Kia~

9K 847 35
                                        

Pukul enam, Kala dan Kiara kembali ke villa. Mereka berniat mandi, lalu bersiap-siap berpetualangan. Kiara membuka koper dan mengambil pakaiannya. Itu juga yang dilakukan oleh Kala.

"Kamu duluan atau aku, Kal?"tanya Kiara.

"Ya bersama saja." Kala menarik Kiara masuk ke dalam toilet. Ia meletakkan pakaian Kiara ke atas tempat tidur.

"Maksudnya kita mandi berdua?" Kiara terlihat syok. Kala sudah langsung membuka pakaiannya.

"Iya."

Kiara melepaskan pakaiannya. Lalu, mengguyur tubuhnya dengan air hangat dari shower. Ia merasakan punggungnya diusap lembut. Kala yang membawa alat mandi sendiri itu, tengah mengusap punggungnya dengan buih sabun.
Kiara tersenyum tipis dan membiarkan Kala melakukan itu.

Tangan Kala kini bergerak mengusap bagian paha hingga ke kaki. Lalu, kembali mengusap bagian punggung. Kala mengecup pundak kekasihnya dengan lembut.
Kiara membalikkan tubuhnya berhadapan dengan Kala. Lalu, Kala mengusap tubuhnya bagian depan. Kala melakukan gerakan memutar pada bagian dada. Ia melakukannya berulang kali hingga gairah itu kembali mendera. Kala membilas bagian dada Kiara,mematikan shower,  lalu sedikit menunduk untuk mengecup puncak dadanya.

Kaki Kiara menjadi tidak seimbang saat Kala melakukan gigitan kecil di puncak dadanya. Miliknya kembali berdenyut. Rekaman adegan semalam kini berputar di otaknya. Milik Kala yang menembus daging lembutnya masih bisa ia rasakan.

"Kal~Kala,"ucap Kiara tercekat.

Gerakan Kala terhenti. Pria itu kembali berdiri tegak di hadapan Kiara."Ada apa, sayang?"

Kiara tertegun mendengar panggilan yang begitu mesra. Suara itu benar-benar meluluh lantakkan hatinya. Akankah ia jatuh cinta secepat itu pada Kala. Kiara menatap Kala begitu dalam, kemudian menggeleng."Tidak ada. Lanjutkanlah."

"Apa kamu tidak menginginkannya? Aku bisa berhenti."

"Ah, nggak. Lakukanlah." Kiara mengambil sponge dari tangan Kala."Aku bersihkan badan kamu, ya." Kiara mengusap dada Kala dengan gemetar, terlebih Kala terus menatapnya. Kala memegang tangannya, lalu melumat bibirnya dengan lembut.

Tubuh mereka menyatu, bergesekan dengan licin karena tubuh mereka belum dibilas air. Kala terus melumat Kiara, seakan tidak ada hari esok dan seterusnya. Kala mengangkat satu paha Kiara, kemudian menghunjamkan miliknya. Tubuh Kiara merapat ke dinding, Kala menghunjam dalam posisi seperti itu.

Kala melepaskan ciumannya, kemudian menyalakan air tepat di atas mereka. Kala membalikkan badan Kiara. Wanita itu harus bertumpu di dinding membelakangi Kala. Ia meringis saat Kala menghunjamnya dari belakang. Terasa begitu sakit. Suara desahan mereka menggema di dalam ruangan kecil itu.
Suara gemercik air menyatu dengan suara kulit yang bertemu dengan hentakan keras. Itu akan menjadi nada atau musik dalam kenangan Kala saat Kiara sudah pulang nanti.

"Aku cinta kamu, Kia~" Kalimat itu diucapkan Kala berkali-kali seiring dengan hentakan pinggul Kala.  Lalu, entah berapa kali pula Kala memanggil namanya dengan penuh cinta.

Kia merasakan pahanya disembur cairan hangat.
Bercinta di pagi hari itu, katanya memang menyenangkan. Dan itu Kiara rasakan sekarang.
Keduanya segera menuntaskan mandi pagi. Lalu, mengunjungi beberapa tempat yang dijanjikan oleh Kala. Malino higland dan Hutan Pinus. Kala menyempatkan mengajak Kiara ke Titik nol dan juga jembatan kaca.

Seharian berkeliling membuat Kala dan Kiara kelelahan. Kala ingin tidur, tapi, harus menyetir dan kembali ke Makassar.  Sudah pukul dua dini hari. Kiara sudah tertidur pulas. Kala memindahkan Kiara ke bangku belakang. Setelah itu, ia memberi kode pada orang suruhan sang Mama agar mendekat.

Pria berbadan besar dan mengenakan baju hitam turun dari mobil."Iya, Pak, ada yang bisa saya bantu?"

"Tolong sopirin, ya, saya ngantuk. Kita kembali ke Makassar."

Orang tersebut mengangguk dengan hormat."Baik, Pak. Silakan~"

Kala duduk di sebelah Kiara, kemudian merengkuh tubuh wanita itu. Mobil pun melaju meninggalkan wilayah bersuhu dingin itu. Kala memandang ke arah luar, senyumnya mengembang mengingat rentetan kejadian hari ini.
Kala menatap kekasihnya, merapikan rambut, kemudian menyelimuti Kiara dengan jaketnya. Matanya ikut terpejam perlahan. Selamat tidur hati yang lelah. Semoga besok, hatimu berangsur membaik dan segera meraih bahagia

❣❣❣

Save the Date Where stories live. Discover now