🍇
Pukul dua dini hari, Kiara terbangun. Setelah bercinta dan menangis ia ketiduran. Begitu juga dengan Kala. Kiara melihat Kala di sebelahnya. Tangan kekar pria itu tengah merengkuh tubuh rapuhnya. Kiara menggeser tangan Kala perlahan. Kemudian turun dari tempat tidur untuk ke toilet. Setelah itu, ia mengintip ke luar jendela. Tampaknya di luar sedang sangat dingin. Kiara memakai bajunya. Tak lupa memakai outer Kala.
Baru saja ia akan keluar, Ponselnya berbunyi. Nama Gika ada di sana. Kiara memang tidak menghapus kontak mantan kekasihnya itu. Ia hanya mengganti namanya saja. Gika , Manager GA.
Kala terbangun karena bunyi handphone Kiara. Pria itu mengerjap."Ada yang telepon kamu?"
"Mantan pacar. Abaikan saja." Kiara menyalakan mode diam. Lalu berjalan ke pintu.
"Kamu mau ke mana?"
"Menikmati udara dingin."
Kala mengenakan pakaiannya, lalu menyusul Kiara."Kita melewatkan makan malam.""Aku sudah mendapatkan makan malamku."m sebuah sosis besar dengan mayonaise di atasnya." Kiara tersenyum penuh arti. Tatapannya lurus ke arah pepohonan tinggi serta kabut yang menutupi pegunungan.
"Terima kasih sudah melewati malam pertamamu denganku." Kala berkata dengan parau. Sebenarnya ia tidak menyangka akan melakukannya dengan Kiara. Itu seperti mimpi. Tapi, itu benar-benar terjadi. Kala bahagia.
Kiara menoleh."Kenapa berkata seperti itu?"
"Karena jika kamu jadi menikah dengannya. Kamu akan melewati malam pertama dengannya. Ah, sudah, aku tak sanggup membayangkan. Yang terpenting kamu bersamaku sekarang." Jika diingat-ingat, Kala merasa kesal. Cemburunya luar biasa saat itu. Saat Kiara membicarakan pernikahannya.
Kiara tidak menyesali apa yang sudah terjadi semalam. Ia menikmatinya. Kala juga pintar membuatnya merasa aman dan nyaman di atas ranjang. Meskipun ini bukanlah perbuatan yang baik, Kiara tetap tidak akan menyesalinya."Itu~yang pertama untukku."
"A-aku tahu." Kala terlihat merona. Ia sempat kaget. Tapi, Kiara tidak melarang atau menolak. Hingga Kala melanjutkannya.
"Aku tidak akan menyesalinya. Jangan khawatir." Kiara tertawa sambil menepuk lengan Kala.
"So, setelah kamu pulang~kita akan tetap berkomunikasi, kan?" Kala takut setelah pulang, Kiara justru kembali terjebak dalam masa lalu.
Ia yang ada di tempat jauh, hanya bisa memikirkan Kiara."Apa kamu mau begitu?"
Kala mengangguk kuat."Ya, tentu saja. Aku ingin hubungan ini terus berlanjut. Sampai kita menikah, punya anak, sampai kita menua dan jadi debu."
"Aku tidak tahu harus bagaimana,Kal. Bukankah jika aku menerimamu sekarang, itu sama seperti pelampiasan?"
Kala tidak tahu seberapa besar cinta Kiara pada Gika. Tapi, mungkin tidak sebesar dirinya mencintai Kiara. "Tidak. Tergantung hati kamu, Ki. Menerima hati yang baru, bisa saja membuat kamu melupakan rasa sakit."
"Memangnya kamu tidak keberatan? Berhubungan dengan wanita yang masih terluka karena gagal menikah." Rasanya Kiara tidak yakin. Pria mana yang menginginkan hal seperti itu. Pria selalu egois dalam sebuah hubungan. Ingin mendapatkan yang terbaik. Padahal, mereka juga belum tentu adalah yang terbaik.
"Entah kenapa aku sangat yakin, kamu bisa melupakannya dengan cepat. Secara logika, kamu nggak boleh terlalu memikirkan masalah itu. Apa lagi, kamu dikhianati." Kala berdiri di belakang Kiara, memeluknya dari belakang.
"Apakah kamu siap menjalani hubungan jarak jauh? Ah, tidak. Kita tidak bisa memiliki hubungan secepat ini." Kiara menggeleng kuat.
Jika ada yang tahu, bisa-bisa ia yang dituduh selingkuh. Padahal Gika yang membuat semua ini terjadi."Kamu tidak perlu memberi tahu siapa pun. Nanti, saat kamu sudah siap, beri tahu pada keluargamu. Lalu, kita menikah,"ucap Kala penuh harap."Meskipun jarak kita jauh, aku akan sering mengunjungimu."
Kiara membalikkan tubuhnya,menatap Kala dengan nanar. Kala tersenyum dan meraih kedua tangan wanita itu."Aku tahu, kamu juga merasa nyaman denganku. Aku mengerti, kamu belum siap. Kamu hanya cukup membuka pintu hati kamu untukku. Biar aku yang berusaha, agar aku menjadi pengisi hati yang baik dan juga membahagiakan."
Kiara menarik napas panjang. Ia memang sangat nyaman dengan Kala. Ia juga tidak tahu apakah dengan bersama Kala, luka hatinya perlahan akan sembuh. Tapi, Kiara akan merasa bersalah, karena menggunakan Kala menjadi penyembuh luka. Padahal, bukan Kala yang melakukannya.
Bersama Kala ia bisa tertawa.Kiara mengalungkan keduan tangannya di leher Kala. Ia berjinjit untuk bisa mengecup bibir lelaki itu. Dikhianati membuatnya berani bertindak duluan."Aku akan berusaha, menyukaimu. Aku tidak akan mengabaikan pesan atau teleponmu nanti."
Kala tersenyum haru."Aku akan berusaha membuat hubungan ini baik. Terima kasih memberikanku kesempatan."
Kiara bersandar di dada Kala. Biarlah hubungan ini dirahasiakan sementara. Ia harus membahagiakan dirinya sendiri. Orang seperti Gika dan Vanya, tidak pantas mengotori pikirannya, apa lagi membuatnya terus-terusan menangis.
"Hari ini kita jalan seharian, ya. Setelah itu kita kembali ke Makassar,"kata Kala.
"Kenapa kembali? Aku belum pulang besok." Kening Kiara berkerut.
"Oh, Mama mau bertemu denganmu. Semalam, sewaktu kamu tidur, Mama telepon aku." Kala juga tidak tahu kenapa Mamanya ingin bertemu Kiara. Mungkin hanya sekadar ingin bertemu. Memang, siapa pun teman Kala yang datang dari luar kota atau luar negeri, entah laki-laki atau perempuan, Mamanya itu tetap mengundangnya ke rumah. Biasanya akan dijamu makan dan diberi hadiah.
"Kamu sudah bilang kalau aku ini pacar kamu?" Kiara terbelalak.
"Nggak. Mama memang begitu. Kalau tahu ada temanku dari jauh datang, harus main ke rumah." Kala berusaha menenangkan. Ia takut Kiara menghindar karena merasa tidak nyaman.
"Oh~oke."
"Makin dingin, aku juga lapar, nih. Cari makan di depan sana yuk?"ajak Kala.
Kiara mengangguk setuju. Saat dingin begini, enaknya makan yang berkuah dan panas. Lalu ditemani dengan minuman hangat. Obrolan menjelang pagi menjadi lebih menyenangkan dan ringan. Kala sudah menggenggam hati Kiara. Ia tak akan melepasnya sedikit pun.
❣❣❣

YOU ARE READING
Save the Date
RomanceWarning 21+ Kiara memergoki Gika, Calon suaminya selingkuh dengan sahabatnya, Vanya. Bukannya langsung marah-marah, Kiara justru mengumpulkan bukti perselingkuhan mereka. Lalu, di malam pernikahan, Kiara membeberkan bukti dalam bentuk video dan foto...