Sorry (2) - Namjin - Taejin

1.3K 111 7
                                    

"Nikmati kebebasan mu, Kim"ucap Yoongi sebelum masuk ke dalam mobil menyusul Seokjin.

Ya, hari ini adalah hari dimana Seokjin harus pindah ke rumah Yoongi dan Namjoon mendapat rumah impiannya. Sejak perkataan Namjoon waktu itu, pasangan suami istri itu tak lagi saling bertegur sapa, keduanya memang hidup bersama, melakukan kewajiban mereka seperti semestinya tapi tak ada lagi percakapan basa-basi Seokjin seperti biasanya.

"Cepat pergi, hyung"usir Namjoon dengan wajah malasnya.
"Aku hanya ingin mengingatkan ini, jangan mengambil Seokjin lagi kecuali kau mau ku hajar dan ku hancurkan rumahmu"ancam Yoongi.
"Ya, ya, ya. Bawa saja, aku hanya akan membawanya kemari saat orang tua kami berkunjung"
"Bagus"

Yoongi masuk ke dalam mobil, duduk di sebelah Seokjin yang tak mengeluarkan suara apapun sejak ia datang tadi. Gadis itu pun hanya menatap keluar jendela mobil, padahal mobil belum melaju.

"Kau baik-baik saja?"tanya Yoongi.
"Ya, bisa kita pergi sekarang? Aku sesak berada disini"pinta Seokjin tanpa mengalihkan pandangannya.
"Kau tidak ingin mengatakan sesuatu pada suami mu?"
"Apa dia masih suami ku?"
"Huh?"
"Suami macam apa yang menjual istrinya? Lagipula kami tidak sedekat itu untuk hanya sekedar mengucapkan salam perpisahan"

Yoongi terdiam sebentar lalu mengangguk paham.

"Baiklah jika itu mau mu. Kita jalan sekarang"

Yoongi mengusap kepala Seokjin lembut, dan Namjoon melihatnya karna namja itu masih berdiri di tempatnya, entah apa yang ia harapkan. Salam perpisahan? Lambaian tangan? Pelukan?

"Apa yang aku pikirkan? Sepertinya aku sudah gila"gumam Namjoon sebelum memasuki rumahnya.
.
.
.
"Apa benar aku boleh merawat bunga-bunga ini, oppa? Sungguh?"tanya Seokjin antusias, sepertinya mood gadis itu sudah sedikit membaik setelah beberapa hari ini hanya banyak diam.
"Tentu saja, kau mau apa lagi? Aku bisa membeli kan untukmu"
"Apa aku boleh meminta satu lagi?"pinta Seokjin.
"Kau mau apa?"
"Eum, aku ingin sekali punya hewan peliharaan"

Yoongi terdiam, dia sebenarnya sangat tidak suka dengan hewan peliharaan terlebih jika itu berbulu. Sangat menganggu. Tapi ini Seokjin yang meminta. Dia harus membuat Seokjin menjadi senyaman mungkin di rumahnya.

"Memang kau mau memelihara apa?"tanya Yoongi.

Semoga bukan hewan berbu-

"Kucing. Apa boleh?"

Lu. Sial!

"Tentu saja boleh. Kau mau yang seperti apa? Kita akan pergi membeli nya nanti. Bagaimana?"tawar Yoongi dengan senyum menawannya.
"Sungguh? Boleh?"
"Boleh, sayang"

Seokjin hanya tersenyum kaku sembari mengangguk. Masih sangat asing dengan panggilan yang ia dapat dari Yoongi dan juga perlakuan yang terlalu berlebihan untuknya. Namjoon tak pernah seperhatian ini padanya, jadi Seokjin masih merasa kaku.

"Kita beli setelah aku pulang kerja ya?"suara Yoongi membuyarkan lamunan Seokjin.
"Tidak usah beli, oppa. Sepupuku bersedia memberi ku satu. Itu saja ya?"
"Baiklah kalau itu mau mu. Kau mau ambil ke rumahnya atau teman mu yang kemari?"
"Biar aku yang mengambil kucing nya saja"
"Ku antar?"
"Tidak perlu, oppa. Aku bisa pergi sendiri"
"Jika tidak denganku berarti kau pergi dengan supir, begitu peraturannya. Pilih mana?"

Seokjin terlihat berpikir sejenak, bingung pada apa yang harus ia pilih.

"Ah aku punya pilihan lain. Kita bawa sepupu mu itu kemari. Kau tidak mungkin berbohong padanya selamanya kan?"saran Yoongi.
"Apa tidak apa?"
"Sepupu mu bisa di percaya?"
"Tentu saja"
"Kalau begitu lakukan saja"
"Terima kasih, oppa"
"Tapi apa aku boleh meminta sesuatu darimu? Aku sangat menginginkan nya"pinta Yoongi.
"Apa itu?"tanya Seokjin penasaran.

Yoongi memberi kode pada Seokjin agar mendekat padanya lalu membisikkan sesuatu yang berhasil membuat bola mata Seokjin melebar.
.
.
.
"Ada apa dengan wajahmu? Kusut sekali. Kenapa? Rumah mu kurang luas? Mobil mu kurang bagus? Atau jalang mu tidak membuat mu lupa pada istri cantikmu itu?"tanya Hoseok dengan nada ketusnya, ia baru saja masuk ke dalam club dan sudah menemukan Namjoon di meja paling pojok.
"Jangan banyak bertanya, Seok-ah"
"Kenapa? Istri, ah maaf aku lupa. Apa dia masih istrimu? Dia kan sudah bersama Yoongi hyung"
"Dia masih istri ku!"
"Benarkah? Lalu kenapa istrimu berada di tangan Yoongi hyung?"sindir Hoseok.
"Kau ini kenapa? Marah padaku soal Seokjin?"
"Harusnya kau tau tanpa harus bertanya kan? Seokjin itu gadis baik, Namjoon-ah. Kenapa kau lakukan itu?"
"Aku tidak menyukai nya"
"Tinggalkan saja dia, jangan kau perlakukan seperti itu!"
"Kenapa kau marah?! Itu hak ku! Dia istriku!"seru Namjoon marah.
"Kita tunggu saja sampai surat cerai datang ke rumah mu. Aku sendiri yang akan menjadi pengacara Seokjin nantinya"ucap Hoseok sebelum pergi meninggalkan Namjoon yang masih terdiam di tengah bisingnya suara musik.
"Sialan, apa baiknya gadis itu? Kenapa banyak sekali yang membela nya?"gumam Namjoon kesal.

Hoseok hampir saja melajukan mobilnya jika sebuah ketukan brutal tak menghampiri kaca mobilnya.

"Taehyung? Kenapa kau disini? Tidak ada jadwal jaga di rumah sakit?"tanya Hoseok.
"Hyung, dimana Seokjin?"tanya Taehyung.
"Hah?"
"Aku tau hyung paham maksud ku. Dimana Seokjin, hyung? Aku tak melihat dia di rumah Namjoon itu seminggu ini"
"Kau selalu memantau Seokjin?"tanya Hoseok.
"Jangan mengalihkan pembicaraan, hyung. Tolong jawab aku"pinta Taehyung.
"Ini sudah bukan urusan mu, Taehyung-ah. Seokjin sudah menjadi istri orang"
"Tapi tugas ku adalah memastikan dia bahagia, hyung. Bagaimana bisa aku melepaskannya saat aku tau dia bahkan tak bahagia dengan suaminya?"ungkap Taehyung dengan mata yang berkaca-kaca.

Hoseok iba, jelas. Namja di depannya ini sangat mencintai Seokjin, Hoseok tau itu. Sepupu bodohnya itu bahkan harus cuti selama seminggu karna terpuruk setelah pernikahan Seokjin waktu itu. Benar-benar menyedihkan tapi terasa benar-benar tulus. Miris sekali.

"Hyung, tolong aku. Ku mohon"pinta Taehyung putus asa.
"Meskipun Seokjin lepas dari Namjoon bukan berarti kau bisa membawanya pergi, Taehyung-ah. Karna sekarang Seokjin ada di tangan Yoongi hyung"

Kaki Taehyung terasa lemas kala telinganya menangkap sebuah nama yang tak asing untuknya. Min Yoongi. Namja kaya yang memiliki segalanya. Yang rela melakukan segala cara untuk mendapatkan apa yang ia suka. Tidak bisa di kata kejam tapi begitulah nyata nya.

"Kenapa? Kenapa harus Seokjin? Kenapa harus kami? Kenapa, hyung? Apa cinta ku ini salah? Kenapa?"racau Taehyung yang perlahan terduduk di atas jalan tanpa peduli pandangan orang-orang.
"Bangun, Tae. Jangan seperti ini"
"Ku pikir dengan melepaskan Seokjin akan membuatnya bahagia. Aku salah. Aku salah"

Hoseok berjongkok di depan Taehyung yang tak fokus dengan wajah yang sudah basah dengan air mata. Kenyataan terkadang memang pahit. Jika saja ayah Seokjin dan Taehyung tak saling bermusuhan. Jika saja kedua perusahaan mereka tak saling bersaing. Mereka berdua pasti sudah bahagia sekarang. Penuh dengan cinta. Hoseok kembali menghela nafasnya jika mengingat segala halangan bagi Taehyung dan Seokjin waktu itu. Benar-benar menyakitkan.

"Aku sangat mencintai Seokjin, hyung. Tapi kenapa, kenapa, kami hahhh menyedihkan"
"Taehyung-ah, hyung benar-benar akan merasa sangat kurang ajar dan tidak punya hati jika mengatakan ini, tapi sepertinya tidak ada jalan bagi kalian. Terlalu sulit"
"Aku tau, hyung. Jika seperti ini apa masih ada alasan bagiku untuk hidup, hyung?"
"Jangan pernah berfikir untuk melakukan hal bodoh! Ku hajar kau!"hardik Hoseok marah.
"Tidak bisakah kau menghajar ku sekarang, hyung? Sampai aku lupa pada Seokjin, atau jika perlu sampai aku mati?"
"Kim Taehyung!"

Taehyung terkekeh, matanya masih tak fokus.

"Tolong katakan pada ayah ku jika keinginan nya akan aku sanggupi. Semuanya. Aku tak akan pernah membangkang lagi. Tapi jangan pernah memintaku menikah sampai kapanpun. Aku tak akan menikah jika tidak bersama Seokjin"
"Tae-"
"Ku mohon, hyung. Aku tidak ingin bertemu ayah"
"Baiklah, baiklah jika itu mau mu"putus Hoseok akhirnya.

Taehyung bangkit dari duduknya, berjalan lesu meninggalkan Hoseok perlahan.

"Mau kemana kau?"tanya Hoseok.
"Melihat kebahagiaan ku untuk yang terakhir kali sebelum aku melepaskan bahagia ku"jawab Taehyung tanpa menoleh pada Hoseok.

Tanpa mengatakannya pun sebenarnya Hoseok tau kemana sepupunya itu akan pergi. Hanya dengan kata "kebahagiaan" sudah cukup membuat Hosoek paham. Taehyung akan melihat Seokjin. Di rumah Yoongi. Untuk terakhir kali.

END? TBC?

BTS fanfic 😍Where stories live. Discover now