Kiara bangun tidur. Semalam mereka tidur bersama dalam satu kamar. Wanita itu membuka matanya yang perih. Lalu, ia menormalkan pandangannya. Ia mengernyit saat melihat Mama dan Papanya mengenakan seragam pernikahan. Kiara tersentak.
"Mama? Kok pakai baju begitu? Kan nggak jadi menikah?"
Kalila duduk di sisi tempat tidur. Ia tersenyum penuh arti."Kastara menggantikan kalian."
"Hah? Maksudnya, Ma? Kakak sama siapa? Kok bisa?"
"Kastara dan Yuna."
"Kak Yuna?" Kiara terbelalak. Yuna adalah sahabat Kastara. Sebenarnya ini sedikit mengejutkan karena keduanya sering bertengkar."Kenapa bisa, Ma? Kakak dan Kak Yuna menikah?"
Kalila mengusap rambut Kiara."Sebenarnya ini cuma pura-pura kok, Ki. Kakak kamu bilang, ini demi mengurangi rasa malu Mama dan Papa. Orang juga tidak akan terlalu menyadari siapa pengantinnya. Kebetulan Yuna bersedia. Mereka nggak menikah, cuma menggantikan kalian di pelaminan."
"Terus gimana mereka setelah menikah ini, Ma?" Kiara justru khawatir dengan Kastara dan Yuna.
"Kamu nggak perlu pikirkan itu, Kia." Kastara muncul. Pria itu sudah mengenakan stelan jas milik Gika. Tampaknya sedikit sesak di badan Kastara.
"Kakak." Kiara bangkit dan memeluk Kakaknya itu." Kenapa Kakak lakukan ini?"
"Tidak apa-apa. Lagi pula, Yuna juga setuju. Dia ada di kamar kamu lagi dimake up."Kastara memakai jam tangannya.
"Terus keluarga Gika? Ini kan pakai dana mereka."
"Mereka sudah pasrah. Tadinya, kita menyarankan agar Gika dan Vanya saja yang menikah. Tapi, mereka tidak mau. Mereka tidak tahu bagaimana Vanya. Jadi, Kakak mengambil keputusan ini." Kastara mengedipkan sebelah matanya.
Kiara kembali duduk di tempat tidur."Iya, Kak. Nanti aku temuin Kak Yuna." Kiara harus berterima kasih pada Yuna. Karena wanita itu ikut menyelamatkan keluarganya dari rasa malu.
Kastara menyeret kursi ke hadapan Kiara. "Kamu istirahat aja di sini. Atau~kamu pergi aja liburan. Kakak bayarin tiket ke mana pun kamu mau."
"Mana mungkin aku pergi di hari pernikahan Kakakku sendiri." Kiara terkekeh dengan tatapan menggoda.
"Itu cuma pernikahan palsu. Kami tidak mengucapkan janji pernikaham, kan? Hanya bersanding di pelaminan tanpa ikatan."
"Ya menikah sajalah, Kak. Kan lumayan tanpa modal."Ucapan Kiara langsung disambut sentilan oleh Kastara.
"Aku mau ikut foto keluarga dulu, Kak. Kali aja kalian menikah beneran, kan."Kiara bangkit dengan semangat.
"Kamu nggak apa-apa, Ki?"tanya Kastara. Jujur saja, hatinya selalu terluka melihat Kiara yang terlihat baik-baik saja. Wanita itu pasti menyembunyikan banyak luka di dalam hatinya.
"Aku baik, Kak. Luka itu pasti masih basah. Tapi, bukan berarti aku nggak bisa berdiri dan tersenyum. Nanti sembuh sendiri." Kiara tersenyum."Aku mandi dulu."
Kastara menggeleng heran. Ia berharap Kiara bisa melewati semuanya dengan lapang dada.
Kastara tahu ini tidak mudah. Maka dari itu ia membelikan tiket untuk Kiara."Kakak belikan tiket, ya?"
"Loh, ke mana?" Langkah Kiara terhenti.
"Katanya kamu mau ke Makassar? Sekalian aja, mumpung kamu lagi cuti." Kastara memberi saran. Beberapa bulan lalu, mereka pernah melihat acara di televisi yang mengeksplore Kota di wilayah bagian tengah Indonesia. Kiara pernah bilang, ingin berkunjung ke sana.
"Wah, terlalu jauh. Tapi, kayaknya seru deh. Boleh, Kak." Kiara mengangguk setuju. Anggap saja ia sedang mencari tempat untuk membersihkan otaknya dari mantan calon suaminya itu.
Kastara langsung mengiyakan. Ia langsung memesan tiket keberangkatan malam ini. Semoga saja hati Kiara membaik setelah kembali dari sana.
Sementara itu, layar ponsel Kiara menyala. Pesan masuk dari Kala.
"Kiara, Selamat menempuh hidup baru. Semoga bahagia sampai ke anak cucu."
Usai mengirimkan pesan itu, Kala langsung mencabut kartu SIM-nya. Pria itu mematahkannya dengan kesal, lalu membuangnya ke tempat sampah.
"Pak, semua udah nunggu di ruang meeting." Jonas, asisten pribadi Kala memanggil.
Kala menoleh kesal. Ia menarik napas panjang sebelum bangkit."Apa meetingnya tidak bisa ditunda?"
"Bapak sudah menundanya dua kali. Kita harus meeting sekarang, Pak." Jonas berkata dengan sabar. Jonas adalah orang yang paling tahu kenapa mood Kala bisa seburuk itu. Tapi, ia tidak tahu harus bersikap bagaimana. Tidak ada yang bisa mereka lakukan selain mengucapkan sabar.
Kala keluar dari ruangannya dengan wajah datar. Jonas pun mengikuti Bosnya itu sambil tergopoh-gopoh.
❣❣❣

YOU ARE READING
Save the Date
RomanceWarning 21+ Kiara memergoki Gika, Calon suaminya selingkuh dengan sahabatnya, Vanya. Bukannya langsung marah-marah, Kiara justru mengumpulkan bukti perselingkuhan mereka. Lalu, di malam pernikahan, Kiara membeberkan bukti dalam bentuk video dan foto...