Nata-da || twenty two

25.3K 1K 20
                                    

Vote sebelum membaca dan komen setelahnya.
Happy reading semua...

**********************************

Agas melenguh kesamping berniat untuk memeluk wanita yang semalam telah memberikan kenikmatan. Tangannya mulai beraba sisi sofa namun sayang disana hanya terisi oleh bantal. Kedua mata yang tadi enggan terbuka kini telah melebar sempurna.

Nata sudah tidak ada disana, tempatnya kosong dan ponsel yang semalam tergeletak diatas meja sudah tidak ada. Agas meraih boxer lalu berjalan ke arah toilet.

"Nata," toilet pun kosong, tidak ada siapapun disana hanya ada suara gemercik air.

Langkah kakinya mulai mencari kesetiap sudut ruang, hasilnya pun nihil. Kemungkinan Nata sudah pergi sebelum Agas terbangun. Pria itu meraih ponsel untuk menghubunginya namun sayang suara operator yang menjadi satu-satunya penjawab setia.

Agas mengacak rambut dengan pelan, mengetik sesuatu pada layar lalu mengirimkan pesan.

Apa kamu sudah kembali? Hubungi aku jika sudah sampai.

Pesan telah terkirim, hanya ada satu tanda yang mengartikan ponsel Nata benar-benar tidak aktif. Setelahnya Agas berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuh dari sisa semalam.

***

Nata kembali pukul tiga dini hari disaat Agas masih terlelap dalam tidurnya. Ia memungut pakaian lalu memakainya kembali dengan penyesalan mendalam. Seharusnya Nata tidak menemui Agas, tidak mengantarnya sampai apartemen sehingga kejadian terkutuk ini tidak terjadi.

Dibawah kucuran shower Nata menangis meratapi nasibnya. Sungguh hal bodoh yang pernah Nata lakukan selama hidup, fikiran dan hati berjalan tidak seimbang hingga setan dapat leluasa menguasai nafsu.

Saat Agas mulai mencium bibirnya, bayangan Nata hanya tertuju pada James. Nata mengira jika yang ada di depannya saat ini adalah James maka saat Agas mulai memperdalam ciuman, Nata bergerak aktif mengimbangi permaianan.

Sungguh benar-benar kejadian semalam adalah kesalahan besar bagi Nata. Tubuhnya sudah tidak suci lagi karena dua pria telah berhasil masuk kedalam organ yang seharusnya ia jaga untuk suaminya kelak.

Nata terus menangis mengacak rambutnya dengan kasar. Sisa percintaan bersama James saja masih membekas di tubuh dan kini di timpal dengan milik Agas. Sungguh Nata merasa menjadi jalang tanpa bayaran.

Nata duduk memeluk kedua kaki, air masih mengalir membasahi tubuh. Gemercik air akan menjadi hal yang menenangkan disaat hati dan fikirannya kacau. Hanya dibawah kucuran air lah Nata dapat menangis sejadinya, tidak akan ada yang mengerti bagaimana perasaannya saat ini.

Beberapa menit kemudian..

Nata keluar kamar mandi dengan kimono milik Flora, rambut basahnya ia gulung menggunakan handuk berjalan menuju meja rias. Dalam pantulan cermin Nata menatap tanda merah yang Agas berikan semalam, mengusapnya kasar dengan sebuah air mata.

Nata ingin menghapusnya karena bayang-bayang percintaan dengan Agas membuatnya teringat James. Tangannya meraih laci mencari sesuatu yang dapat menyamarkan tanda tersebut. Akhirnya Nata menemukan foundation kuning langsat, mengusapkannya hingga ketebalan satu inci.

Samar-samar warna merah itu mulai memudar tertutup padatnya foundation. Nata bisa bernafas lega, ia kemudian merapikan rambut mencari pakaian milik Flora.

Dalam beberapa menit Nata keluar kamar menemui Guma yang tadi masih tidur pulas. Balita itu tengah mengucek mata dengan kepala bersandar pada kepala ranjang.

"Guma, sudah bangun kamu? Sini sama kakak." Nata langsung meraih Guma dalam pelukan.

Rasa bersalahnya sangat besar pada balita dua tahun itu mengingat semalam Guma hanya seorang diri berada di dalam rumah, tidak ada satu orang pun yang menjaganya dari kejahatan atau apa pun. Seandainya saja semalam terjadi hal yang mengerikan, Nata sudah pasti menjadi orang pertama yang akan menyesal.

NATA-DA (END) Where stories live. Discover now