Nata-da || thirty nine

24.6K 1K 31
                                    

Vote sebelum membaca dan komen setelahnya.
Happy reading semua...

***********************************

"Hamil?"

Nata mengangguk semangat, memberikan senyum bahagianya namun raut wajah sang suami berbanding terbalik dengan ekspetasinya. Raut wajah tampan itu sangat datar bahkan cenderung tidak suka.

"Anak yang ada dalam kandunganku adalah hasil kerjaan mu setiap malam."

James menyunggingkan bibir, menaruh kembali alat kehamilan itu kedalam kotak.

"Kita bicarakan ini nanti, lebih baik sekarang kita rayakan keberhasilanmu."

Nata tampak kesal karena suami nya tidak menunjukan respon bahagia.

"Aku sudah tidak mood! Kita pulang sekarang!" Nata langsung berdiri dari duduknya, tiba-tiba James mencegah langkahnya.

"Jangan bertingkah seperti anak kecil, duduk dan hargai pengorbananku."

"Hargai? Kamu saja tidak menghargai anak dalam kandunganku! Jangan berbicara seolah aku tidak bisa menghargai usahamu!"

Nata berusaha melepas cengkraman James pada tangannya, namun sia-sia karena James semakin mempererat pegangan.

"Aku bilang duduk," James mengeratkan rahang berbicara lirih tetapi dengan intonasi tegas.

"Aku mau pulang!"

Nata berhasil melepas cengkraman setelah menginjak sepatu James.

"Shit!" James mengerang kesakitan lalu memijat pangkal hidungnya.

Sedang Nata berlari kecil menuju pintu keluar meninggalkan James yang masih tetap duduk.

"Dasar suami tidak peka! Seharusnya dia lari buat nenangin aku malah duduk!"

Nata tampak mengomel dengan menghapus air mata yang sebentar lagi akan jatuh. Berulang kali Nata mencoba menoleh kebelakang berharap James akan mengejarnya. Sia-sia saja karena James tidak terlihat tengah berlari mencegah kepergiannya dari tempat makan.

Nata sempat dibuat bingung setelah tiba di lobi hotel, ia tidak tahu dimana James memarkirkan mobilnya. Sejak menginjakan kaki di atas marmer hitam ini, James membiarkan mobil mewahnya berada di halaman utama.

Sayangnya disana kosong tidak ada satu mobil pun yang terparkir. Nata menggaruk kepalanya menoleh kanan kiri seperti orang kebingungan.

"Tuhan, sial banget hidupku!"

Tiba-tiba mobil sport hitam berhenti di depannya, si pengendara lalu turun. Nata hanya menatap pria tersebut dengan menyunggingkan bibir.

"Masuk! Kita pulang sekarang."

James masih bersabar dengan intonasi suara yang lembut, menuntun tangan istrinya memasuki mobil.

"Ngga usah pegang-pegang! Aku bisa jalan sendiri!"

James menaikan kedua alisnya, memutar bola matanya dengan tajam.

"Sabar James, istrimu sedang tidak stabil." lirihnya.

James segera berlari kecil menuju jok kemudi, menginjak pedal gas dengan cepat berbaur dengan kendaraan lain.

Sepanjang jalan, tidak ada obrolan apa pun yang keluar dari mulut keduanya. Mereka sama-sama bungkam, sesekali James memperhatikan wajah murung sang istri yang fokus ke gedung-gedung bertingkat seolah jalanan adalah pemandangan paling indah dibanding pria tampan di sampingnya.

Beberapa menit menempuh perjalanan, mobil hitam itu tiba dihalaman utama rumah. James keluar lebih dulu membukakan pintu untuk sang istri. Sialnya Nata lebih dulu turun sebelum James membukakan pintu.

NATA-DA (END) Where stories live. Discover now