Nata-da || perkenalan

103K 2.5K 77
                                    

Vote sebelum membaca dan koment setelahnya.
Happy reading semuah..

********************************

Semalam suntuk pria itu menggerayangi tubuh mangsanya hingga dini hari. Rasa nikmat membuatnya ingin dan selalu ingin menjamah tubuh itu hingga menjadi candu memabukan. Tidak ada kata lelah yang ada hanya nikmat.

Gadis itu menyerah setelah dua ronde melayani nafsu gilanya. Dia tidur atau bahkan pingsan saat ronde ketiga akan mulai. Tubuhnya remuk meski dia hanya diam menerima, kedua kakinya terasa segal untuk digerakan.

sang pria tetap on meski telah melakukannya berkali-kali. Sungguh gila tubuh pria itu, dia bisa tetap semangat meski telah memasuki babak terakhir, ya terakhir bagi si gadis.

Saat pagi menjelang sinar mentari masuk melalui celah ventilasi mengibaskan kecantikan alaminya. Anginpun tak mau kalah, dia juga meniupkan kedamaian bersama sinar pagi yang menyapa.

Gadis itu menggelinjang, matanya terbuka lebar karena efek pantulan cahaya. Pria yang semalam membuatnya remuk tak bertulang sudah tidak ada di ranjang kemungkinan dia pergi meninggalkan gadisnya setelah persetubuhan semalam.

"Aauhhh,"

Satu erangan lolos saat gadis itu membenarkan posisi. Dia ingin duduk tapi tidak bisa, bokongnya terlalu sakit apalagi selakangannya. Semua tulang pada tubuh terasa hilang tersisa hanya daging dan persendian.

Dia menangis meratapi nasibnya yang pilu. Sekarang tidak ada lagi tameng yang dibanggakan. Sesuatu itu telah hilang direnggut paksa oleh pria yang tidak dikenal.

Knop pintu tiba-tiba terbuka dari dalam, disana muncul seorang pria telanjang dada hanya melilitkan handuk itu sebatas pinggang hingga mata kaki. Rambutnya basah juga bau lavender menyeruak masuk ke dalam indera penciuman menandakan pria itu selesai mandi.

"Morning sayang," dia mendekat dan si gadis langsung menutup setengah tubuh polos hingga sebatas leher.

Gadis itu memberingsut takut, dia memasang alarm berbahaya jika ada serangan tiba-tiba.

"Aku berniat membangunkanmu jika kau belum juga bangun sayang." pria itu duduk di atas ranjang untuk mengikis jarak diantara mereka.

"Karena kau sudah bangun jadi lebih baik kita lanjutkan yang semalam."

"Tidak! Aku lelah!"

Gadis itu langsung menolak dan berniat menuruni ranjang, sayangnya selimut itu langsung disibak kasar.

Sang pria meloloskan handuk yang memamerkan sesuatu mengembang ditengahnya.

"Kau tidak bisa menolak!"

Pria itu langsung menarik lengan si gadis dan berakhir di atas dada bidangnya. Posisi mereka saat ini membentuk enam sembilan sehingga sang wanita sangat sulit bergerak saat si pria telah membuka lebar kedua pahanya.

"Aahhh... Itu sa-kit."

Gadis itu menjerit saat lidah dan gigi sang pria menyentuh sesuatu dalam organ pribadinya.

Bunyi khas decapan sapuan lidah dalam titik sensitifnya kembali menggema disana, mencecap, menjilat menikmatinya bagai es krim.

"Buka mulutmu sayang, nikmati yang ada di depanmu."

Suara itu seperti tercekak diantara dua paha, pria itu kembali menikmati sesuatu yang memabukan dibawah sana.

"Le... Aaahhhhh...."

Gadis itu bisa apa saat lidah sang pria telah menari bebas diatas permukaan sensitif wanita. Dia mengerang menahan sesuatu yang akan datang. Lenguhan panjang mewakilinya,

NATA-DA (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang