak fokus.

BTS fanfic 😍Where stories live. Discover now