That feeling - Vmin - Kookmin

1.8K 137 5
                                    

Jimin menghentikan langkahnya yang semula hendak pulang, suara riuh para penonton yang sedang menonton latihan klub basket benar-benar mengalihkan Jimin saat ini. Terlebih ada namja yang sangat Jimin sukai disana, namja yang sudah ia kenal sejak mereka SMA. Teman yang tak bisa di katakan teman karna memang hanya saling bertukar sapa tanpa basa-basi yang lain.

"Setidaknya aku pernah memiliki satu kenangan dengannya"gumam Jimin di sela senyum manisnya.

Gadis itu masih setia berdiri di depan pintu lapangan indoor hingga pertandingan selesai.

"Jimin? Sejak kapan kau disini?"tanya Seokjin, kakak kandung Jimin.
"Eonnie menonton pertandingan? Tumben sekali"
"Ada Yoongi dan Namjoon, jadi teman-teman menonton"jawab Seokjin.

Jimin hanya mengangguk paham, matanya tak lepas dari namja kesayangannya itu.

"Kau belum jawab pertanyaan eonnie tadi, Chim"
"Huh? Oh, Chim hanya lewat"
"Benar begitu?"
"Iya, eonnie"
"Kelas mu sudah selesai?"tanya Seokjin.
"Sudah"
"Yasudah, ayo pulang. Ingin makan apa malam ini?"
"Eumm, aku mau eumm ice cream!"seru Jimin riang.
"Aish, anak nakal ini. Makan yang benar! Kau butuh nasi!"omel Seokjin gemas, ia hampir saja mencubit pipi adiknya itu jika sebuah panggilan tak menghentikan aksinya.
"Park Jimin"

Jimin mendongak lalu tersenyum manis seraya melambai seadanya.

"Oooou, Jeon Jungkook"
.
.
.
"Sudah sampai mana, Jim?"tanya Hoseok, teman Jimin.
"Aku membaca sampai halaman 77"
"Eih kau ini senang sekali begadang untuk membaca buku"
"Itu yang membantu ku tidur"balas Jimin.
"Membantu tidur apanya jika kau baru terlelap pukul 3 pagi? Benar kata Seokjin eonnie"
"Memang apa kata eonnie?"tanya Jimin penasaran.
"Anak nakal"jawab Hoseok sembari menirukan suara dan gerakan Seokjin mencubit pipi Jimin gemas.

Jimin terkekeh saat melihat tingkah Hoseok perlahan senyumnya memudar saat maniknya tak sengaja menangkap sosok yang selama ini ia kagumi itu, bersama seorang gadis yang tak asing pula bagi Jimin. Lee Jieun. Gadis yang sudah bersama Jungkook selama setahun ini meskipun tanpa ikatan. Dari mana Jimin tau? Jieun sendiri yang mengatakan itu padanya saat keduanya bertemu di perpustakaan waktu itu. Entah apa yang memancing gadis Lee itu menceritakan kisahnya pada Jimin yang jelas tak dekat dengannya. Eummm pamer? Eummm meminta pendapat? Eummm meminta simpati? Atau eummm Jieun sadar jika Jimin memiliki perasaan lebih pada Jungkook dan mencoba menghentikan Jimin dengan kisah romantis Jieun dan Jungkook? Siapa yang tau?

"Ada apa, Jim?"tanya Hoseok yang menyadari perubahan raut wajah Jimin.
"Huh? Kenapa?"
"Kau yang kenapa? Tiba-tiba diam"
"Aku? Ah, hanya mencoba mengingat sesuatu"jawab Jimin.
"Sesuatu? Apa?"tanya Hoseok.
"Bagaimana bisa aku menyukai sesuatu yang jelas-jelas tidak boleh"
"Maksudmu? Apa yang kau bicarakan? Sesuatu apa?"
"Membaca buku hingga larut misalnya?"

Hoseok menjitak kepala Jimin gemas lalu mencubit pipi gembil itu.

"Berhenti menjadi Jinnie eonnie, Seokie~"rengek Jimin.
"Tidak bisa, Diminie. Kau terlalu imut"

Deg

Diminie.....

Diminie .....

Flashback on

Jimin sudah bersiap masuk ke dalam gedung SMA barunya saat sebuah tangan menepuk bahunya pelan.

"Ya?"tanya Jimin.
"Letak dasi mu tidak rapi"

Jimin menatap namja di depannya itu dengan bingung, ia menunduk dan melihat jika dasinya baik-baik saja.

"Bagian belakang"terang namja itu sembari merapikan letak dasi Jimin dari depan.

Jimin menahan nafasnya saat namja itu berada sangat dekat dengannya, posisi mereka seperti orang yang sedang berpelukan sekarang.

BTS fanfic 😍Where stories live. Discover now